Chapter 9

1.7K 153 5
                                    

Happy Reading

Keesokkan harinya Naruto pergi ke kantor penyelidik setelah berbincang-bincang dengan Shikamaru. Sebelum meninggal Jiraiya menyempatkan diri dengan sisa tenaga yang tersisa untuk menulis kode di punggung Petapa kodok, gurunya.

Jiraiya mengatakan jika Naruto pasti dapat memecahkan kode yang di tinggalkannya. Dengan bantuan Tim penyelidik serta Shikamaru dan Kakashi akhirnya mereka berhasil memecahkan kode tersebut.

Kode yang di tinggalkan Jiraiya berupa nomor itu berarti 'Tidak ada yang asli di antara mereka'.

Tim otopsi yang menyelidiki salah satu Pain yang dapat di bawa oleh Jiraiya pun menemukan fakta mengejutkan jika ternyata Pain tersebut adalah orang yang sudah mati sebelumnya dan di kendalikan oleh seseorang dari jauh.

Naruto yang merasa tugasnya sudah selesai pun bermaksud untuk pulang bertemu Sasuke. Niatnya tidak terlaksana karena Tsunade memanggilnya untuk ke kantor Hokage.

Di ruangan Hokage itu Tsunade memberitahunya bahwa mulai besok dia akan berlatih di Gunung Myoboku dengan bimbingan Pertapa kodok untuk berlatih Mode Sage.

Ancaman Akatsuki semakin dekat dan Naruto tidak mempunyai pilihan lain selain menurut. Jika dirinya ingin melindungi orang di sayangnya dan tidak ingin merasa kehilangan lagi dia harus menjadi lebih kuat dari dirinya yang sekarang.

"Oh? Kau sudah pulang?" Sapa Sasuke basa-basi melihat kearahnya lembut. Punggungnya menyandar pada tembok dengan tangan yang memegang suatu bingkai foto.

Naruto melepas jaket kesayangannya dan menaruhnya di lantai lalu berjalan menuju kasur dan duduk disana memandang Sasuke lesu.

Alis Sasuke terangkat heran tetapi dia tidak bertanya apapun dan memilih untuk kembali melihat foto di tangannya. Foto yang sedang di lihatnya adalah foto saat mereka pertama kali di bentuk team 7 pada saat Genin dulu. Meskipun sekarang juga mereka masih Genin si.

Dari foto itu dirinya tahu jika dulu hubungannya dengan Naruto tidak baik. Lihat saja wajah mereka yang terlihat kesal itu.

"Aku ingin bicara." Ungkap Naruto dengan nada lambat memandang Sasuke sedih. Dia ingin membicarakan tentang kepergiannya besok ke Gunung Myoboku untuk berlatih.

Dirinya sungguh tidak ingin meninggalkan Sasuke sendiri tetapi dia harus melakukannya. Ini untuk semua orang serta untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh mengecewakan Jiraiya yang menaruh harapan besar padanya.

"Bicara saja." Cuek Sasuke masih memandang foto itu dengan pandangan dalam, menerawang jauh mencoba mengingat bagaimana foto itu di ambil tetapi tidak bisa mengingat apapun.

Kepala Naruto menunduk kebawah. Semalam saja dirinya sangat manis padanya tetapi sekarang apa? Kembali bertingkah cuek dengan wajah datar seperti biasa.

Dengan tarikan nafas panjang dia mengangkat wajahnya dan memandang kearah Sasuke sendu "Mulai besok aku akan berlatih di Gunung Myoboku untuk menjadi lebih kuat. Aku minta maaf tetapi aku harus meninggalkan mu sendiri dalam waktu yang tidak pasti."

"Apa?"

Sasuke melihat kearah Naruto cepat dan menaruh bingkai foto itu di kasur dengan lemas. Naruto akan meninggalkannya sendiri di desa Konoha untuk berlatih? Sendirian di desa yang masih terlihat asing di matanya tanpa satupun teman?

"Maafkan aku, tetapi ini yang terbaik. Aku harus menjawab harapan semua orang padaku dan bersiap untuk ancaman di masa depan nanti. Aku sungguh tidak ingin meninggalkanmu sendiri tetapi aku harus melakukannya, maafkan aku." Dia kembali menunduk, tidak dapat melihat wajah Sasuke yang terluka serta kecewa.

Forget [NaruSasu] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang