Author's pov
Pupil itu menyoroti pemandangan langit gelap tanpa bintang. Sesekali Ia menyesap kopi untuk menyegarkan pikiran yang sempat mengganjal dikepalanya. Dahi Hiruzen berkerut halus.
"Mata-mata kirigakure?" Shisui mengangguk. "Untuk apa dia mengincar Sakura?"
Shisui menjawab, "Dia tidak memberitahu apapun meski saya mengancam nyawanya. Penyusup itu datang sendiri dengan wajah berambisi."
Pria paruh baya itu mendesah kasar. Hiruzen tau jika ini hanya oknum diluar kendali pemimpin mereka. Dia tidak memiliki konflik dengan mitsukage meski tidak sedekat itu. Mereka hanya kedua pihak yang saling mewaspadai. Bukan kawan maupun lawan.
"Shisui."
Orang yang dipanggil lantas menunduk. "Aku ingin kau menghapus paksa ingatan semua penyusup luar yang telah masuk teritorial dari semua tipe ninja. Hanya 3 bulan ini."
Shisui mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia menatap tuannya dengan wajah penuh tanda tanya.
"Namun jika mereka melawan meski diberi kesempatan untuk pulang, bunuh mereka."
Perasaannya itu makin tidak mengenakkan. Hiruzen melanjutkan, "kau bisa membawa rekanmu, aku tidak ingin kau mati konyol hanya karna menanggung sendiri. Kau berharga bagi desa, Shisui."
Hiruzen menggeleng soal percakapan tadi. Shisui telah menghilang dari hadapannya beberapa saat lalu dan kini Ia ragu.
Bibirnya mendesis, dipikir-pikir yang tadi menggelikan juga, mengapa aku harus berkata begitu? Pria tua itu mengingat pujiannya pada Uchiha itu.
Ingin rasanya dia-sandaime pulang cepat kalau bukan karena bawahannya melapor. Terlebih kantuk itu seolah-olah menghilang karena laporan absurd. Pikirannya yang plong jadi mumet lagi.
Setelah beberapa lama dia tak bergeming, sesekali lirikannya menatap isi gulungan terbuka dimana ada pesan yang ditulis si anbu Hyuga.
Hokage-sama, saya ingin menyampaikan sesuatu terkait distrik yang terkena serangan.
Mata pria tua itu menyipit, tangannya spontan memasang kacamata. Matanya bergerak kanan-kiri dengan bibir terbuka kecil merapalkan isi surat itu. "...Ditengah-tengah perumahan, terdapat kotoran lembu yang menggunung di sumur,"
"...Saya mengira serangga yang hinggap diatas kotoran itu lalat biasa melainkan sejenis serangga yang umum ditemukan didistrik klan aburame."
Dan masih banyak lagi isi pesannya. Hiruzen tersenyum kecil. Dia menggaruk kecil hidung berkerutnya itu. "Sepertinya aku harus mengajarinya apa itu ringkasan."
Niat sekali seperti membuat surat perpisahan ckck. Dengan cepat Hiruzen membalikkan surat itu hingga ia sampai pada poin akhir.
... Dengan byakugan, kami menemukan seorang pria berada dibawah tumpukan kotoran itu. Dia dinyatakan tewas namun memiliki kejanggalan. Terlebih serangga itu terikat dengan mayat oleh benang cakra.
Kami masih belum menemukan jawaban atas mayat yang masih memiliki cakra.
Hingga saat ini masih banyak yang perlu diteliti dan menunggu hasil dari otopsi mayat itu. Itu saja Tuan Hokage.
Shon.
Sandaime lalu meletakkan gulungan itu. Ia memijat keningnya pusing kentara. Sepertinya aku tidak bisa pulang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku 17 Tahun Lagi?! (Sakura X Shisui) -TAMAT
Fiksi Penggemara sakura love story (indonesia) _sampul berubah Status-selesai! sakura menekan dahinya agak kuat. sudah 30 menit dia bangun dengan posisi duduk tertunduk dan kepalanya seperti mau pecah. "astaga, kenapa kepalaku ini." ketika dia sudah sadar, matany...