Helaan nafas keluar dari bibir mungil Rafa. Pemuda itu duduk di bangku taman sekolah yang berada di samping kiri kantin.
Rambut hitam tebalnya bergoyang di terpal angin. Sebagian siswi yang berada disana, menahan nafas mereka melihat Rafa yang terlihat begitu imut.
Rafa menggunakan seragam yang biasa, tetapi celananya selutut. Sedangkan untuk bajunya ia baluti sweter cream tanpa lengan yang membuat wajah manis Rafa terlihat semakin manis.
Iris coklat bening yang nampak berkilau, pipi berisi yang memerah, serta bibir ranum yang tak henti-hentinya menhela nafas.
"Ingin tidur saja," gumam Rafa. Dia berleha-leha di bangku itu. Angin sepoi-sepoi yang membuat dia semakin mengantuk. Di tambah lagi, dia berada di bawah pohon rindang.
Perlahan mata itu tertutup, tetapi sepertinya keberuntungan tidak memihaknya, "Kenzie!"
Rafa langsung terduduk mendengar teriakan itu. Siswi yang sedari tadi memandangi Rafa, di buat kesal dengan kedatangan Genta. "Ada apa?" tanya Rafa malas. Dia sedikit pusing karena mendadak bangun, tetapi Rafa memilih bertanya pada Genta.
"Ken, berteman yuk!" ujar Genta semangat. Dia mengulurkan tangannya kedepan.
Rafa melihat uluran tangan itu sayu, dia ingin tidur. Dia tidak membutuhkan jabatan tangan. Dia butuh yang namanya tidur.
Plak
"Kenzie ga butuh teman kek lo!" Nevan menepis tangan Genta. Dia tidak suka bocah di depannya ini berdekatan dengan Kenzie temannya.
Rafa menatap Nevan berbinar.
"T-tapi kan aku bertanya pada Ken, bukan pada abang," ujar Genta gemeteran. Dia memegang tangannya yang di tepis oleh Nevan.
"Dia ga butuh benalu macam lo, lo ngerti bahasa manusia ga sih?" Nevan bersedekap dada di hadapan Genta.
"Gimana dia ngerti, dia kan sekawanan babi. Ya kan gurls?" Nevan menoleh ke sampingnya, disana sudah ada Anne dengan kedua temannya.
"Yoi~~~."
Salah satu teman Anne, Sofia. Merangkul Genta bak teman akrab, "Dia kan saat ini sedang cosplay jadi Babi. Nantinya dia cosplay jadi orang sok tersakiti."
"Biasalah, ppkmb," sahut Stella.
"Apa tuh ppkmb?" Sofia membuat mimik wajah seakan penasaran.
"Polos polos kelakuan macam babi." seketika tawa ketiga gadis itu pecah. Bahkan Nevan pun tak kuasa menahan tawa.
"Sebenarnya hiks...aku ada salah apa sama kalian." Sofia menoleh kesamping dimana anak yang dia rangkul sedang terisak pelan.
Gadis itu menangkup wajah Genta dan berkata, "Utututu baby pig kita menangis guys~."
"Wahhh siap siaga, nanti pangeran kesiangan nya akan segera tiba," ujar Stella.
Anne melangkah mendekat ke arah Genta. Gadis itu menarik rambut Genta dengan tak berperasaan hingga sang empu terjatuh. "Shhhh."
"Aww sakit yah baby...pig."
"Ugh pastilah yahh, uttutu kasian baby pignya."
"Kemana yah kira-kira pangerannya?"
"Tau tuh."
"Unchhh."
Sofia dan Stella terus mengejek Genta tanpa henti.
"Berani sekali lo deketin Kenzie. Lo mau jadiin dia korban keberapa lo hm?" Ujar Anne datar, giginya bergemelatuk penuh amarah.
"Orang ga guna macam lo, jangan dekat-dekat dengannya. Atau lo akan tau akibatnya!" bisik Anne, dia menghempaskan tubuh Genta.
"ANNE!"
"Wahh pahlawan kesiangan nya datang guyss~"
Dari arah kantin, Xavier Raden dan Raymon berlari tergesa-gesa. Apalagi twins R yang mendekat dngan wajah memerah melihat adiknya yang terduduk di tanah.
Awlanya mereka ingin memakan sesuatu setelah selesai latihan basket, tetapi mereka urungkan ketika mata mereka tak sengaja melihat pemandangan dimana Genta di bully.
Carlos,Abi dna Tristan tidak ada, karena mereka sedang kegiatan olahraga.
Fyi: chapter sebelumnya aku ga sengaja bilang Twins R sebagai Twins K. Jadi maklumi ya guys, aku malas revisi 🤣
Xavier bersiap menampar Anne, tetapi dengan cepat Stella menangkap tangan Xavi. "Eitss mau apa bro?" Anne menatap Xavier datar.
"Ya biasa lah stel, dia kan banci. Euwhh," jawab Sofia memandang Xavier jijik.
"Lo apain adik gw bangsat!" marah Raden. Jika di depannya ini bukan perempuan, dia dengan senang hati menghajarnya.
"Ga ngapa-ngapain kok ya kan. Ini sih karena si getah itu lemah..."
"Tau tuh, masa di dorong sedikit dia jatuh, lembek ya gurls."
"Keknya, kita harus memeriksa p****nya deh, siapa tau kan sebenarnya dia..."
"Siluman babi, hahahhahaha hahaha....."
Raymon yang terlewat kesal itu maju dan mencekik Stella. Sofia yang melihat seperti itu langsung histeris, "YATUHANN GA NYANGKA GW KALO TUAN MUDA MADISON MERUPAKAN ORANG YANG KASAR!" teriaknya.
Bisik-bisik terdengar, Raymon yang tak mau nama keluarganya buruk pun melepaskan cekikan itu. Stella terbatuk keras. Sofia langsung menepuk punggung Stella, "Gimana rasanya bro?"
"Boleh lah ya di coba. Cekikan seorang Raymon, pfftttt..."
Stella dan Sofia terus-terusan mengejek mereka. Bahkan Stella yang sudah di cekik itu tidak jera untuk tidak julid.
Xavier dan Raymon mengepalkan tangannya kuat. Sedangkan Raden merapikan penampilan Genta yang berantakan.
"Kau tak apa bby?" Genta mengangguk.
"Lagi pula apa yang kamu lakukan disini hmm?"tanya Raden, dia mengelus rambut Genta.
"Aku..hikss hanya ingin berteman dengan Kenzi," lirih. Ketiga pria itu pun segera menatap tajam Rafa.
Sementara yang di tatap sudah tertidur nyenyak bersandarkan paha Nevan sebagai bantal. Nevan pun juga tertidur bersandar di bangku tersebut. Stella dan Sofia langsung mengeluarkan ponselnya dan memotret pemandangan menggemaskan di depan mereka.
Bagaimana bisa mereka melewatkan hal ini, batin mereka berdua.
Anne hanya tersenyum dan beralih pada 4 orang yang menurutnya menjijikkan, "Lo bilang sama babi itu, jangan pernah mendekati mereka berdua apalagi Kenzie. Karena pembawa sial macam dia, ga pantes berada di dekatnya." Anne menunjuk tepat di depan Genta.
Lalu dia mengajak temannya untuk pergi, tak lupa membawa Nevan dan Rafa.
Saat Raymon akan membalas perkataan Anne, Dia mendengar adiknya menangis.
"Hikk.. Bang hanya aku ingin berteman dengan Kenzie.. Apa itu salah hikkss," isak Genta di dekapan Raden.
Raymon mengelus kepala Genta, "Itu tidak salah banyak, kau boleh berteman dengan siapa saja."
"Nanti abang akan meminta Carlos untuk memberitahu adiknya jika kamu ingin berteman dengan dia bby," ujar Raden menenangkan
Disisi Xavier, pemuda itu menatap kepergian mereka penuh intens. Kemudian dia menatap tangannya yang hendak menampar tunangannya.
Sejak kapan dia kasar terhadap perempuan, fikrnya.
Jika ayahnya tau, maka dia akan di hukum berat.
Karena kalian, aku semngat buat upnya..Terimakasih atas vote dan komennya Bestie.
Seharusnya ini di up besok wkkwkw..
Tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/315260216-288-k814714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Figuran ✔
Teen FictionRafa, seorang pemuda pendiam, malas untuk berfikir dan tak punya banyak teman, harus menempati tubuh baru seorang Figuran yang haus akan kasih sayang dalam sebuah Novel yang tak sengaja ia temukan waktu sepulang sekolah. Sialnya, tubuh yang di tempa...