Chapter 12

1.9K 168 47
                                    

Sebelum baca aku mau kasih tahu kalau di chapter sebelumnya ada kesalahan, bakal ku edit tapi kan kalian udah terlanjur baca jadi dah tau😐

Okay jadi, saat Sasuke pergi dengan Susano miliknya kan disitu di katakan Kakashi, Sakura dan Tsunade yang mendengar kalimat itu bla bla bla.

Aku lupa kalau setelah melawan Pain Tsunade tuh berubah jadi nenek dan ngga bisa gerak😭✋

Maafkan saya guys😔
Nonton Naruto aku dah lama sekali si kan jadi lupa bagian-bagian kecil yang penting😀

Nanti bakal ku remove kalimat Tsunade, sekali lagi maaf guys🙏






Happy Reading

Kaki Naruto yang menapak dari dahan pohon ke pohon yang lainya pun berhenti setelah lamanya berlari. Dia memutuskan untuk berhenti saat tidak dapat melihat Sasuke ada dimana pun.

Mengapa Sasuke bisa lari secepat itu? Dia juga tidak melihat Susano miliknya ada dimana pun.

Naruto melihat kearah sekeliling dengan tajam. Jika dia melihat Sasuke bahkan hanya rambutnya saja dia tidak akan melepaskannya jika sudah tertangkap.

Mata merah milik Naruto terpejam erat menahan amarah dengan menarik dan menghembuskan nafas dengan setenang mungkin.

Setelah beberapa saat amarahnya sudah sedikit berkurang dia kembali membuka matanya dan duduk di dahan pohon besar dengan kaki menyilang.

Dia berusaha merasakan energi alam seperti yang kakek kodok ajarkan tetapi gagal. Sejak awal dirinya memang belum sepenuhnya menguasai Mode tersebut.

Jika ingin memasuki menggunakan Mode Sage dirinya harus benar-benar fokus dan membuang semua pikirannya dan hanya berfokus merasakan energi alam.

Naruto terus gagal berapapun dia mencoba. Dia tidak bisa fokus merasakan energi alam disekitar karena fokusnya saat ini adalah Sasuke. Tidak bisa dirinya membuang Sasuke dari pikirannya.

Membayangkan hidup tanpa Sasuke di sisinya terlihat seperti tidak akan ada cahaya di hidupnya, Naruto tidak menginginkan hal itu.

"Naruto..." Suara Kyubi di dalam pikirannya tambah membuat fokusnya hilang. Untuk apa dirinya mengajaknya bicara, sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengobrol dan minum teh, bodoh.

"Mengapa kau sangat terobsesi dengan Uchiha itu? Dia bukanlah satu-satunya temanmu bukan?" Naruto mengabaikan pertanyaan Kurama dan memilih untuk kembali berusaha merasakan energi alam.

"Sebenarnya aku senang kau menjadi 'penjahat' tetapi aneh karena penyebabnya adalah Uchiha terakhir itu bukan karena kebencian mu terhadap desa busuk itu." Sedari dulu Kurama selalu merasakan perasaan Naruto yang tidak menyukai perlakuan warga desa padanya.

Dirinya bahkan merasakannya juga disaat warga desa memanggilnya pahlawan. Bermuka dua, dulu saja menyebutnya monster dan mengucilkannya.

"Diam. Aku sedang fokus merasakan energi alam!" Jawab Naruto akhirnya. Entah mengapa saat Rubah itu menyebut desa kelahirannya busuk membuat perasaan tidak suka timbul di dadanya.

Kurama tertawa di pikiran Naruto dengan keras ketika merasakan apa yang Naruto rasakan. Lucu sekali dia, jika memang masih menyukai desa itu mengapa pergi hanya untuk Sasuke?

Hanya satu orang Uchiha saja sampai membuatnya mengambil tindakan ekstrim itu.

"Apa yang kau tertawakan." Tajam Naruto menahan geraman marahnya.

Tidak ada jawaban apapun yang di berikan oleh Kurama, setelah tertawa keras tadi dia langsung terdiam bisu ketika menyadari sesuatu. Kurama tidak ingin mengatakan atau bertanya pada Naruto karena apa yang ada di pikirannya tidak mungkin nyata.

Forget [NaruSasu] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang