7.

61.6K 7.3K 695
                                    

Sagara menatap wajah damai adik ya yang tertidur. Adiknya tertidur karena obat bius yang di berikan oleh Yosef.

Sebelumnya, Sagara yang pulang dari kerja, di kejutkan di telapak kaki yang bercap darah dan adik tengahnya yang terlihat frustasi di ruang tamu.

Sagara segera bertanya pada adiknya milik siapa darah itu. Ketika Sagara mendapatkan jawabannya, dia segera berlari ke kamar adik bungsunya.

Betapa kaget nya dia melihat adiknya yang belajar tanpa mengobati luka di kakinya. Dia langsung menyuruh salah satu maid untuk menghubungi Yosef. Awalnya Rafa tak mau di obati, adiknya itu bahkan berkata jika kakinya tidak sakit.

Sagara terpaksa memaksa Yosef untuk membius Rafa.

"Ken...abang harap kamu lekas memaafkan kami, Abang harap kebencian kamu tidak terlalu besar pada kami." Sagara tertunduk lesu, dia memegang erat tangan Rafa.

"Tetaplah mengharapkan kasih sayang kami Ken, tetaplah seperti dulu. Jangan seperti ini, kami sesak karena hal itu. Sesak yang seolah perlahan-lahan membuat kita hancur," Lirik Sagara. Dia bergumam pelan.

"Maafkan kami yang dulu Ken, maafkan kami."

Flashback on


"Selamat pagi daddy, abang!" sapa Kenzie dengan ceria.

"Enyah kau dasar hama!" bentak Carlos memandang Kenzie benci.

"Kau tidak diizinkan makan bersama kami, apa kau tak ingat peringatan yang sudah daddy berikan? Apa kau tuli. Dasar anak tidak tau diri!" Kenzie tentu saja sakit hati, tetapi ia hiraukan. Dia sudah terbiasa dengan kata seperti itu.

"Ish abang nih!" ujar Kenzie riang, dia mendekat ke arah Carlos dan memeluk Carlos dari belakang.

Carlos yang merasa jijik langsung melepaskan pelukan itu dengan keras hingga Kenzie menghantam lantai dengan keras.

Hantaman itu berhasil membuat dengkul Kenzie terluka. Tetapi Kenzie menyembunyikannya, dia berdiri dan mengerucutkan bibirnya. Dia mendekat ke arah Oliver berniat mengadukan apa yang di perbuat oleh abangnya.

"Jangan berani-beraninya kau mendekat." perkataan dingin itu membuat Kenzie menghentikan langkahnya. Dia menatap daddynya yang bahkan tak meliriknya.

"Lebih baik kau pergi saja, keberadaan kau disini tidak di inginkan. Kau membuat nafsu makan ku berkurang!" cetus Carlos. Dia mendorong Kenzie untuk menjauh.

Kenzie tetap wajah cerianya, dia menatap Sagara berniat meminta bantuan pada abang sulungnya, tetapi Sagara saja tidak menoleh padanya dan fokus pada sarapan paginya.

"Hufft, baiklah aku berangkat dulu abang, kita bertemu lagi di sekolah. Bye byee!!" pamitnya.

"Dasar pembawa sial, ku harap dia cepat mati."

Kenzie mendengar perkataan itu, setelah tidak lagi berhadapan dengan keluarganya, wajah yang cerita tadi sudah berderai air mata. Sampai kapan keluarganya akan menerima dirinya?

Kenzie sadar, setiap manusia memiliki titik kesabaran dan lelah. Dia takut, ketika nanti waktu datang, dimana dia tak membutuhkan keluarganya lagi.

Flashback off



Sagara menangis saat sekelibat kenangan buruk itu, luka yang di torehkan oleh dia dan keluarganya pada adik bungsunya.

Sagara tau, jika perlakuan dirinya dan keluarganya tak termaafkan. Tapi bukankah manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua?

Semoga Tuhan mengabulkan doanya.

Just Figuran ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang