Gimana kabar kalian? Gue sendiri ga baik-baik aja si ha-ha-ha
Semoga suka sama chapter kali ini ya, jangan lupa tinggalkan vote dan komen biar gue semangat nulisnya!
Happy Reading!
Rasa senang menghampiri hati Sasuke saat dirinya merasakan permukaan pasir di bawah kaki miliknya. Lamanya terombang-ambing di lautan lepas membuatnya rindu dengan daratan.
Sesampainya di pulau mimpi–mereka menamai pulau tak bernama tersebut dengan sebutan pulau mimpi–mereka tak langsung menyusuri pulau tersebut dan memilih untuk memulihkan kembali energi yang sudah terkuras habis.
"Aku tidak percaya pulau ini sungguh nyata adanya.." gumam Naruto menatap kearah sekitar dengan mata berbinar kagum.
Siapa yang menyangka jika gulungan itu mengatakan yang sebenarnya, Naruto jadi penasaran siapa kira-kira penulis gulungan tua itu, pasti dia orang yang hebat.
"Lalu, apa yang akan kita lakukan kedepannya?" Sasuke menoleh menatap Naruto yang masih saja memandang kagum ke sekitar, "Apa kau punya rencana?"
Naruto berkedip kemudian menatap kearah Sasuke dengan senyum lebar dan menjawab dengan tanpa beban, "Tidak."
Sasuke sudah tebak sebenarnya dari awal, mana mungkin juga otak bodoh milik Naruto dapat berfikir sejauh itu sampai memikirkan rencana untuk kedepannya.
Tangan Sasuke menepuk pelan pantat miliknya guna menghilangkan pasir yang menempel pada celana bahan yang dia pakai dan Naruto mengikuti tindakan Sasuke tanpa banyak bicara.
Sepertinya mereka akan mulai bergerak sekarang.
Mereka berdua berjalan berdampingan dengan tas yang tak terlalu besar di punggung masing-masing dengan mata yang terus melihat kearah sekitar waspada.
Saat ini mereka sedang berada di tempat asing, tidak ada salahnya mempertahankan kewaspadaan, tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya bukan?
"Kemana kita akan pergi?" Tanya Sasuke ketika mereka mulai memasuki hutan yang sepertinya lebat tersebut.
"Aku tidak tau, terus saja berjalan, mungkin kita akan melihat suatu petunjuk nanti." Naruto tersenyum dengan tangan yang meraih tangan milik Sasuke untuk dirinya genggam.
Mereka memasuki hutan belantara, dia tidak ingin terpisah dan membuatnya kehilangan Sasuke lagi dan lagi.
Mereka sudah berjalan menggunakan kaki lebih dari satu jam lamanya tapi masih juga tidak menemukan petunjuk. Tingginya pohon dan lebatnya daun membuat hutan tersebut minim cahaya.
Disiang hari saja sudah begitu gelapnya lalu bagaimana dengan malam hari nanti?
"Daripada kita berjalan kaki kenapa kita tidak lompat dari dahan ke dahan saja?" Sasuke mengusap keringat sebesar biji jagung di dahinya menggunakan satu tangannya yang bebas, "Jika kita melakukan hal tersebut bukankah membuat perjalanan tak tentu arah kita menjadi lebih cepat?" Masuk akal.
Naruto menghela nafas, "Aku memang memiliki keinginan untuk melompat dari dahan ke dahan sejak tadi tetapi jika kita melakukannya bukankah akan menarik perhatian?"
"Tidak ada siapapun di sekitar sini, bodoh."
"Kita tidak tahu, Sasuke." Jawab Naruto cepat memasang wajah serius, kedua mata miliknya terlihat cukup menyeramkan di dalam kegelapan sungguh, "Kita hanya belum lihat bukan mereka tidak ada."
Mendengar hal itu Sasuke hanya memutar bola matanya malas.
"Apa kau lelah?" Tanya Naruto khawatir melihat Sasuke yang saat ini entah kenapa terlihat tidak bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget [NaruSasu] ON HOLD
RomanceAku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku untuk yang kedua kalinya, Sasuke. SemiCanon NaruSasu Naruto; Seme Sasuke; Uke bagi anda yang homophobic silahkan tinggalkan halaman ini : ) see my profil for other story about NaruSasu