Sakura's pov
Blam!
Kulempar diriku disisi ranjang kayu itu hingga timbul decitan. Mari rebahkan jiwa~ dan raga dulu sejenak.
Mataku menatap lurus pada langit-langit kamar sembari menghitung hari-hari yang telah kulalui. Yah, Terlebih aku memang belum makan, sedari tadi suara alam dari perut itu terus berdengung dari menaiki tangga hingga menempel diatas kasur ini.
Belum lagi hal lain yang kudengar hari ini tentang fakta terbaru diriku. "Ditahun ini, usiamu tujuh belas tahun dalam data buku bingo." Itu katanya, sudah begitu dia malah tertawa yang membuatku tidak mengerti letak konyolnya.
"Kau tau sesuatu, Sakura-chan?" bibir tipis itu tersenyum, "Ternyata usia kita terpaut setahun."
Aku memijat tengkuk hidungku. Ada apa dengan tatapannya? Apa dia begitu tidak nyamannya berbicara formal denganku? Dia terdengar bersyukur aku lebih tua setahun. Mau orang berniat baik dan buruk mereka mendekatiku, mengapa orang-orang dimensi ini ingin akrab denganku?
Dadaku terasa bergemuruh, ntahlah apa ini perasaan senang yang bercampur lega. Tentang hal tadi, mungkin umur dan cakraku adalah bayaran memasuki dunia ini. Byakugouku belum bangkit bukan menghilang. Disaat perang dunia, beberapa bulan mendekati delapan belas tahun barulah muncul.
Lalu berkurangnya 5 tahun dari umur asliku, disini aku bertemu Naruto yang berusia delapan tahun. Lalu jika aku membayar 10 tahun umurku, diriku berada di empat tahun sebelum Naruto lahir.
Jika aku berada di usia 12 tahun, aku muncul di era hokage Minato dengan kemampuanku yang sebatas shuriken. Disini pula aku baru tau, jika ingatan masa depanku tidak ikut lenyap.
Tok! Tok!
Kutegakkan punggungku melirik kearah pintu, tengah malam begini malah bertamu. "Siapa?"
"Uzumaki Naruto." kudekati pintu dan membukakan pintu. Terlihat anak kecil dengan bersila tangan dibelakang tubuhnya. "Kakak Sakura!" serunya. Matanya terlihat lega.
"Ada apa?"
Dia memperlihatkan lengannya yang tergores-gores. Mataku memicing. Kuku Kucing atau Anak anjing? "Kak, bisa tolong obati?"
Mataku bergantian menatap dirinya dan luka itu, sesaat aku menghela napas lelah. Kujawil saja pipinya itu menariknya dengan cukup keras.
"A—! Kak, sa-sakit!" tangannya menggeplak tanganku itu. Setidaknya dia harus sadar dia melakukan apa di jam segini.
Posisiku kini berjongkok lalu menarik tangannya. Kusalurkan langsung cahaya hijau itu padanya, "Mengapa kau bermain dengan kucing jam segini?"
Dia menggaruk kepalanya dengan satu jari, "Hihi, sudah kuduga kakak tidak akan pernah marah padaku."
"Tadi dibawah jembatan, ada kucing yang minta tolong namun tidak ada kayu atau apapun yang bisa membantunya jadi aku menggunakan tanganku. Untungnya dia selamat." cicitnya takut, tapi dia masih menjelaskannya secara detil.
"Itu.. Sudah pasti."
Kami berdua terdiam beberapa saat sampai Naruto berhenti melamun dan berkata sesuatu yang membuatku berhenti mengobatinya.
"Kak, kakak habis putus dengan seseorang, ya?"
Author's pov
"Maksudmu?" pandangan gadis itu sepenuhnya menatap serius bocil didepannya. Tangannya sempat terhenti.
Kedua alisnya terangkat, "Saat aku akan menaiki tangga, aku melirik keatas dan disitu ada kakak laki-laki yang melirik kearah pintu kakak. Lalu dia melihatku sambil begini." Naruto mengisyaratkan telunjuknya didepan bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku 17 Tahun Lagi?! (Sakura X Shisui) -TAMAT
Fanfictiona sakura love story (indonesia) _sampul berubah Status-selesai! sakura menekan dahinya agak kuat. sudah 30 menit dia bangun dengan posisi duduk tertunduk dan kepalanya seperti mau pecah. "astaga, kenapa kepalaku ini." ketika dia sudah sadar, matany...