Typo bertebaran
Don't forget to vote and follow me
"Syok berat cukup mengacaukan semuanya Jim" ucap Suho sambil menepuk pundak Jimin, berhasil membuat Jimin menahan nafas."Tapi semuanya sudah terkendali, biarkan dia tenang dulu. Untuk saat ini jangan temui Yoora terlebih dahulu, karna bila melihat mu maka gadis itu akan kembali meracau" Jimin hanya bisa menghela nafas, sedikit merasa lega setelah mendengar itu.
Walau jujur ia sangat ingin berada disamping Yoora saat ini. Tapi semuanya tidak memungkinkan.
"Lalu bagaimana dengan bayinya?"
"Untuk saat ini semua masih bisa terkendali. Tapi jika ada hal buruk yang terjadi kembali, itu terlalu beresiko" lagi, pria itu menegang setelah mendengar itu. Jimin menatap dalam kearah Yoora yang masih memejamkan mata.
Perasaan bersalah itu semakin mengcokol didalam hatinya.
Ia tahu sudah sangat membuat gadis itu bersedih. Dan juga untuk bayi diperut Yoora harus merasakan kekacauan ini.Kumohon bertahanlah lirihnya penuh harap dalam hati.
"Kuserahkan semuanya padamu Suho"
"Tenang Jim, gadis itu akan segera membaik. Aku sudah menduga semua ini akan terjadi sebenarnya, apalagi hari spesial itu akan terjadi 2 hari lagi" Jimin dapat rasakan nada jengkel dalam ucapan Suho. Apalagi pria itu sudah tau semuanya dan sangat menentang keputusan Jimin untuk terus mempertahankan perjodohan gila ini.
"Kau tahu sudah seberapa banyak Yoora menderita bukan. Kau adalah cahaya bagi kehidupannya—"
"Aku tahu. Itu sebabnya aku berada disini, meninggalkan adikku sendiri. Bahkan mungkin dia juga sama menderita nya"
"Cih..." Suho mendecih malas mendengar itu, tatapannya merendah dan menusuk tepat kemata Jimin.
"Kau sendiri sudah tahu apa akibat dari semua ini. Kalian semuanya hanya akan hancur. Dan Yoora adalah orang yang paling sakit asal kau tahu" setelah mengatakan kalimat menohok tersebut, Suho langsung segera meninggalkan Jimin.
Jimin hanya kembali bisa menarik nafas dalam tak mampu bergeming. Lagi, ditatapnya sang kekasih dengan sendu. Dia sungguh minta maaf jika saat ini sudah sangat egois. Jimin juga memaklumi sikap ketus Suho, secara dia adalah orang yang sudah membantu Yoora sejak awal. Pria itu pasti ada dipihak gadis itu.
Suho tahu bagaimana lika liku keduanya. Tapi, sampai kapanpun Jimin akan terus berpegang teguh pada pegangan nya. Bagi Jimin, keluarganya masihlah menjadi prioritas pertama.
.
.
.Jimin kembali kerumah saat hari sudah hampir pagi. Dengan lesu pria itu menaiki tangga. Langkahnya terhenti tepat didepan pintu bercat merah muda.
Lagi, ia merasa bersalah pada Aera karena sudah meninggalkan gadis itu sendiri. Tanpa menjelaskan apapun, pastilah gadis itu juga sama syoknya.
Perlahan tangan Jimin terulur menyentuh gagang pintu, dalam hati masih ragu akan perbuatannya. Takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
|What Is Love?|✅
FanfictionAera mencintai Jimin, teramat sangat hingga hampir membuat nya gila. Tapi sialnya Jimin tak pernah memandangnya sebagai seorang wanita. Dimata pria itu ia hanyalah adik kecil kesayangannya. Aera tak tahu harus berbuat bagaimana lagi, bahkan setelah...