(13) Feel Better When I'm With You

2.3K 459 1K
                                    

Ayesha menatap langit-langit kamar, empat detik kemudian bola matanya bergerak ke arah jam dinding berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayesha menatap langit-langit kamar, empat detik kemudian bola matanya bergerak ke arah jam dinding berwarna putih. Jam dinding tersebut menunjukkan pukul dua dini hari. Jarum panjangnya ke arah angka dua belas, sedangkan jarum pendeknya ke angka dua. Meski sudah berada di sepertiga malam. Matanya belum bisa terpejam meski dia sudah sangat lelah secara fisik maupun jiwa. Bukan sekali dua kali Ayesha begini. Sudah bertahun-tahun malahan. Ayesha paham betul, bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Kedati demikian, Ayesha kesulitan untuk menguraikan atau bahkan menemukan titik tak beres itu. Terkadang ... Ayesha merasa ingin pulang meski sudah di rumah. Dia merasa tak berdaya juga takut bila Derrel menyerah atas dirinya.

Ceklek

"Dek? Kok belum tidur?" Ayesha mengusap pipinya yang basah karena air mata. Seharian ini, Ayesha meminta diberikan waktu untuk seorang diri. Dia merasa butuh jarak dengan semua orang. Ayesha sedang tidak ingin berbicara atau bahkan melakukan apapun. Dia tidak tahu kenapa seperti ini. "Aku ganggu, ya?" tanya Derrel. Namun tak mendapat respon dari sang pujaan hati. Ada apa lagi, ya?

Derrel menatap sang istri yang kini hanya diam membisu, semenjak pulang dari rumah sakit. Ayesha jadi lebih pendiam. Padahal tidak terjadi pertengkaran atau selisih paham pada hari itu. Apa karena Khalid menjenguknya? Tapi ... Bukannya Ayesha sudah tidak mau berurusan dengan laki-laki itu? Lalu ... Kenapa?

Derrel berdeham, membuatAyesha menarik napas perlahan. Dia masih tidak memberikan jawaban apapun.

"Dek?" lirih Derrel.

"Mau pulang, Mas. Mau istirahat," bisik Ayesha parau.

Deg

Jantung Derrel terasa mencelos. Ada ngilu yang mendadak hadir.

Derrel, aku capek banget. Mau istirahat dulu boleh?

Terakhir kali seseorang mengatakan ingin istirahat kepadanya. Dia sungguhan istirahat dan tak membiarkan Derrel bisa datang mengunjunginya. Bahkan sekalipun Derrel mendatangi tempat istirahat orang itu. Dia masih tak bisa menemui orang itu. Jangan ... Jangan sampai hal serupa terjadi lagi.

Di sisi lain, Ayesha merasa tak layak untuk Derrel. Akhir-akhir ini, trauma masa lalunya seolah memenjarakan sisi kewarasan Ayesha. Hari ini dia meminta untuk diberikan waktu sendiri. Seharian tak melakukan apapun, tidak mengurus suami, bahkan peduli dengan keadaan Mama mertuanya saja Ayesha tidak bisa. Bagaimana bila keadaan ini terus berlanjut? Bagaimana kalau lama kelamaan Derrel malah muak?

"Aku sepertinya enggak bisa jadi istri yang baik buat kamu, Mas ... Maaf ...." sesal Ayesha.

Perempuan iti meneteskan air matanya. Mendengar ucapan sang istri membuat Derrel mengepalkan tangannya. Beristighfar, berusaha tidak tersulut emosi. Meski dia sudah geram dengan tindakan Ayesha.
"Lalu kamu mau apa?" tanya Derrel dengan nada datar.

Bahkan mereka belum lama ini berbaikan. Apakah harus kembali berselisih paham dan saling memberikan jarak?

"Aku enggak tahu," balas Ayesha putus asa.

(Bukan) Rumah Singgah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang