Esok dan Samantha, 2053
Esok dan sepuluh tahun mendatang. Pena si pemuda bernama Esok lincah menari di atas kertas. Setiap perkataan papah-nya ibarat kata mutiara, dirangkainya bulir demi bulirnya hati-hati sekali. "Jadi, Pah, ceritanya cuma segitu aja? Maksud daku, ceritanya cuma sampai di situ? Kelanjutannya ada gak, Pah?"
"Halah, kamu itu lho, Sok. Dari kecil maunya ada kelanjutan terus. Tras trus tras trus. Sudah dibilang The End, kamunya gak pernah puas. Ya udah, kamu karang sendiri aja kelanjutannya. Okeh?" Clark, sang papah memberi tanda OK dengan jempol dan telunjuknya. Sekaligus menjentik bulu-bulu kucing di sweter Esok yang kedodoran.
"Trims, Pah. Serasa punya personal assistant, deh. Ini bulu-bulunya Amabel nempel saking manjanya si doi. Hehehe." Esok menyebut nama kucing kesayangan Samantha, usianya kebetulan sudah sepuluh tahun.
"Sok, Esok. Anak Papah yang gak pernah berubah. Dari dulu sukanya kucing, catur, dan menulis. Serasa anak ABG tujuh belas tahun kamu. Inget, Sok, minggu depan kamu sudah mau married. Gak lama lagi bakal punya buntut, punya tanggungan anak bini. Trus ..."
"Trus, Esok sudah dua puluh tujuh tahun, harusnya dewasa dikitan deh, ya kan, Pah?" Berkelakar, Esok memasang sikap "Siap Grak Komandan" dengan tangan kanan terangkat ke arah pelipisnya. Gerakan hormat tangan yang ditanamkan sang kakek sedari dini, yang punya hasrat jadi tentara semasa mudanya dulu.
"Syukur kamu sudah sadar sedari dini." Clark menyambung dengan gelegak tawa kepuasan, terutama melihat Esok membubuhkan tanda The End di akhir tulisannya.
Sok atau Esok adalah panggilan kecil untuk Andaru Esok Sasmoko, pemuda 27 tahun yang tengah menyusun biografi perihal riwayat Sasmoko sekeluarga. Pekan depan, ia bakal mempersunting kekasihnya, calon istri terelok sedunia, Samantha Mory Wilkinson, setahun lebih tua, tetapi berjiwa sepuluh tahun lebih muda darinya. Bagi Esok, Samantha atau disapanya Sammy selalu berjiwa delapan belas tahun selamanya. "Yang kekanakan itu Sammy, Pah, bukan Esok."
Andaru Esok suka guyonan. Baginya tanduslah jiwa manusia yang serius setiap waktunya. Life is too important to be taken seriously, kata Oscar Wilde. Benar juga sih. Lihat bagaimana ia dan papahnya bercanda selayaknya kakak adik. Sungguh mengundang iri melihat kedekatan ayah dan anak ini. Demikian komentar sahabat dan kerabat Sasmoko yang mengagumi mereka. Esok sadar, ia anak sulung yang dinantikan sekian lama beruntai doa sang ibunda, Andai Andarani yang disapanya mamah.
Namun, khusus soal menulis, Esok enggan bercanda. Riwayat Sasmoko yang disusunnya terasa kurang lengkap. Seperti ada yang belum selesai, begitu. Demi menyenangkan papah, Esok membubuhkan tanda "Tamat" pada akhir cerita. Padahal ia merasa ceritanya belum rampung, setidaknya tanpa cerita dari pihak Ben Sasmoko, mendiang paman yang tak pernah dikenalnya karena tutup usia sebelum Esok dilahirkan.
Andaru Esok cuma penasaran, Ben adik kembar ayahnya itu bersediakah mendonorkan liver pada Clark, ayah Esok, apabila Ben bisa dimintai persetujuannya? Menurut cerita papah, pamannya sudah dalam keadaan pseudocoma, koma semu atau menderita sindroma terkunci saat dijemput pulang dari Antartika. Sebulan kemudian, sang paman dinyatakan mati otak dan berbekal kartu donor yang dibuat mendiang semasa hidup, istri pamannya berkenan menyetujui pendonoran tersebut.
Siasat Esok mengira-ngira, bila ia bertanya pada bibinya apakah etis dan tak mengganggu perasaan yang bersangkutan? Cassandra Welmar, sang bibi yang adalah istri mendiang pamannya cukup perhatian pada Esok dan Tiara, adik Esok. Rona, sang sepupu juga terhitung dekat dengan keluarga mereka, apalagi sepupunya itu menyapa daddy pada ayahnya Esok. Namun, Esok tetap tak enak hati mengungkit kematian paman yang diketahuinya figur penulis terkenal itu.
Mau bertanya pada kakek neneknya juga tak mungkin, karena kedua orangtua dari papahnya sudah demensia di usia kepala sembilan, dan pastinya tak mengenakkan menyinggung kematian pamannya tanpa kepentingan yang jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Forget Me Not
General Fiction[Daftar Pendek Wattys 2022] Kelak bukan lagi milik seorang Clark Sasmoko. Pria yang akan kehilangan nyawanya sebelum sempat berucap I Love You pada buah hati yang didambanya. Kelak atau masa depan mungkin enggan dimiliki Clark, sementara orang-orang...