(7) He's So Kind

1.9K 428 1.2K
                                    

disclaimer: mohon untuk menyikapi dengan bijak. pernikahan bukan sesuatu yang sepele. tidak bisa menikah hanya sekedar ingin saja❤️ sebelum mempunyai niat ke arah sana. pastikan dulu tujuan untuk menikah itu apa. dan kehidupan pernikahan tidak terjamin akan selalu penuh kebahagiaan. akan tetapi, jika keimanan dan rasa takut pd Allaah yg jadi pondasinya, insyaallah. berpuluh-puluhan tahun bisa terlewati bersama.

 berpuluh-puluhan tahun bisa terlewati bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayesha menatap pantulan wajahnya di cermin. Sebelum ke sini tadi, dia dan sang suami sempat mampir ke masjid dan restoran terdekat. Lalu ketika datang, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam lewat, dia dan Derrel sudah selesai shalat isya. Dia pikir ... Derrel akan lupa menagih janjinya. Ternyata ... DIA INGET DONG! HUAAAAAAAA UMMI!

"Habis shalat isya, right?" tanya Derrel tiba-tiba.

Ayesha mengerutkan keningnya. Perempuan yang tengah menata pakaiannya itu berusaha keras menangkap maksud dari kalimat sang suami.

"Ngapain?"

"Masa lupa?" Derrel yang kini berbaring. Bangkit lalu membisikkan sesuatu yang membuat wajah Ayesha memerah. Tidak mau terlihat salah tingkah. Ayesha berdeham-deham. Dia menampilkan ekspresi datarnya pada sang suami. Pokoknya Derrel tidak boleh tahu kalau Ayesha salah tingkah!

Mengingat hal tersebut kontan membuat Ayesha mengusap wajahnya dengar kasar. Dia mengatur napas, lalu minum. Dia diberikan waktu tiga puluh menit untuk mempersiapkan diri. Sekarang sudah lima belas menit. Dan Ayesha tidak tahu harus melakukan apa.

Ting

Ayesha membuka pesan yang masuk itu. Ternyata dari Qilla. Pesannya lumayan panjang. Ayesha pikir ini broadcast tentang agama yang biasa Qilla share. Ternyata ... Ayesha benar-benar malu menyebutkan isi pesan dari kakak iparnya itu.

"Qilla belajar dari siapa sih?" lirih Ayesha speechless.

Pada akhirnya, Ayesha yang blank memilih mengikuti semua panduan yang Qilla berikan. Perempuan itu mengeringkan rambutnya. Memakai parfum pemberian Qilla tak lupa mengenakan lotion yang wanginya benar-benar memabukkan. Meski malu luar biasa. Ayesha memberanikan diri mengenakan pakaian yang Qilla berikan.

"Gak bisaaaaa, takuttt banget," gerutu Ayesha pelan.

Dia berusaha menarik napas dan memberanikan diri. Pakaian yang dia pakai ini sejujurnya membuat Ayesha risih. Apalagi sedari tadi dia belum ada membuka hijab di hadapan Derrel. Sekalinya lepas hijab, langsung totalitas begini. Apa tidak terkejut itu jantung Derrel?

"Ayesha?" Ayesha meringis. Haduh, bagaimana ini?

"I-iya sebentar!"

Baiklah kita keluar saja. Derrel bukan orang jahat, dia tidak akan semengerikan itu.

Ceklek

Derrel yang tadi sempat memainkan MacBook pro nya memilih menaruh benda tersebut. Dia menatap Ayesha dengan sebelah alis yang terangkat. Dia tentu bisa membaca gelagat tidak nyaman yang Ayesha rasakan. Terbukti dari Ayesha yang terus-menerus berusaha menarik gaun pendek itu.

(Bukan) Rumah Singgah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang