Chapter 21

2.3K 130 10
                                    

Happy Reading

Angin dari arah laut yang terasa segar melewati lubang kayu rumah penginapan yang di tempati oleh Naruto membuat dirinya bangun karena merasakan hawa dingin di kulit.

Dia duduk di kasur kemudian meregangkan seluruh tubuhnya yang lelah karena kegiatan kemarin yang sangat intens dan membuang banyak tenaga.

Mata miliknya menelisik sekitar kemudian tersenyum saat melihat Sasuke tidur dengan posisi miring menghadap kearahnya dengan rambut berantakan dan wajah memerah.

Naruto tahu bahwa dirinya membuat demam Sasuke lebih parah dari sebelumnya, dia merasa bersalah sedikit karena rasa senangnya lebih banyak sebab akhirnya Sasuke telah menjadi miliknya sepenuhnya.

Selimut yang sedikit terlalu kebawah itu pun Naruto tarik agar menutupi tubuh Sasuke supaya dia tidak kedinginan. Sasuke sudah memakai baju yang tebal jadi satu selimut cukup untuk membuat tubuhnya tetap hangat.

Satu telapak kaki Naruto menyentuh lantai kayu kemudian dia berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Untung saja badai tidak datang kemarin malam jadi kegiatan panas mereka tidak terganggu.

Naruto yang sudah kembali segar dan rapi memutuskan untuk keluar dari rumah membeli makanan.

Dirinya sudah berjalan lama di sekitar pelabuhan tetapi tidak ada satupun toko yang buka. Heran rasanya.

Setelah lama berfikir mengapa demikian akhirnya Naruto pun menepuk jidatnya karena akhirnya ingat jika para penduduk sekitar pelabuhan mengungsi di tempat yang tinggi.

Tentu saja karena hal itu tidak akan ada toko yang buka. Bodohnya dia.

Naruto yang sudah puas merutuki kebodohannya itu pun memilih untuk melangkahkan kakinya yang sudah di beri Cakra melangkah ke air untuk mencari ikan.

Dengan bermodal jaring dan tombak dari perahu kecil di sana Naruto pun mulai melangkah lebih jauh kearah laut yang memiliki air bergelombang tersebut.

Untung saja tidak ada ombak yang besar sampai dapat membuatnya tumbang dan gagal memfokuskan Cakra pada telapak kakinya.

Langkah kaki Naruto berhenti ketika melihat banyak buih-buih berwarna putih bermunculan tak jauh dari posisinya.

Buih-buih itu terus bertambah banyak dengan seiring berjalannya waktu.

Naruto yang merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi pun bersiap untuk bertarung kapanpun dengan kedua tangan mengepal erat.

Ombak besar datang, mata Naruto refleks melihat keatas dengan wajah bodoh dan terkejut di saat yang bersamaan. Bagaimana tidak bodoh, sudah tau ada ombak besar datang malah tidak berlari pergi dan hanya diam di posisi yang sama.

Naruto yang masih bengong saat itupun akhirnya tersadar ketika air asin laut mengenai wajahnya dengan keras.

Fokusnya hilang, satu detik dirinya panik dan itu menyebabkan Cakra pada telapak kakinya hilang, membuat dirinya terjatuh ke laut.

Kurama tertawa terbahak-bahak di dalam benak Naruto dan itu membuatnya sebal.

'Perhatikan sekitarmu!' ucap Kurama ketika tawanya seketika berhenti tiba-tiba. Rubah ekor sembilan itu merasakan hawa yang tidak mengenakan mendekat kearah mereka dengan cepat.

Mendengar nada serius dari Kurama Naruto pun langsung melihat sekitar seperti yang Kurama perintahkan dengan siaga.

Kepalanya menoleh kearah dalam laut melihat kearah kakinya yang terasa seperti sedang di serang oleh sesuatu yang tajam.

Forget [NaruSasu] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang