01

24.5K 1.2K 57
                                    

Lisa pov

Hari Minggu kayak gini tuh enaknya tidur aja, sampai siang. kalau bisa sampai malem lagi. Oh ya ngomong-ngomong kita kenalan dulu lah, nama gue Lee Lalisa manoban anak tunggal kaya raya dari pasangan papa Lee Min-ho manoban dan mama park Sandara atau sekarang udah jadi Sandara manoban,  papa itu blasteran korea- Thai makanya dinamanya ada dua marga. Sudahlah lupakan itu, jadi  niatnya tuh emang mau bangun siang, tapi apalah daya di bangunkan oleh perut lapar, jadi mau gak mau harus bangun. Semoga aja di dapur masih ada makanan, ya seenggaknya ada mie lah buat ganjel nih perut. Btw gue tuh tinggal di apartemen soalnya papa sama Mama lagi keluar negeri biasalah urusan pekerjaan, kalau mereka dah balik baru gue juga ikutan balik ke masion.

Lisa pov end

Author POV

Setelah beres-beres kamar, Lisa bergegas menuju dapur untuk membuat sarapan, meskipun nantinya hanya ada mie,  setidaknya perut dia tidak kelaparan. Saat akan menuju dapur, Lisa seperti mendengar suara tangisan bayi yang sepertinya tepat di depan pintu apartemennya.

Oek oek oek oek.....

" Lah kayak suara bayi, bener gak sih?" Lisa bingung sendiri, perasaan gak ada yang melahirkan atau yang punya bayi di dekat unit apartemen itu, lagi pula Lisa berada di lantai paling atas yang hanya ada 3 unit.

" Perasaan gue aja kali ya?" Tapi bukannya berhenti suara tangisan itu semakin kencang.

Oek oek oek oek oek......

"Lah lah kok makin kenceng sih, jangan-jangan emang ada bayi lagi, coba gue cek daripada menduga-duga" Lisa pun memutuskan untuk menuju ke arah pintu apartemennya siapa tahu emang bener ada bayi. Setelah pintu terbuka Lisa malah celingukan, bukannya berusaha nyari malah mondar mandir gak jelas.

" Nih bayi suaranya doang wujudnya kagak ada" tak lama dari itu suara tangisan bayi pun terdengar lagi.

" Nah ada lagi, eh apaan tuh...." Lisa melihat ke arah kardus yang berukuran cukup besar, karena penasaran

Duk

Lisa menendang kardus tersebut dan

Oek oek oek oek oek.....

" Lah anjir kayak di sinatren, eh maksudnya sinetron ada yang buang bayi, mana di depan apartemen gue lagi" Lisa membuka kardus tersebut dan tara.....

Kardus itu berisi bayi mungil perempuan yang sangat kiyowo dan kayaknya baru aja di lahirin soalnya tuh bayi masih merah.

" Ya ampun kiyowo sekali epribadihhh, anak siapa nih" Lisa mencoba menggendongnya dan bayi itu nampak nyaman berada di dalam gendongannya.

" apa gue bawa aja ya ke RS urusan kedepannya nanti aja lah" Lisa pun bergegas menuju parkiran apartemennya dimana mobilnya berada, melupakan perut laparnya dan tujuannya untuk membuat mie, yang pasti sekarang adalah keselamatan bayi yang ada di gendongannya.




Di sisi lain terdapat dua laki-laki yang sedang berbincang entah apa yang mereka bicarakan

" gimana nasib tuh cewek?" Ucap salah satunya yang kerap kali di panggil Mino kepada temannya yang tak lain Kim Jong-in atau kai

" gak tahu dan gak mau tahu yang jelas tuh cewek ada di RS" jawabnya acuh

" Gila Lo, terus tuh bayi Lo kemanain bego?" Mino

" Gue buang di depan apartemen lebih tepatnya dideket unit gue" kai

" Gak nyangka gue, ternyata Lo bisa juga nidurin tuh cewek sampai hamil lagi, terus rencana Lo sekarang apa?" Mino

" Gue bakal ninggalin dia dan hidup bahagia diluar negeri, ngabisin duit yang gue punya dan bebas nidurin cewek manapun disana hahahah" kai tertawa seperti orang gila bahkan Mino saja bergidik ngeri

" Awas aja Lo kena karma, apalagi dia anak tunggal dari orang terpandang di negara ini" Mino, kai tidak menanggapi ucapan Mino, dia kembali asik meminum alkohol yang sedari tadi menemani obrolan mereka.


Sedangkan di salah satu rumah sakit, lebih tepatnya di ruang rawat no.106 terdapat seorang wanita yang sedang duduk termenung menatap kosong ke arah jendela ruang rawatnya, setetes air mata perlahan jatuh membasahi pipinya, mata yang memerah karena sedari tadi tak berhenti menangis, sampai pintu ruang rawatnya terbuka yang mana membuatnya tersadar. Masuklah sahabatnya yang selama ini selalu menemaninya dan dua orang paruh baya yang tak lain adalah orangtuanya. Tubuhnya menegang bahkan dia hampir saja lupa bernapas saking kagetnya. Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya bergegas memeluknya sambil terisak membuatnya kembali menangis.

" Sayang apa ada yang sakit humm, beritahu eomma nak?" Ucapnya tapi malah mendapatkan gelengan dari anaknya, sedangkan pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya, hanya diam mematung dengan tangan yang terkepal kuat, dia tidak marah pada putrinya, tapi dia marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga putrinya dan juga marah pada pria brengsek yang sudah berani menodai putrinya.

" dimana cucu eomma nak" bukannya menjawab, Jennie justru semakin terisak dipelukan eommanya, membuat sang eomma khawatir. Ya dia adalah Jennie Kim anak tunggal dari pasangan Kim yonha dan Kim Yoona. Jennie merupakan seorang model, aktris yang sangat cantik dan multitalenta tapi sayang nasibnya kurang baik, dia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari kekasihnya, ah ralat mungkin sekarang menjadi mantan kekasihnya. Yonha berjalan menuju ranjang anaknya memeluk putri tunggalnya yang masih memeluk Yoona.

" d dia membuang anak Jennie eo eomma hiks hiks..." Jennie menangis terisak dipelukan eommanya, membuat siapa saja yang mendengarnya ikut menangis. Ibu mana yang rela dipisahkan dengan anaknya, ya walaupun anak hasil dari kesalahannya sendiri.

" di dia bilang Jennie tidak perlu mencarinya karena dia sudah membuangnya hiks hiks eomma, appa bantu temukan anakku" tuan Kim hanya mengangguk dan kembali ikut menenangkan anaknya, mengelus lembut punggung bergetar Jennie

" Sudah, appa janji akan menemukannya" Jennie mendongak kembali memeluk appanya.


" Bagaimana keadaannya paman?" Lisa menanyakan kondisi bayi yang ditemukannya

" Kondisinya cukup baik meskipun dia baru lahir tapi daya tahan tubuhnya cukup kuat" ucap dokter yang tak lain adalah pamannya, Lee Junho

" apa dia akan baik-baik saja paman, banyak sekali kabel yang terpasang ditubuhnya" Lisa melihat tubuh mungil bayinya yang terpasang banyak alat medis dan kabel yang dia juga tidak tahu apa fungsinya

" Tenanglah dia hanya perlu istirahat dan kehangatan, ngomong-ngomong darimana kau menemukan bayi itu lisaya?" Dokter Lee

" Di depan apartemenku, entah bagaimana ceritanya, yang jelas saat aku akan membuat sarapan aku mendengar suara tangisan bayi, dan ternyata tangisan bayi itu, yang diletakkan di dalam kardus" jelas Lisa.
Dokter Lee kaget, kenapa ada orang yang tega membuang bayi tidak berdosa itu pikirnya.

" Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Dokter Lee

" Maksud?" Lisa

" Hais kau ini, bayi itu jika sudah keluar dari RS ini, akan kau kemanakan?" Dokter Lee

" Mungkin akan aku adopsi, lagipula aku suka anak kecil dan aku juga tidak berniat untuk menikah, so aku pikir dengan adanya dia hidupku akan lebih berwarna" ucap Lisa santai, dokter Lee hanya menganga mendengar ucapan keponakannya itu.

" Terserah mu sajalah yang jelas minta ijin dulu papa dan mama mu jangan sampai mereka tidak tahu" dokter Lee

" Tentu" Lisa.
Dokter Lee pamit untuk memeriksa pasien lainnya, sedangkan Lisa masih fokus memperhatikan bayi itu dari kaca pembatas antara dia dan bayinya.

aku akan menjagamu sampai nanti kau menemukan kedua orangtuamu batin Lisa sambil terus melihat ke arah bayi yang sedang terlelap.

Ok guys segitu dulu ya
See you next time bye bye

Jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye bye bye votmen semoga kalian gak bosen

my DaddaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang