Pijakannya memelan saat ditempat baru. Lamunannya malah memikirkan bocah pingsan yang menubruknya tadi.
Jadi yang tadi itu wilayah Hyuga? Tidak kusangka aku bertemu Hinata!
Meski klan itu tidak sepadat Uchiha hingga memiliki distrik tersendiri, tapi kemampuan Hyuga menjadikannya klan yang cukup terpandang setelah klan kipas.
Disisi lain, wilayah mereka yang tercampur warga sipil pun menjadikan turunan hyuga sangatlah minoritas di distrik mereka. Bukan hanya Hyuga, faktanya memang warga sipil tentu lebih dominan jumlahnya dibanding para shinobi.
Satu lagi. Karena teknik taijutsu mereka yang khas dan akurat sejak nenek moyang. Tanpa perlu mengikuti akademi, mereka bisa menjadikan klan mereka shinobi secara khusus.
Dan mungkin simpelnya Neji atau Hinata tidak perlu menguasai kagebunshin untuk kelulusan ujian genin. Wah, irinya~
Soal Hinata tadi, Sakura tidak sempat berbicara atau sekedar membangunkannya. Dia terkejut dan bingung secara bersamaan melihat kejadiaan nyata didepan matanya. Ck! Setelah bangun dia malah lari.
Posisinya berdiri kini pindah ke distrik yang tadi pagi dia ratakan. Diantara bangunan-bangunan rata, berdiri kedai makanan diujung jalan.
Kedai itu tampaknya dibuat terburu-buru setelah kejadian pagi tadi. Bangunan yang cukup untuk berteduh saat hujan, namun terlihat tidak kokoh jika dilihat dari dekat. Sakura menepuk kedua pipinya hingga mengaduh.
Sakuraa~ Bercerminlah, bodoh!
Tidak usah banyak menilai! Dia begitu untuk menjalankan hidup. Sama denganmu! Dia mengembuskan napasnya untuk mengubah moodnya itu.
Tirai pun disampirkan dengan lembut, terlihat dari atasnya jika kain tirai itu hanya ditempel perekat. Pupilnya melihat sosok tidak asing yang lebih dulu berdiri memunggunginya.
Matanya langsung mendelik, memang yah, Sial itu dihadapi, jika dihindari yah diganti dengan yang lain.
Penuduhan warga menjadi berduaan dengan anbu.
Baru saja, Sakura akan keluar lagi penjual itu datang membawa nampan dengan makanan diatasnya untuk pelanggan, "Oh, nona! mau pesan apa?"
Anbu itu ikut nengok kebelakang. Mata mereka berpapasan. Itu kecanggungan yang cukup pekat. Sakura meneguk salivanya, kalau sudah begini hadapi sajalah.
Dia tersenyum dan mendekati etalase yang sepantaran sikunya itu, "dua susu hangat, ojiisan."
"baik, silakan menunggu." Penjual itu masuk kedalam lagi untuk meraciknya dan disinilah mereka berdua.
Minuman pemuda itu juga belum selesai, dia mungkin belum lama ada disini selain makanan yang tengah dikunyahnya sambil berdiri.
"Ho~ ternyata anbu bisa suka dango, yah?"
Anbu yang ada diruang interogasi itu mendelik. Si anbu Hyuga kepercayaan hokage. Dia mendengkus tak suka, "tch, memangnya kenapa?"
Sakura memajukan bibirnya dengan dahi berkerut, "hm.. entahlah. Itu mungkin, jaa-uh~ dari ekspektasiku saat melihat ini."
Urat kesal di dahi pemuda itu pun timbul 💢. Bibir atasnya berkedut jengkel, "kau tau? dua bulan lagi aku akan mendapat wewenang penuh juga posisi yang bagus. Dengan begitu aku tidak segan menyiksamu dibui."
"Ah! Kalau begitu kau masih budak bawahan?"
"KUBILANG 2 BULAN LAGI."
Tawanya pecah ketika melihat reaksi pemuda itu. Wajahnya tanpa topeng tidak bisa dikontrol, Dia mudah terpancing emosi. Jelas-jelas dia lebih kekanakan dari yang Sakura duga.
"Lalu apa aku salah?" Sakura masih tersenyum menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku 17 Tahun Lagi?! (Sakura X Shisui) -TAMAT
Hayran Kurgua sakura love story (indonesia) _sampul berubah Status-selesai! sakura menekan dahinya agak kuat. sudah 30 menit dia bangun dengan posisi duduk tertunduk dan kepalanya seperti mau pecah. "astaga, kenapa kepalaku ini." ketika dia sudah sadar, matany...