Chapter 18

1.9K 150 9
                                    

Happy Reading

"Mengapa kita berjalan kearah barat beberapa hari terakhir ini? Kemana kau akan membawaku?" Sasuke menoleh ke kanan dan ke kiri dengan kedua tangan yang berada di belakang kepala santai.

Sepanjang mata memandang Sasuke hanya melihat pepohonan rindang serta batu besar yang sesekali berada di pinggir jalan yang mereka lewati.

Mulut Sasuke tidak pernah berhenti untuk mengumpati rumput liar yang menjerat kakinya. Rumput sialan. Membuat kaki cantik nan mulusnya lecet saja.

"Kau bakal tau nanti saat kita sudah sampai di atas bukit jadi bersabarlah. Dan jangan terlalu sering mengumpat, aku tidak suka." Tangan Naruto bergerak untuk mencubit gemas bibir Sasuke yang maju kedepan karena ngambek.

Sasuke menyingkirkan tangan Sasuke dengan kasar lalu menatap kearahnya tajam. Semakin lama Naruto semakin kurang ajar padanya.

Mendapat tatapan tajam Sasuke adalah hal yang biasa Naruto terima jadi dia hanya tertawa kecil.

Wajah marah Sasuke terlihat lucu di mata Naruto, karena itulah dia belakangan ini sering menggoda Sasuke agar dirinya marah.

Setelah percakapan singkat tadi mereka berdua pun kembali berjalan menaiki bukit yang lumayan tinggi itu dengan keringat bercucuran di sekitar wajah keduanya.

Panas teriknya matahari membuat udara disekitar mereka terasa tidak mengenakkan dan juga kering, tidak seperti biasa yang menyegarkan.

Mata Naruto yang melihat sumber air terlihat jernih tak jauh dari posisi mereka pun memutuskan untuk berjalan kearah sana dengan cara menggandeng tangan Sasuke.

"Minumlah, kau pasti haus bukan?" Naruto menatap kearah Sasuke dengan penuh cinta lalu setelah melihat Sasuke-nya meminum air sungai yang tak terlalu besar itu seperti yang dirinya katakan Naruto pun tersenyum.

Sasuke yang sudah puas menyegarkan tenggorokannya kembali pun memutuskan untuk mencuci muka miliknya yang terasa terbakar agar lebih baik.

Rambutnya yang panjang pun ikut basah terkena air saat Sasuke mencuci mukanya.

Sasuke menyisir poni depannya yang basah kebelakang agar tidak menggangu penglihatannya.

Naruto menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat adegan panas itu berlangsung. Ingin rasanya dia menyetubuhi Sasuke sekarang tapi tidak jadi saat mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ketika Sasuke hampir menghilangkan satu lengannya menggunakan pedang yang selalu dia bawa.

"Bisa biasa aja ngga matanya? Mau ku congkel pake batu runcing ini, ha?" Sasuke membalas tatapan intens Naruto dengan wajah datar. Tangannya sudah berada di depan wajah Naruto dengan batu kecil runcing miliknya.

Kaki Naruto bergerak mundur beberapa langkah ke belakang dengan kedua tangan yang berada di depan dada menyuruh agar Sasuke tenang dengan gerakan tubuh.

"Jangan dong, Sasuke... Nanti kalau aku ngga punya mata gimana caranya aku mengagumi betapa cantiknya dirimu?" Kata Naruto manis dengan wajah memelas.

Sasuke memasang wajah ingin muntah lalu mengalihkan wajahnya dari Naruto kemudian melempar batu di tangannya kembali ke sungai.

"Aku akan mencari makan malam untuk kita, kau tunggu disini" tangan Sasuke mulai bergerak untuk mencabut pedang yang selalu di bawanya itu.

"Tidak. Kita akan pergi bersama." Naruto meminum air sungai dengan cepat kemudian bangkit berdiri dan menahan tangan Sasuke yang sedang mencabut pedang tersebut dari tempatnya.

"Aku bisa sendiri. Kau tunggu saja disini!"

"Tidak. Kita akan pergi bersama." Dingin Naruto dengan mata berbahaya miliknya sambil menarik tangan Sasuke agar mengikutinya.

Forget [NaruSasu] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang