Sakura's pov
Hari berikutnya..
"SAKURA!"
Kepalaku menoleh ke sumber suara. "Sakura, tolong bantu hantarkan cakra penyembuhmu pada 15 petani. Ini darurat!"
"Di gedung sayap kiri, gunakan sarung tangan jika mereka tidak terkendali. Berhati-hatilah." setelah mengatakan itu dia berlalu pergi.
Hah? Aku melohok kesal Apanya yang training? Padahal kemarin hanya dikenalkan lokasi ruangan.
Meski begitu, tiba juga aku disini.
"B-bukankah kita harus menetralkan racunnya?" dia yang memakai jas lab berambut pendek tengah menungguku.
Dilihat-lihat kasus ini sedikit berbeda dengan Naruto, kemunculan bintik-bintik ungu pada kulitnya yang berbeda. Penanganannya cukup sederhana, mengalirkan cakra medis penyembuhan dengan masuk kedalam kulit pasien dan langsung menyentuh daerah yang terkena infeksi racun.
"Kita harus menghilangkan efek racun dulu untuk tidak menyebar. Racun yang ini seperti parasit dan mudah ditemukan disekitar desa terlebih suka menempel pada sayuran."
Ini beberapa kali terjadi. Setidaknya dalam setahun, jumlah yang terpapar mencapai 60 warga.
Racun itu mengeras bersama darah lalu membatu. Itulah kenapa jutsu air tidak akan cukup. Meski aku memiliki sedikit elemen tanah setidaknya ini dapat mengemburkan sesuatu yang padat dengan cepat. Satu hal inilah yang tidak semua tenaga medis miliki.
Yah, diantara semuanya, inilah yang cukup menekan ekstra cakra.
Tatapanku tertuju pada semua orang disini. Petani yang sudah renta beberapa diantaranya sudah tidak sadarkan diri.
"Hey kau yang disana! Jangan terlalu menekan kuat cakramu, pergilah ke belakang dan berikan mereka masing-masing teh herbal sekarang!"
"Segera disiapkan."
Tidak lama kristal darah itu melebur. Pemahamannya hampir serupa, jika leburan padat itu terlalu besar untuk dikeluarkan akan menyebabkan luka pada lapisan kulit bawah. Jika kecil, saikan chusutsu no jutsu bisa dilakukan setelahnya.
"Mengapa harus teh?"
Dokter lain menghampiri juga, dia menambahkan. "Kita bunuh bakteri yang aktif sebelum membereskan parasitnya, teh yang dimaksud adalah kombucha dan itu cukup efektif membunuh bakteri yang ikut masuk." suara bariton itu menarik perhatianku, lumayan juga dia.
Pria itu melanjutkan, "Tindakan operasi mungkin lebih cepat namun akan lebih berbahaya secara tidak langsung. Itulah mengapa penyembuhan bertahap meski memakan waktu, lebih efektif karna usia perlu diperhitungkan."
Mereka mengangguk. Kulihat sekelilingku semua langsung turun tangan hingga tidak ada pasien yang menunggu.
Ah iya, sarung tanganku. Aku berdiri dan berniat kembali ke ruang obat.
"Sakura-san!"
Kuurungkan niatku dan melangkah mendekati petani lainnya.
"Sakura-san, bagaimana ini?! Wajahnya pucat sekali padahal kuyakin dia baik-baik saja. KYAA!"
Grett!
"TANGANNYA-!"
Mengerut?
Mataku memicing. Cakranya, Dia seorang shinobi? Keringat dingin mulai mengalir dileherku.
"Cakraku.. Kumohon~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku 17 Tahun Lagi?! (Sakura X Shisui) -TAMAT
Fanfictiona sakura love story (indonesia) _sampul berubah Status-selesai! sakura menekan dahinya agak kuat. sudah 30 menit dia bangun dengan posisi duduk tertunduk dan kepalanya seperti mau pecah. "astaga, kenapa kepalaku ini." ketika dia sudah sadar, matany...