Part 17
Salam sejahtera kaum jengkel!
Udah siap mau baca?
Vote dulu
Sedih banget yang baca nurun.
Vote
Vote
Harus vote.
Okey lanjuut.
💢
|MAMAH MUDA|
"Assalamu'alaikum tante!" Itu suara Gemo. Entah alasan apa lelaki itu datang pagi-pagi seperti ini, yang jelas ia ingin bermain ke rumah Farel.Tak mendapat sahutan, Gemo mulai mengintip dari balik jendela yang letaknya di samping pintu. Saat ia sedang memperhatikan, tiba-tiba ada sosok menyeramkan yang muncul dari jendela tersebut. Sontak ia memundurkan badannya dengan tangan memegang dada.
"Astaghfirullah ya Allah, astaghfirullah apa tadi?!" Pekiknya.
Pintu terbuka, menampakkan sesosok makhluk dengan baju hitam dan wajah yang....bisa dikatakan suram. Pasalnya wajah yang Gemo lihat sekarang adalah bukan wajah temannya seperti biasa, tapi wajah dengan lingkar mata yang besar, dan iler yang telah mengering beserta rambut yang lepek dan berantakan.
"AAAA SETAAAN?!" Pekik Gemo dengan mata terbelalak hampir keluar.
Plak
Pukulan di kepala Gemo membuatnya tersadar, "ini gua bego!" Kesal Farel.
Gemo mengelus kepalanya, "hah? Farel? Kemana setan tadi?" Tanyanya ling-lung.
"Setan, setan! Lo setannya!" Hardik Farel kesal.
Gemo mendelik, "marah-marah aja lo! Udah gue mau masuk," Ujarnya lalu melangkah kan kakinya masuk.
Farel terdorong kebelakang, akibat dorongan dari tubuh Gemo yang menabraknya, "seenaknya aja lo masuk!" Gerutu Farel kesal.
"BODO!"
Dengan langkah girang Gemo berjalan sembari bersiul, sedangkan dibelakangnya terlihat jelas wajah tidak suka dan mendengus beberapa kali.
"Rumah siapa, yang marah siapa, huh!" Gumam Farel menggerutu.
"TANTEE!"
"TANTEE! GEMO YANG PALING IMUT DATEEENG!"
Farel menutup telinganya mendengar teriakan yang seperti orang hutan itu. Ingin rasanya ia melakban mulut laknat milik sahabatnya atau setan itu. Astaghfirullah Farel.
"Ck! Congor lo berisik banget sih?!" Kesalnya.
Gemo menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang, "situ siapa?" Tantang nya.
Farel memutar bola matanya jengah, dan lebih baik ia diam daripada dirinya yang bonyok kena tindih tubuh gempal milik Gemo.
Dibaring kan tubuhnya di sofa yang terletak di ruang tamu. Dari sini, ia melihat Gemo yang tampak sedang mencari ibunya. Emak siapa, yang nyari siapa? Atau dia mau jadi ayah baru gue? Pikir Farel.
Segera ia tegakkan tubuhnya kembali, mendekati Gemo yang saat ini sedang bercengkrama dengan ibunya.
"Lo ke sini mau nyari siapa sih?!"
"Mamah muda."
Uhuk uhuk
Farel tersedak air liurnya sendiri karena perkataan Gemo tersebut.
"Apa?" Ulang Farel, takutnya ia salah dengar tadi.
Gemo memutar bola matanya, "lo budeg? Gue bilang mau ketemu mamah muda!"
"Mamah muda siapa njir!"
"Nih!" Tunjuk nya pada Maryam yang sedang tersenyum ke arahnya dengan tangan yang sedang memotong-motong bawang.
"Bisa aja kamu Gem!" Sahut Maryam.
"Bundaaaa, kenapa bunda ladenin dedemit satu ini sih?!" Kesalnya dengan mata melotot menatap Gemo. Gemo sendiri hanya cengengesan tanpa memperdulikan kekesalan Farel.
Maryam menaruh pisaunya diatas talenan, wajahnya tampak seperti orang berpikir, "hm..ga ada sih," Jedanya, "imut aja Gemo!" Ujarnya sembari menyubit kedua pipi Gemo.
"Aaah mahmuud!" Gemas Gemo lalu memeluk Maryam.
"Mahmud?" Sahut Farel.
"Mamah muda."
"Ck! Minggir itu bunda gue!" Cibir Farel kesal.
"Lepas Gem!"
"Gak."
"Apasih Gem lepas?!"
"Lo yang apa?!" Sewot Gemo dengan tatapan menatantang.
Farel yang melihat itu pun merasa tertantang, segera ia mengambil ancang-ancang seperti orang yang ingin berkelahi.
Gemo mendelik melihatnya, tapi ia juga melakukan hal yang sama seperti Farel dan melepaskan rangkulan Maryam.
"Bentar tan, dedemit satu ini harus kita musnahkan?!"
"Itu bunda gue, enak aja lo mau rebut dia dari gue sama bokap."
Dengan tatapan permusuhan keduanya menggulung lengan bajunya padahal mereka tidak sedang menggunakan lengan panjang, tapi sudahlah itu urusan mereka.
Balik lagi, kini keduanya tampak mengeluarkan aura menyeramkan. Sesaat Gemo melangkah mendekati Farel, saat itu juga Farel berlari berlawanan arah meninggalkan Gemo yang terbengong menatap kepergian Farel.
"Kenapa tuh anak?" Gumam Gemo. Tapi tak urung, ia juga mengejar Farel.
"Bundaaa ada beruang yang ngejer Fareeeel!" Pekik Farel histeris.
"Waaah bocah ini, awas looo Fareeeel!" Teriak Gemo.
Alhasil keduanya berlarian kesana-kemari seperti aksi pasangan india. Taukan? Yang kalau nyanyi pasti kejar-kejaran dan bersembunyi di balik tembok? Seperti itulah mereka sekarang.
Maryam yang melihat kedua remaja tersebut hanya bisa menggeleng-geleng kepala sembari memijit keningnya yang sedikit pusing, akibat teriakan-teriakan kedua tarzan tersebut.
💢
Hola author up lagi!
Kangen gak? Gak pasti ╥﹏╥
Oke-oke sehat semuakan?
Udah makan siang beloom?
Jam berapa kalian baca ini?
Okeee next part berikutnya.
Up malem atau sore?
KAMU SEDANG MEMBACA
JENG(K)EL
Cerita PendekKisah cerpen Ajeng dan Farel. Biasanya, jika kita bertetangga maka kita akan merasa dekat dan berhubungan baik. Maka itu tidak terjadi untuk kedua orang ini. Layaknya sesosok musuh yang dipertemukan, pasti ada saja kelakuan aneh mereka yang meribu...