bismillah, hii, tolong rameiiin dong biar akunya semangat. aku kangen banget baca komen temen² :(((((
♡♡♡──○••○❁༺﷽༻❁○••○──♡♡♡
Ini bukan kali pertama keduanya tidur dalam satu kasur. Mereka bahkan sudah sempat melewati hari-hari yang penuh dengan keintiman. Meski tak dapat dipungkiri, terpisah selama berbulan-bulan lamanya membuat kegugupan itu tidak bisa dihalau untuk hadir. Walau sebenarnya Derrel nampak santai-santai saja. Tapi, tidak dengan Ayesha. Terlebih ada satu kejadian yang membuatnya sempat trauma. Rasanya ... Seperti mereka ini sepasang pengantin baru. Sampai-sampai Derrel perlu mengingatkan sang istri untuk melepaskan hijabnya.
"Gak dibuka aja hijabnya, sayang?" kata Derrel dengan nada bicara lembut.
Ayesha sedikit tersentak, sebab Derrel tiba-tiba saja melingkarkan kedua tangannya di perut Ayesha yang mulai membuncit. Bahkan jantungnya sampai berdebar begitu kencang saking terkejutnya. "Aku bikin kamu gak nyaman, ya?" Derrel tentu menyadari bahwa ada yang berbeda dari istrinya. Bisa dia rasakan kalau bahu istrinya menegang, bahkan tangannya sampai berkeringat dingin. Derrel simpulkan, bisa saja Ayesha masih menyimpan trauma dari kejadian tragis hari itu.
"Apa Mas perlu tidur di kamar lain?" tawar Derrel membuat hati Ayesha mencelos. Dengan mudah dia menyimpulkan bahwa Derrel mungkin merasa jijik terhadapnya. "Cha?"
Ayesha tidak kunjung menjawab Derrel. Dan karena itu, Derrel melepaskan pelukannya. Dia beralih untuk melihat langsung wajah sang istri. Sebab, dia merasa bahwa Ayesha tengah menangis.
Benar saja, istrinya itu kini menangis.
Apa Derrel salah bicara?"Kenapa Mas nggak mau tidur sekamar sama aku? Mas ji—"
"Ssssh, nggak gitu, sayang. Mas cuman nggak mau kamu makin ngerasa nggak nyaman. Jangan berpikiran negatif, barangkali kamu masih butuh waktu. Kalau memang iya, Mas nggak masalah buat menahan diri. Dan kita bisa coba lakukan pendekatan dari ulang. Sampai kamu bener-bener nyaman," jelas Derrel.
"Kenapa Mas nggak mau nyentuh aku?!" tuntut Ayesha. Tentu saja Derrel dibuat tidak habis pikir. Entah ada apa dengan sang istri.
"Ini 'kan udah Mas peluk?"
"Tau! Ayesha mau tidur aja," ketus Ayesha membuat Derrel menghela napas. Perempuan yang tengah mengandung itu menjauhkan dirinya dari Derrel dengan sedikit menghentakkan kakinya. Tiba-tiba saja merasa kesal sekaligus kecewa. Melihat Derrel tidak ada usaha ekstra untuk merayunya supaya mereka bisa kembali dekat dan seromantis seperti awal-awal menikah.
"Sini dulu, sini," panggil Derrel tegas. Ayesha masih diam di tempatnya. "Mas nggak mau mengulang perintah, ya, Cha."
"Ihh atuh Mass!!!" decak Ayesha jengkel. Tanpa sadar nada bicaranya jadi meninggi. Dia menghampiri suaminya dengan wajah yang kentara sekali kalau dia sedang bete.
"Kalau kayak gitu sama suami, apakah baik?" tanya Derrel pelan. Ayesha langsung terdiam. Dia menundukkan kepalanya. "Lihat wajah Mas dulu, tadi udah berani banget. Kenapa sekarang jadi diam?" Iya, Ayesha jadi merasa ciut. Rasa-rasanya Ayesha kembali ingin menangis. Di satu sisi merasa bersalah, di sisi lain merasa sedikit kesal. Tidak jelas pokoknya.
"Mas nggak jelas!" kesal Ayesha.
"Iya, nggak jelasnya Mas tuh kenapa? Coba jelasin, kalau kamu cuman misuh-misuh. Mas belum tentu bisa langsung paham sama apa yang kamu mau," kata Derrel menekan kata kamu. Kalau sudah demikian, artinya Derrel memang sedang serius. Katakanlah kalau dia sedang menahan amarahnya.
Sebisa mungkin dia mengkondisikan dirinya agar tidak terpancing emosi. Belajar dari segala yang pernah terjadi. Derrel tidak mau lebih menyesal lagi karena kurang bijaksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Rumah Singgah
Romance- s h o r t s t o r y - Ayesha terlalu naif. Dia menertawakan kebodohannya sendiri. Karena termotivasi kisah cinta dalam diam yang banyak diceritakan di novel. Salah satunya dalam novel Finally I Found You yang kisah cintanya memang berhasil. Di ma...