Part 33.
Udah lama nih, apa kabar semua??
Tiba-tiba udah ganti tahun aja, dan aku baru update sekarang ٩(๑꒦ິȏ꒦ິ๑)۶
Asal kalian tau! Aku yang awal nulis ini masih kelas sepuluh dan sekarang aku sudah jadi camaba ಥ_ಥ
Oke tanpa banyak basa-basi,
MARI KITA MULAIII!
💢
|KIW KIW!|
Pagi cerah, disusul dengan suara kicauan burung, membuat suasana semakin asri.
Gadis dengan kerudung putihnya, terlihat tengah terburu-buru, dengan kaus kaki yang tergantung dimulut.
"MasyaAllah, tabarakallah, Allahuakbar, anak siapa ini???! Itu kaus kaki kenapa di mulut!!!" Kicauan pagi merdu mengalahkan segalanya. Tina. Sang ibunda tercantik mengalahkan rapunzel itu menatap anak gadisnya tajam.
Menengok sekilas, "Ehm mhmhh, jgejgeng ngugh kehhaaak!" Sahutnya terbata-bata, dikarenakan mulutnya penuh oleh kaus kaki tersebut.
Menatap prihatin, Tina langsung menampar pelan tapi dengan kekuatan supernya tepat di pipi kanan Ajeng.
"Itu ngomong apa kumur-kumur!"
Mengusap pipinya dengan membalas tatapan tajam Tina, "ish mamah sakitt, Jejeng udah telaaaat banget. Mamah kenapa ga bangunin jam lima tadiii??"
"Loh loh nyalahin mamah toh? Tadi dah mamah gedar-gedor, idupin mesin mobil, motor, musik yang gede, alarm di kuping kamu, masih mau nyalahin mamah ga bangunin??!" Pelototan mata sang ibunda, membuat nyali Ajeng ciut seketika.
"Iya deh, Jejeng salah, semua salah Jejeng, ga ada yang bisa ngertiin perasaan Jejeng. Jejeng kecewa," Ucapnya mendramatisir.
Memutar bola mata malas, Tina berlalu tak acuh meninggalkan sang putri dengan wajah bimoli. (Bibir monyong lima senti).
Menengok kesana-kemari membawa alamat jeng jeng--eh.
Dilihatnya dua ekor kucing yang sedang berduaan di pojok pohon mangga rumah Farel.
"Woy Sukiyem, Suminem!"
Dua ekor kucing yang merasa ada yang memanggil, menoleh sebentar, lalu acuh terhadap manusia yang sedang berjalan kehadapan mereka.
"Wah nih kucing songong amat."
Ditundukkan tubuh gadis itu dihadapan kedua kucing tersebut, lalu ditatapnya dengan tatapan tajam (setajam silet). Mata gadis tersebut beradu pandang dengan kucing jantan yang ada di sana.
Kucing jantan yang merasa terganggu karena ditatap intens seperti itu merasa tak suka.
Dengan gerakan cepat, kucing jantan itu mengeluarkan cakarnya, lalu dengan gerakan cepat dan tepat, kucing jantan tersebut mencakar pipi gadis yang tak mengalihkan atensinya dari dirinya.
Meoooow
"ARGHH!"
Jeritan keduanya seolah tengah beradu. Kebisingan yang terjadi di halaman rumahnya, membuat sang empunya rumah--Farel--merasa terganggu dan mau tak mau harus meninggalkan aktivitas awalnya hanya untuk memastikan orang gila seperti apa yang telah merusak suasana pagi indahnya.
"Apasih berisik amat!" Protes Farel.
"Kucing ini mesum gila! liat dulu si Maryam diapain!" Heboh Ajeng mengadukan apa yang barusan dia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENG(K)EL
ContoKisah cerpen Ajeng dan Farel. Biasanya, jika kita bertetangga maka kita akan merasa dekat dan berhubungan baik. Maka itu tidak terjadi untuk kedua orang ini. Layaknya sesosok musuh yang dipertemukan, pasti ada saja kelakuan aneh mereka yang meribu...