[46] - The Biggest Pain?

33.4K 2K 40
                                    

Nara tahu ada yang salah dengan kehamilannya. Saat tiba di rumah sakit dan menunggu berjam-jam lamanya untuk proses pembukaan, dokter mengatakan kontraksi Nara sangat lemah. Menyebabkan pembukaan jalan lahir bayinya tidak bertambah. Bukan hanya itu, saat melakukan pemeriksaan cardiotography karena detak jantung bayinya sangat lemah akhirnya dokter memutuskan mengambil tindakan operasi caesar. Padahal, sejak awal Nara sudah merencanakan dia akan melahirkan secara normal. Saat itu, Nara mencoba berpikir positif bayinya akan baik-baik saja. Meskipun di sisi lain, dia tetap merasa takut.

Setelah melakukan operasi caesar dan dipindahkan ke ruang rawat inap, disitulah Nara menyadari bahwa feeling-nya tidak salah. Terjadi sesuatu yang serius dengan bayinya. Kecemasan yang coba disembunyikan Dimas dari wajahnya tidak dapat tertutupi. Setiap kali Nara mencoba bertanya kepada Dimas, pria itu selalu mengalihkan pembicaraan. Bukan cuman Dimas, Ibu juga nampaknya sepakat melancarkan aksi tutup mulut. Ibu selalu menyela setiap kali Nara bertanya kepada Dimas tentang bayinya. Beliau mengatakan Nara tidak perlu memusingkan hal itu karena bayinya akan baik-baik saja. Namun, entah mengapa, kalimat penenang itu malah membuatnya semakin khawatir.

"Bisa saya ketemu dengan bayi saya sekarang? Kondisi saya sudah lumayan membaik," tanya Nara.

Kondisi Nara memang belum pulih sepenuhnya pasca operasi, tetapi dia masih sanggup bergerak dan juga dia sangat ingin bertemu dengan bayinya saat ini.

"Kamu istirahat dulu." Dimas merapatkan selimut Nara.

"Tapi saya ingin ketemu bayi saya, Dim," ucap Nara setengah memohon. Nara menyipitkan matanya "Apa terjadi sesuatu pada bayi saya?"

"Tunggu kondisi kamu pulih dulu. Untuk sekarang, jangan terlalu banyak bergerak. Pikirkan kondisi kamu juga. Bekas jahitan kamu bahkan belum kering."

Selalu seperti ini. Dimas selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Nara membahas soal bayinya. Meskipun Nara tidak memungkiri, ucapan pria itu ada benarnya. Sedikit bergerak saja memang membuat bekas jahitannya terasa ngilu, tetapi ini sudah hampir delapan jam dan Nara bahkan belum bertemu bayinya.

"Can you make a promise to me? Jika besok kondisi saya membaik, bisa pertemukan saya dengan bayi saya? Saya juga berhak tahu bagaimana keadaannya."

Dimas terdiam sesaat. Keningnya berkerut menandakan bahwa pria itu sedang berpikir keras. Nara berpikir, Dimas akan mengabaikan keinginannya lagi. Namun, setelah semenit terlihat menimbang sesuatu, pria itu akhirnya mengangguk sambil berkata, "I promise."

Jawaban Dimas akhirnya membuat Nara menghela nafas lega.

"Semoga bayinya baik-baik saja," lanjut Nara dalam hati.

***

Nara mencengkram kuat pegangan kursi rodanya saat matanya menatap lekat tabung inkubator di hadapannya. Selang-selang kecil yang menempel pada tubuhnya semakin membuat nelangsa perasaan Nara. Di dalamnya, bayi kecilnya sedang berjuang mempertahankan hidupnya. Kehadirannya di dunia ini bahkan baru sehari. Nara bahkan belum sempat memeluk bayinya. Belum sempat memberi asi pada bayinya. Bahkan, Nara belum sempat merasakan bayinya menangis dalam pelukannya. Nara ingin merasakan semuanya, seperti para Ibu lainnya. Namun, mengapa hal harus terjadi kepadanya dan juga bayinya? Jika ini adalah akibat atas perbuatannya terdahulu, harusnya tuhan menghukumnya bukan bayinya. Bayinya tidak berhak menanggung semua ini.

Nara mengalihkan pandangannya begitu matanya melihat monitor yang menampilkan detak jantung bayinya. Ini sangat menyakitinya. Andai bisa memilih, Nara memilih dia yang berbaring di sana jangan bayinya.

Bayinya menderita asfiksia neonatorum. Keadaan dimana bayi kekurangan oksigen sebelum, selama proses persalinan. Dokter mengatakan hal ini mungkin terjadi karena preeklampsia yang pernah Nara derita selama kehamilan. Preeklampsia menyebabkan gangguan fungsi plasenta akibat kurangnya suplai darah sehingga mengakibatkan hipoksia pada janin. Efek hipoksia inilah yang menyebabkan asfiksia neonatorum karena gangguan pertukaran dan transportasi oksigen ke janin.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang