Sweet Old Yesterday #16

23 7 0
                                    

Ava, Ben, dan Clark, 2007

Trio ABC dan rumah Sasmoko diterpa ketegangan. Ava, Ben, dan Clark Sasmoko adalah trio yang bersitegang, lantaran ulah seseorang yang mengaku-aku diberkahi talenta luar biasa, untuk menakwilkan mimpi dan kejadian masa depan.

Kebetulan peramal palsu itu diidolakan oleh Ava Sasmoko. Lebih dari sekadar memuja, karena apa pun yang berhubungan dengan si peramal selalu menggemparkan bagi Ava. Kura-kura peliharaan peramal ganteng itu, sebagai contohnya, dinamai Brokoli, dan ajaibnya, Ava yang membenci sayur brokoli berbalik seratus delapan puluh derajat, melahap sepiring brokoli setiap harinya, bahkan akhirnya menjadi menu kesukaannya yang diurutkan nomor dua, setelah sambal ati goreng yang menggoyang lidah.

Kemarin, satu hari sebelumnya, Ava berhari jadi keenam belas. Persis pada hari ini, Ben menghadiahinya hardikan keras, bukan tanpa sebab memang. Pasalnya Ava ngeyel, membantah perkataan Ben yang berdaulat di rumah mereka. Ava melotot sebisanya, agar terlihat setidaknya punya secuil kewibawaan.

"Ava! Kakak kan sudah bilang, musnahkan semuanya! Kamu gak tahu ya, buku-buku ini dinyatakan terlarang? Mau kamu dituduh menganut paham sesat? Ngeyel kamu tuh!"

Ben Sasmoko mengamuk. Semenjak berita tentang kedok peramal yang terbongkar, ia getol memarahi Ava, adiknya, yang bisa-bisanya memercayai ramalan palsu. Paranormal kondang yang naik pamor sekejap mata, baru-baru ini diringkus oleh pihak berwajib. Buku-buku yang ditulisnya dinyatakan sesat dan ditarik dari peredaran. Ava yang menggilai cenayang berparas tampan itu setia mengoleksi belasan buku karya sang idola.

Dukungan Clark yang menggenggam erat pundaknya, menguatkan Ava untuk mendelik galak, sebagaimana Clark berlaku serupa, menatap ganas pada Ben yang emoh membalas tatapan sang kakak dan memilih Ava sebagai sasaran tembak. Adu pandang semakin memanas, dan akhirnya Ava meluap juga emosinya. "Kak Ben ini semena-mena, ah! Aku kan belinya ratusan ribu, Kak. Masak dibakar begitu aja. Sayang, dong. Gak usah diunjukin ke orang aja, jadi pada gak tahu, kan?"

"Huh! Dasar anak kecil! Gak bisa dibilangin! Ya sudah terserah kamu aja lah! Ingat ya, peramal palsu dan orang-orang yang percaya ramalan sesat ada karmanya. Kepala mereka bakal dipuntir di akhirat sana. Selamanya bakal menghadap ke belakang. Asal kamu tahu aja!" Ben kian meradang.

"Ben. Pamali ngomong gitu. Ava kan masih kecil. Tolong ya mulutmu itu dijaga. Mulutmu harimaumu, tahu." Clark mencoba lemah lembut menasihati Ben, yang melengos dengan balasan tajam.

"Ya, ya, ya. Terserah kalian aja. Dua lawan satu, mana mungkin bisa menang. Bisanya main keroyokan aja. Payah!" Secepat kilat, Ben menghilang ke lantai atas. Mungkin melampiaskan kesal di dalam kamarnya dengan meninju samsak punching ball, yang jelas cuma pasrah dan tak melawan terhadap amukan Ben Sasmoko.

Ava dan Ben Sasmoko. Kakak beradik yang jarang-jarang rukun, ibarat sepasang prahara dalam rumah keluarga Sasmoko. Bila mereka berdebat, rasanya seluruh rumah terhantam badai besar, dan jelas sekali, Clark ikut terempas imbasnya. Heran, dua orang yang seharusnya cocok itu malah cekcok nyaris setiap saat berinteraksi. Untungnya, Ben agak jarang pulang dari Bogor, dan kebetulan kali ini menginap sedikit lebih lama di rumah orangtua mereka.

Baik Ava ataupun Ben menyakini dunia tak kasat mata. Alam supranatural yang terpisah dimensinya bagi masing-masing Ava maupun Ben. Seorang Ben yang mengamini dunia lain dan akhirat. Sementara seorang Ava meyakini takhayul serta ramalan mimpi dan firasat dari masa depan. Malah Ben sesungguhnya lebih ekstrem dibandingkan dengan Ava.

Setelah menyaksikan sebuah film suspense-thriller yang mengisahkan tentang peramal palsu yang disesah di alam baka, Ben kian antipati mendengar kata "ramalan". Kabarnya, dalam film itu, kepala para peramal gadungan dipuntir ke belakang, selamanya tak bisa lagi memandang ke depan, sebelum mereka dicampakkan dalam api neraka. Lucunya, Ben diam-diam punya intuisi tajam dan sedikit dikaruniai bakat untuk meramal.

Tomorrow Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang