Paparazzi

CH18

"Hey, sudah cukup. Kau bisa sakit kepala jika meminum Anggur terlalu banyak." Tegur Jimin merebut gelas minuman dari genggaman Taehyung yang kini mulai tertawa keras.

"Sialan! Siapa pria bajingan itu!" Racau Taehyung yang setengah mabuk.

Jimin menghela nafasnya.

"Kau sebaiknya tidak usah memikirkan siapa pria itu. Ikhlaskan saja Han dirawat oleh Ibu nya, lagipula memang Jisoo berhak untuk merawat Han karena dia yang telah membesarkannya selama ini."

"Kalau aku membiarkannya membawa Han, aku tidak bisa mendapatkan wanita itu." Geram Taehyung.

Jimin berdecak. "Kau sudah akan menikah, untuk apa lagi mengejar perempuan lain."

"Aku membutuhkannya."

"Sebagai pemuas nafsu mu? Ck berhenti menyakiti wanita sebaik Jisoo, kau bisa mendapatkan Karma nantinya."

"Aku tidak menyakitinya, Jimin. Aku hanya ingin berbagi kehangatan dengan nya." Ucap Taehyung dengan senyum miring.

Jimin menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan jalan pikiran pria itu.

"Kau bisa mendapatkannya dari istri mu."

"Kau tidak mengerti, Jisoo berbeda. Dia satu-satunya wanita yang selalu membuatku terus menginginkannya dan selalu bergairah setiap kali melihatnya berada di sekitar ku."

"Kalau begitu nikahi dia!" Pekik Jimin sedikit membentak.

Ucapan pria itu membuat Taehyung terdiam dan menatap nya.

"Apa yang akan orang-orang pikirkan kalau aku menikah dengan seorang Paparazzi?"

"Kau ini bodoh atau apa?" Umpat Jimin yang juga langsung menciut begitu Taehyung ikut menatapnya tajam karena telah berani mengatainya.

"M-maksud ku, semua orang juga sudah tau tentang berita itu kalau kau sudah mempunyai seorang anak dari seorang Paparazzi." Jelas nya.

"Dan meskipun awalnya itu menjadi sebuah skandal dimata para penggemar mu, tapi sekarang sudah banyak yang meng-support. Aku bahkan membacanya di Internet, mereka para penggemar mu setuju jika kau menikahi gadis itu. Foto Han juga sudah trending dimana-mana, dan sekarang banyak yang menjadi penggemar putra mu" Cerita Jimin dengan antusias.

Taehyung hanya diam mendengarkan penuturan Jimin yang menjelaskan dengan panjang lebar.

"Jadi tunggu apa lagi? Segera nikahi Ibu nya!" Lanjut pria itu.

"Tapi.. Jimin, aku tidak bisa menolak permintaan Ibu ku untuk menikah dengan wanita pilihannya."

"Untuk hal itu aku tidak ikut campur. Aku harap kau bisa menjelaskannya kepada ibu mu dan membuatnya mengerti."

Taehyung meremas rambutnya kasar, merasa sedikit frustasi memikirkan semua ini. Menarik nafas nya perlahan. "Jimin, bisa kau bawa Jisoo kemari?"

Sontak saja pria itu mendelik menatap pria itu.

"Otak mu sedang terbentur rupanya." Cibir nya.

Taehyung berdecak. "Aku hanya ingin mengajak nya berbicara."

"Berbicara mengenai urusan ranjang?" Pungkas Jimin menyindir.

Taehyung mendengus. "Kau ingin aku menikah dengan nya atau tidak?"

"Bukan aku, tapi kau! Tanyakan itu pada hati mu. Kau mencintai gadis itu atau tidak? Jika kau hanya ingin bermain-main, sebaiknya lepaskan dia. Jisoo berhak mendapatkan kebagiaan dengan pria lain yang tulus mencintainya." Tutur Jimin dengan bijak. Sebelum akhirnya memutuskan beranjak meninggalkan pria itu. Merasa sudah cukup lelah berdebat dengan orang yang keras kepala seperti itu.