play the song for better vibes :)
enjoy babies <3
Beberapa orang bilang pukul dua belas merupakan waktu paling rawan. Katanya rawan untuk kalut dalam skenario yang dibuat sendiri, karena biasanya berujung tangis. Namun di satu sisi ini waktu terbaik juga untuk fokus dengan diri sendiri.Menatapi langit malam dengan kelap kelip bintang yang samar-samar terlihat menjadi penghiburnya. Kedua telapak tangannya bertengger pada pinggiran kolam, sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang ia menikmati.
Seisi mansion sudah berkelana di alam mimpi, beda halnya dengan Kenzie Arvins. Sudah sekitar 30 menit ia menghabiskan waktunya disini. Banyak yang terputar di otaknya. Utamanya ya tentang keturunan Aethelred satu itu.
Sejak sore ia berada di mansion ini, tidak ada sedikitpun tanda kehadiran Egan seperti yang Elson katakan. Ingin sekali memarahi bocah yang lebih muda darinya, namun merasa tak enak karena belum sedekat itu. Jadilah berusaha menabahkan hati untuk bersabar, apalagi jika ternyata nantinya Elson berbohong.
Kenzie dengan piyama putihnya menoleh kala mendapati suara langkah kaki tepat mendekat ke arahnya. Ternyata itu sosok yang ia tunggu sejak tadi. Baru saja dibincangkan, memang panjang umur sekali.
Entah apa yang terjadi, jantung Kenzie berdetak semakin kencang kala Egan mengambil tempat tepat di sampingnya. Memasukkan kakinya ke dalam air dingin kolam, seperti yang Kenzie lakukan.
" Kenapa belum tidur? " Egan bertanya sambil membetulkan rambut Kenzie yang sedikit berantakan karena angin.
" Aku menunggumu "
Senyuman pada wajah tampan Egan terukir. Batinnya menjerit gemas mendengar jawaban Kenzie. Apalagi dengan wajah yang polos dan melas seperti itu.
" Jadi sudah tidak marah? "
" Masih "
" Lalu kenapa menunggu? " Pertanyaan Egan membuat dirinya seketika terdiam. Dalam hati ingin menjawab namun rasa gengsi yang lebih mendominasi saat ini.
" Rindu? " Egan memang seperti cenayang yang selalu tahu apa isi hati Kenzie tanpa perlu diberi tahu. Hanya dengan melihat ekspresi serta dua mata indah itu. Egan terkekeh. Tiba-tiba menarik Kenzie mendekat ke arahnya, dan merengkuh tubuh kurus itu dalam pelukannya.
" I miss you more "
[aku lebih merindukanmu]Munafik sekali kalau Kenzie bilang tidak akan membalas pelukan dari Egan. Justru ini yang sangat Kenzie rindukan sejak kemarin. Namun kemarin emosinyalah yang lebih dominan. Kalau sekarang, ia butuh sosok yang bisa memberinya rasa nyaman dan ketenangan. Apalagi akibat kejadian tadi pagi, ia shock berat.
" Aku boleh bertanya? " Egan menganggukan kepalanya, sambil mengusap pundak Arvins dengan ritme perlahan.
" Siapa Nessa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
âme-soeur
Fanfictionâme-soeur (n) soulmate. Siapa yang menyangkan dikala sukarnya kondisi, mereka dipertemukan menjadi satu kesatuan yang sukar tuk dipisahkan. Namun tetap tidak luput dari berbagai rintangan yang ada. Dalam keluarga maupun lingkungan sekitar mereka. ...