29. Saat Di Pasar Malam (Bonus)

918 129 50
                                    

BONUS!!!

Flashback terakhir pas mereka ke pasar malam.

Tempat yang pas untuk melihat seluruh pemandangan. Tepatnya tebing diatas patung para hokage. Mereka terduduk dengan damai.

Shisui ragu, "Saat itu aku penasaran, mengapa dirimu berubah setelah meyakinkan kami bahwa dirimu darisini?"

Sakura bergeming. "Untuk apa kau penasaran?"

"Kita memiliki niat yang sama." Shisui tersenyum, "Aku sudah bosan dengan segala misi dan apapun yang tidak berjalan sesuai rencana. Antara konoha dan klanku. Jika aku mengakhirinya, bukankah itu juga takdir?"

Sakura tertegun, bukankah kau dibunuh? "Kau juga ingin bunuh diri?" tanyanya spontan.

Shisui menatap gadis itu sebal, sedangkan Sakura menyeringai jahil. "Aku tau kau lebih tua, tapi tetap saja pertanyaanmu perlu disaring."

Shisui mendesah lelah, dia menatap kedepan, "Jika ada kesempatan sudah kulakukan. Tapi sering sekali aku memiliki niat untuk melakukannya."

"Aku menundanya, karena ingin melihat seluruh desa menjadi bersahabat." lanjutnya.

Sakura terharu, ya, kau perlu bertahan hingga 10 tahun kemudian.

"Sebenarnya aku tidak ingin mati." sanggah sakura.

Shisui membuka matanya, "Mengapa?"

"Karena kukira aku bermimpi. Maka dari itu aku tidak takut melakukannya (bundir)."

"Aku belum menikmati dengan leluasa festival desa lain. Aku masih berusaha untuk memelajari hal yang mungkin dapat kupelajari, sekaligus menjadi kepala rumah sakit. Hal yang aku inginkan juga memiliki keturunan, entah itu dariku langsung atau mengangkatnya dari luar." jelas gadis itu.

Shisui menatap Sakura intens. Dia lalu tersenyum, "Ya.. ayo kita menikah." Sakura menggeleng pelan. "Kenapa? Bukankah kita berharap memiliki anak yang hebat?"

Sakura tertawa disatu sisi Shisui benar-benar polos, "Kau bisa melamar wanita dari klan hyuga, uzumaki, atau sesama uchiha. Anakmu akan menjadi luar biasa." dia melanjutkan, "Lagipula kita tidak memiliki perasaan lebih."

Shisui ingin menyanggah, tetapi dilain hal perasaan tidak beraturan itu membuatnya takut. Dia hanya tidak mau mendengar penolakan apalagi perpisahan.

"Kau tau orang2 yang harus disingkirkan tapi kau tidak ingin memberantas mereka karna ketidakinginanmu adanya pertumpahan darah. "

Sakura menghela napas pelan, "Meski aku bukan ninja jenius uciha, seakurat hyuga, seberbakat rinnegan, meski aku tidak memiliki ninjutsu serangan setidaknya aku bisa membuat desa ini dapat mengandalkanku suatu hari nanti."

Dalam hati pikiran lelaki itu menggebu-gebu, dia berkata begitu tapi dia tidak tau seberapa banyak lelaki diluar sana yang mesti kuhapus ingatannya ketika melihatmu.

Shisui bilang dengan hati-hati. "Menurutku tidak adil jika kau terlahir dari klan pemilik doujutsu, dengan kekuatan dahsyat, genjutsu, taijutsu, dan pantang menyerah. Itu terlalu sempurna! Oh ya jangan lupa ninja medis. "

"Kau bisa saja merasa kesal karna tidak berasal dari klan sepertiku. Kutebak, pasti rasa tidak percaya dirimu datang sejak kecil bukan?"

Sakura menatap dengan tatapan memicing, Dasar cenayang.

"Aku mungkin tidak merasakannya, tetapi sharinganku dengan tiga tomoe muncul bukan karena orang-orang yang sepertiku."

"Temanku bukan dari klan manapaun yang bahkan tidak mampu masuk akademi. Tapi, dialah yang membuat sharinganku muncul. Karena melindungiku dari penculik."

Aku 17 Tahun Lagi?! (Sakura X Shisui) -TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang