61. Rasa Gelisah

664 31 0
                                    

Sepertinya pertemuan dengan Sony siang tadi memberikan efek yang melebihi perkiraan Leony sebelumnya. Semula, cewek itu berpikir bahwa akan ada baku hantam. Namun, nyatanya tidak. Eros dengan begitu tenang berhasil menekan emosinya. Padahal mengingat bagaimana marahnya ia tempo hari itu, Leony sempat yakin kalau suaminya itu benar-benar akan memanfaatkan pisau daging mereka.

Hanya saja, walau Eros berhasil menghadapi Sony dengan waras, bukan berarti cowok itu langsung merasa tenang. Karena jelas sekali Leony melihat yang sebaliknya tengah terjadi. Bahwa suaminya itu seperti masih gusar dengan kejadian itu.

Tadi, setelah Sony pergi, Leony pun langsung meminta pelayan untuk menunggu paling tidak lima menit. Untuk barulah ia mengantarkan pesanan mereka. Karena Leony ingin menenangkan suaminya terlebih dahulu. Walau ... sepertinya tidak terlalu berhasil.

Sepanjang makan siang mereka, Leony bisa merasakan ketidaknyamanan cowok itu. Walau Eros berusaha untuk santai, tersenyum, dan berbicara padanya, namun Leony bisa merasakannya. Bahwa suaminya itu masih terpikirkan soal Sony. Dan itu tentu saja ... wajar.

Pulang dari CC Corner dengan perut kenyang yang memberikan fakta justru dirinya merasa masih tak tenang, Eros pada akhirnya memilih untuk segera beristirahat. Dengan terlebih dahulu mandi, mungkin bermaksud untuk benar-benar memadamkan api yang membakar dirinya dari dalam, pada akhirnya cowok itu berakhir dengan tubuh yang berbaring di atas tempat tidur. Kala itu, Leony menghampirinya.

"Kamu mau makan sesuatu, Ros? Camilan gitu?"

Namun, Eros menggeleng. "Aku masih kenyang banget loh, Ny," jawabnya pelan. "Kayaknya aku mau tidur bentaran aja deh. Rasanya aku capek banget hari ini."

Mungkin Leony bermaksud untuk mengatakan beberapa hal lainnya. Hanya sekadar berusaha untuk mencairkan suasana. Tapi, Eros keburu membalikkan posisinya. Membelakangi Leony. Dan cewek itu pun tau bahwa sekarang yang dibutuhkan oleh suaminya adalah istirahat.

Sepanjang kehamilannya, Leony menyadari dengan jelas bahwa Eros selalu berusaha untuk menjaga suasana di sekitar mereka. Menciptakan keadaan yang bisa membuat nyaman untuk dirinya. Dan itu tentu saja tanpa wajah lesu seperti yang ia tampakkan seharian ini.

Menarik napas dalam-dalam, pada akhirnya Leony beranjak. Keluar dari kamar dan memberikan waktu yang Eros butuhkan. Sementara ia sendiri, memutuskan untuk duduk di ruang tamu.

Pada saat itu, entah mengapa, tapi setelah pesan itu terkirim, barulah Leony menyadari bahwa ia menghubungi Miska.

[ Miska Tribun Java ]

[ Mis .... ]

[ Aku dan Eros baru balik. ]

[ Dari ketemuan sama Sony. ]

Leony menunggu sekitar lima menit lamanya, sebelum dua centang abu-abu di sana berubah warna menjadi biru. Dan sengaja, tidak keluar dari kolom percakapan itu, ia pun menunggu balasan Miska. Yang didahului oleh satu kalimat tak percaya.

[ Miska Tribun Java ]

[ Sumpeh lo? ]

[ Kamu jangan main-main deh, Ny. ]

Langsung ingin membalas pesan itu, Leony mengembuskan napas panjangnya terlebih dahulu. Lantas menyempatkan diri untuk mengusap perutnya. Lantaran satu tendangan halus yang ia rasakan kala itu. Ehm ... sekitar jam tiga sore memang waktunya bagi sang buah hati untuk bermain. Leony tau itu.

[ Miska Tribun Java ]

[ Sumpah banget. ]

[ Dan aku beneran nggak main-main. ]

POSITIF! 🔞 "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang