Eros tidak yakin sih sebenarnya, tapi hanya satu itu yang muncul di benaknya ketika menduga bahwa Leony sedang merajuk padanya. Karena menurutnya, yang satu ini tidak akan ditolak Leony. Bahkan kalaupun ia ingin menolak, setidaknya Eros yakin pada bayi mereka yang berada di rahim Leony. Hingga Eros pun berharap.
Dedek Maliki, tolong Papa sekali ini.
Kalau kamu nggak mau nolong, Papa janji.
Ini adalah tempe dan tahu goreng terakhir yang Papa masakin buat Dedek.
Karena ... sungguh! Eros tidak bisa menemukan jalan lain, kecuali berusaha membujuk Leony dengan makanan idaman istrinya itu. Dan memanjatkan doa-doa pada Tuhan, Eros dengan penuh kehati-hatian menata makanan itu.
Menggunakan dua porsi nasi, tanpa bantuan cetakan, pokoknya jangan ditanya bagaimana cara Eros membuat tumpeng itu di satu piring besar. Bentuknya kokoh. Hingga Eros yakin untuk menata tumpeng nasi putih itu dengan tempe dan tahu goreng. Hihihihi.
Pertama-tama, Eros menyusun tahu goreng itu di pinggiran tumpeng. Persis seperti tukang bangunan yang menata keramik di lantai. Melihat itu, miris sebenarnya, tapi Eros terkekeh pula. Walau jelas, itu seperti tawa yang mengejek dirinya sendiri.
"Ya ampun, calon Bapak. Segininya kamu ya, Ros."
Setelahnya, memasuki langkah kedua. Dengan menggunakan tempe goreng, Eros menutupi semua permukaan nasi putih itu. Dan ketika semua telah tertutupi, ia menyadari bahwa perlu satu sentuhan penutup di hidangannya.
Satu cabai rawit pun kemudian menancap di puncak tumpeng.
"Ha ha ha ha."
Eros merosot. Terduduk di lantai dan mengusap wajahnya seraya meringis. Lalu ia tertawa. Lalu meringis lagi.
"Ampun dah. Ini sebenarnya aku ada salah apa coba sama Leony. Ya Tuhan. Mohon lunakkanlah hati istri hamba. Walau hanya tempe dan tahu goreng sebagai obatnya."
Hiks.
Namun, Eros tidak memiliki waktu banyak untuk merenungi kemalangan nasibnya kala itu. Lantaran ada balon yang harus segera ia tiup.
Tak hanya berusaha dengan tumpeng tempe dan tahu goreng, Eros pun lantas menaruh beberapa balon di ruang tamu. Menempelnya di dinding. Dan memastikan bahwa sebuket bunga mawar sudah siap menyambut di depan pintu.
Hingga kemudian, ketika Eros sudah selesai dengan semua itu, mendadak saja ia tertegun tanpa sebab. Itu seperti firasatnya yang sedang mengirimkan sinyal padanya. Untuk kemudian ia langsung bergegas. Berlari ke dapur. Mengambil tumpengnya dan langsung memasang pose –sok- keren ala foto model.
Daun pintu bergerak. Lalu terdengar suara halusnya ketika membuka. Di saat yang tepat, Eros pun melayangkan lirikan khas aktor ketika berusaha memikat tokoh utama wanita di drama-drama. Hingga wajar saja, bila satu suara itu tercekat ketika menyebutkan namanya.
"Eros ...."
Mata Eros berkedip sekali. Dalam penuh irama. Tidak terburu-buru. Ck. Memualkan sebenarnya, tapi apa boleh buat. Eros bahkan siap untuk muntah-muntah ketika ia membalas panggilan itu. Dengan teramat mendayu-dayu.
"Leony ...."
Di seberang sana, tampak seperti langkah kakinya terpasung di depan pintu, Leony tertegun. Melayangkan tatapan tanpa kedip pada Eros. Tampak syok. Hingga kemudian, ketika setelah beberapa detik berlalu, fokus matanya pun pindah.
Pada balon warna-warni yang menempel di dinding. Pada sebuket bunga mawar yang tergeletak di lantai. Lalu pada tempe dan tahu goreng yang berbentuk gunung di tangan Eros.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSITIF! 🔞 "FIN"
RomanceJudul: POSITIF! Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: Tamat Cerita Pertama dari Seri "Satu Kata" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ************** "BLURB" Pradipta Erosandy dan Leony Rosalie adalah satu dari sekian...