12.

54.2K 6.4K 530
                                    



"Xavier!"

Xavier yang sedang mengerjakan tugas bersama Abi dan Tristan terkejut mendengar teriakan ayahnya.

"Ada apa ayah?" tanya Xavier. Sebenarnya apa yang membuat sang ayah begitu marah.

Elfatir Jackson ayah dari Xavier itu datang dengan wajah murka. Abi dan Tristan merinding di buatnya. Melihat teman sang putra, Xavier segera menyuruh mereka pulang di antar oleh bodyguard suruhannya. Dia tak tega membiarkan mereka pulang sendirian.

Setelah memastikan mereka keluar Fatir tetap menatap anaknya murka. Di belakang Fatir terdapat dua curut adik dari Xavier. Mereka adalah   Pradipta Yasa Jackson anak tengah dan Taraka Nalesha Jackson.

Dari arah dapur wanita cantik yang merupakan ibu dari ketiganya datang membawa nampan berisikan susu untuk kedua anak tengilnya, dia adalah Xena Elara Jackson.

"Ada apa sayang, kenapa kamu begitu marah?" tanya Lara. Dia mendekat ke arah sang suami dan mengelus punggungnya agar tenang.

"Kali ini Xavier keterlaluan honey," ujar Fatir. Xavier dengan wajah cengonya tak mengerti apa maksud dari ayahnya.

"Memang ada apa dengannya sayang, kenapa kau bisa seperti ini?" Lara dengan tenang bertanya pada suaminya.

"Alex mengirimkan Video dimana dia hampir menampar Anne jika tidak ada temannya sebagai tameng!" adu Fatir pada istrinya. Dia tidak ingin di marahi sang istri jika alasan kemarahannya hal sepele. Tetapi ini sama sekali bukanlah hal sepele.

Kini Xavier tau, apa yang membuat arahnya sangat marah. Dia seharusnya tau, meski tidak di beritahu ayahnya akan tau dengan sendirinya.

Tatapan Lara berubah menjadi datar, "Apa benar yang di ucapkan ayahmu Xavier?" ujarnya.

Xavier mengangguk kaku, "Apa ibu mengajarkan hal itu padamu? Apa ibu mengajarkan kau untuk menyakiti perempuan yang akan menjadi istrimu?"

"Ibu, Anne menyakiti Genta."

"Ibu tidak menerima alasan Xavier. Lagi pula bocah itu merupakan orang asing." Xavier ingin menjawab lagi, tetapi sang ibu memotongnya.

"Jauhi bocah itu, atau ibu akan lebih marah dari ini. Persiapkan dirimu, kita akan pergi ke kediaman keluarga Alneeson. Kau harus meminta maaf pada Anne." Lara pergi di ikuti Fatir yang mengekor.

Xavier mengepalkan tangannya, kali ini dia harus menuruti permintaan ibunya. Dia tidak bisa untuk menolak, dia takut pada sang ibu.

"Lihat dia kak, abang seperti maling yang tertangkap basah," celetuk Tara si bungsu.

"Biarkan saja," jawab si tengah Dipta. "Itu salah abang, lagi pula kenapa bisa dia lengket sama getah getah itu."

"Siapa getah?" tanya Tara polos.

"Itu loh yang di bawa abang kemari, terus dia nangis hanya karena maid salah membawa minuman," ujar Dipta. Bocah itu sedang julid bersama adiknya.

"Oh aku ingat dia!"

"Iya, gara-gara dia abang di marahi. Gara-gara dia juga abang hampir menyakiti kakak Cantik."

"Oh tidak, apa kita akan kehilangan kakak cantik?" sedih Tara.

Dipta mengangguk, "Kita akan kehilangan dia, kalau abang tidak mau minta maaf."

Mata Tara berkaca-kaca. Dia berlari mendekati abangnya, "Pokoknya abang harus minta maaf sama kakak cantik. Kalau tidak, jangan pernah berbicara pada Tara. Huwaaaaa!" Xavier sedikit gelagapan, dia mendelik kesal ke arah adik tengahnya.

Just Figuran ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang