[4] - The Reason?

44.2K 2.6K 28
                                    

Dimas melangkahkan kakinya secepat mungkin. Dengan nafas terengah-engah, Dimas menyusuri lobby utama gedung bergaya arsitektur modern itu. Sesekali wajahnya tersenyum, membalas sapaan beberapa karyawan yang berpapasan dengannya.

Board meeting hari ini membahas perencanaan mega proyek bangunan multifungsi yang berlokasi di Pangandaran yang akan dimulai dalam lima bulan kedepan. Bangunan multifungsi yang nantinya akan menyediakan pusat perbelanjaan dan penginapan dalam satu tempat ini membutuhkan dana lebih dari lima ratus miliar. Dimas selaku leader tim akan bertanggung jawab penuh terhadap proyek ini.

"Apa Pak Bram sudah datang?" tanya Dimas kepada Jeny, resepsionis wanita di hadapannya.

"Pak Bramantyo Maheswara dan jajaran dewan komite sudah hadir, Pak. Semuanya tinggal menunggu bapak saja," jawab Jenny, sopan.

"Terima kasih," Dimas mengangguk dan berlalu menuju ruang meeting.

Dimas tiba di ruangan saat semua orang sudah berada di sana, termasuk Bramantyo Maheswara, Papanya, yang mengambil tempat duduk di ujung meja. Dimas kemudian menyusul mengambil tempat duduk di sebelah kanan Bramantyo Maheswara.

"Lo dari mana ajasih?" bisik Danu yang berada di sebelahnya.

Dimas menghela nafas perlahan mengabaikan pertanyaan Danu. Mobil range rover hitamnya yang dia kendarai mendadak mati mesin di tengah jalan. Dimas berniat kembali ke rumah dan mengganti mobil namun dia urungkan karena akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Akhirnya, Dimas memilih menunggu montir langganannya tiba dan memperbaiki mobilnya.

"Bisa kita mulai rapatnya?" tanya Keyra, senior architect yang bertanggung jawab sebagai perencana bangunan ini.

"Silahkan," ucap Bramantyo Maheswara

Keyra mulai menjelaskan mengenai konsep bangunan multifungsi yang nantinya berlokasi di Pangandaran. Bangunan yang dibangun diatas tanah tiga hektar ini direncanakan memiliki lima belas lantai, menggunakan konsep arsitektur tropis modern. Dengan tiga lantai berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan masing-masing enam lantai berfungsi sebagai apartemen dan hotel.

"Apakah fasilitas untuk pusat perbelanjaan nantinya bisa dinikmati untuk masyarakat umum yang bukan penghuni apartemen maupun hotel?" tanya Dimas, mengamati desain Keyra di layar proyektor.

"Tentu saja," Keyra mengangguk. "Pusat perbelanjaan nantinya akan berada di tiga lantai terbawah. Ini untuk memudahkan aksebilitas pengunjung mall dan juga untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penghuni hotel dan apartemen. Khusus untuk unit apartemen, akan berada di enam lantai teratas bangunan."

"Bagaimana dengan akses masuknya? Apakah akses masuk setiap fasilitas berbeda?" tanya Dimas, lagi.

"Nanti akan disediakan pintu masuk utama yang menghubungkan setiap fasilitas yang berbeda," jawab Keyra.

Dimas terdiam, terlihat sedang berpikir. "Bagaimana jika akses masuk setiap fasilitas dalam bangunan dipisah. Kita bisa menyediakan tiga pintu masuk untuk tiga fasilitas yang berbeda."

"Saya setuju dengan Dimas," sergah Danu. "Mengingat setiap fasilitas ada yang bersifat privat dan publik."

"Kita bisa gunakan opsi kedua," Bramantyo Maheswara yang sedari tadi mendengarkan, mengangkat suaranya. "Target pasar kita adalah para wisatawan yang membutuhkan tempat hiburan serta penginapan dalam satu tempat. Sudah seharunya kita memberikan kenyamanan dan keamanan kepada mereka."

Keyra menggangguk-mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan diskusikan dengan tim saya terkait perubahan desain."

"Bagaimana dengan proses pengadaan tanah? Apakah warga sekitar sudah setuju?" tanya Bram kepada Dimas selaku project manager dalam proyek ini.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang