Rafa menatap satu persatu anggota keluarga Nevan. Ia memiringkan kepalanya bingung, di depannya ini bukan lah ayah beserta Abangnya Nevan. Dia celingak-celinguk untuk mencari keberadaan Genta.
Semua orang di depannya ini sama sekali tidak ada dalam Novel. Rafa menang pernah membaca jika sebagian keluarga Madison tersembunyi.
Ela yang menahan gemas sedari tadi itu langsung mencubit pipi Rafa. Rafa menatap polos Ela yang balas menatapnya berbinar. "Jadi kamu yang namanya Kenzie?"
Rafa mengangguk, "Ya aku Kenzie."
"Kamu teman Nevan?" Rafa merotasikan matanya menatap pria dewasa berbicara dengannya.
"Ya, dia temanku."
"Terimakasih ya nak. Berkat kamu, Nevan jadi sadar." Rafa kembali merotasikan matanya ke kiri menatap wanita paruh baya yang masih cantik. Dia adalah Sera.
"Memang selama ini dia tidak sadar?"Bingung Rafa. Ela semakin gencar menguyel-nguyel pipi itu.
Keringat sebiji jagung muncul di dahi Sera, "Pokoknya terimakasih hm." Wanita tua itu mengelus rambut Rafa.
Rafa masih bingung dengan keadaannya, dia menatap Nevan yang tengah bermanja dengan gadis berwajah datar. "Nevan..."
Nevan menoleh ke arah Rafa, "Mereka adalah keluargaku Ken, Oma ingin bertemu denganmu. Jadi, aku membawamu kesini saat kamu tertidur pulas."
"Tapi aku tidak melihat Genta disini Nevan," Spontan Rafa.
Semua yang ada disana terdiam mendengar perkataan Rafa, "Kamu membawaku kesini untuk menontonmu di siksa atau bagaimana?" polos Rafa.
"Terus abang kembar kamu mana?" Rafa sungguh bingung di tempat, "Kita harus lari sekarang, aku tidak mau menonton acara live kamu yang di hajar."
"Oyy!! Kamu fikir aku orang yang mudah di tindas!" kesal Nevan. Tidak bisakah temannya itu melihat situasi.
"Bukannya memang seperti itu?" Rafa menaruh telunjuknya di dagu dan memiringkan kepalanya.
Gelak tawa memenuhi ruangan itu, Rafa pun tambah di landa kebingungan. Ada apa dengan keluarga ini,fikirnya.
Nevan mengggelengkan kepalanya, dia melepaskan pelukan Reine lalu mendekati Rafa. Dia menangkup pipi Rafa dan berujar, "Mereka adalah keluargaku, yang tua itu adalah ayah dari ayahku, atau bisa di bilang opa dan oma aku, sedangkan yang terlihat lebih muda dikit itu adalah paman dan bibiku, serta yang berwajah datar itu sepupuku." Rafa mengangguk mengerti.
"Lalu ayahmu dimana?"
"Dia tinggal di kediaman lain sayang, dia tak akan tinggal disini." bukan Nevan melainkan Edward yang berbicara. Kakek tua itu menyeruput kopinya dengan tenang.
"Kenapa? Apa karena sikapnya yang memuakkan?" lagi, Rafa berkata dengan spontan. Edward menyemburkan kopinya mendengar ucapan itu, dari mana anak blak-blakan ini datang.
Kennard tak kuasa menahan tawanya, sungguh teman adik manisnya ini sesuatu.
"Jadi kau memutuskan tinggal disini?" Nevan mengangguk.
"Baguslah, setidaknya kau tertolong Nevan." Nevan memeluk Rafa erat, "Sekarang giliranmu untuk memutuskan Ken."
Rafa membalas pelukan Nevan, "Memang apa yang harus aku putuskan Van?"
"Kamu adalah bungsu dari Lesmana bukan?" Rafa menoleh ke arah pria di samping kanannya, dia William.
"Mungkin iya."
"Setauku, mereka hanya memiliki 3 putra, tetapi putra bungsu mereka meninggal akibat kecelakaan," ujar Kennard.
"Aku kan anak terbuang, jadi aku tidak akan di kenal sebagai salah satu bagian dari Lesmana," tukas Rafa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Figuran ✔
Teen FictionRafa, seorang pemuda pendiam, malas untuk berfikir dan tak punya banyak teman, harus menempati tubuh baru seorang Figuran yang haus akan kasih sayang dalam sebuah Novel yang tak sengaja ia temukan waktu sepulang sekolah. Sialnya, tubuh yang di tempa...