Overthinking dan nasehat putra

7.5K 788 55
                                    

Niat hati ingin melepas semua beban fikiran dengan nongkrong tapi bukannya berkurang justru malah bertambah. Kina terus memikirkan perkataan Oliv waktu di cafe tadi siang.

"Kenapa waktu Oliv minta izin gantiin posisi gue buat jadi ibu sambung nya Hito hati gue kaya gak rela yaa?"

"Apa gue beneran suka sama pak Alegra? Atau cuma perasaan seorang ibu yang gak mau anaknya punya ibu baru?" Gumam Kina bingung sendiri.

Ketika Kina sedang sibuk dengan fikiran kacaunya tiba tiba saja ponselnya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk. Kina pun langsung menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu tanpa melihat namanya terlebih dahulu.

"Hallo," Suara dari sebrang sana.

"Iya, hallo, ini siapa yaa?" Kina balik bertanya.

"Baru juga beberapa hari gak ketemu udah lupa aja, gimana kalo saya tinggal berbulan bulan bisa bisa kamu malah kecantol cowok lain." Balas lelaki dari sebrang sana dengan nada sedikit kesal.

"Saya gak liat namanya, kenapa yaa pak telpon saya malem malem?"

"Emangnya telpon pacar sendiri gak boleh?"

"Apasih gak jelas. Bisa to the point gak? Saya banyak tugas nih"

"Saya cuma mau kasih tau kalo beberapa hari ini saya sibuk di kantor mungkin kita bakal jarang ketemu dan saya juga gak akan ke kampus untuk satu bulan kedepan."

"Jangan genit sama cowok. Walaupun saya gak ada di kampus tapi saya bisa pantau pergerakan kamu dari sini. Jangan macem macem."

"Apasih pak. Makin gak jelas aja. Bapak gak cap—" Perkataan Kina terpotong saat dia mendengar suara seorang wanita dari sebrang sana.

"Kok dasinya berantakan sih, mas. Sini aku benerin dulu."

Kina terus mendekatkan telinganya pada lubang speaker agar dia bisa lebih jelas mendengar percakapan Alegra dan wanita itu. Namun tidak ada lagi percakapan selain yang tadi.

"Pak? Bapak lagi dimana?" Tanya Kina pada akhirnya.

"Saya tutup telponnya yaa nanti saya hubungin lagi. Saya cuma mau kasih tau itu, maaf kalo saya ganggu waktu belajar kamu. Semangat buat tugasnya yaa cantik. Muach." Ucap Alegra lalu memutus sambungan telponnya sepihak.

Sampai Alegra menutup telponnya pun Kina masih mematung di tempat dengan ponsel yang masih setia menempel di telinganya.

"Mas?" Guamam Kina.

"Apa pak Ale punya cewek selain gue? Tapi kok suaranya kaya kenal sih? Kaya gak asing di telinga gue." Gumamnya lagi.

"Terus kenapa dia gak jelasin dulu? Kenapa dia malah tutup telponnya gitu aja tanpa ada niatan ngejelasin sedikitpun?"

Karena tidak mau overthinking sendirian Kina pun memutuskan untuk bercerita pada Oliv. Semoga saja dia bisa sedikit menenangkan hati Kina. Semoga saja. Yaa walaupun Kina tau itu hanya 0,01 persen tapi setidaknya dia tidak overthinking sendirian.

Kina
Liv, lo masih hidup kan? Gue mau cerita nih

Oliv
Sinting lo! Cerita apaan? Gue lagi ada urusan nih, lusa aja lah

Kina
Lama bener, keburu lupa yang ada

Kina
Besok aja gimana? Di taman

Oliv
Besok gue gak ngampus. Ada urusan. Lusa aja nanti gue ke rumah lo sekalian ketemu bunda

Kina
Urusan apa? Kemana? Gue ikut yaa

02.12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang