Eps 01 : Percaya Diri VS Pesimis (2)

1K 73 5
                                    

Dipublikasikan pada 12 Juli 2022
Direvisi pada 03 Oktober 2022

『✎﹏ 』

SUASANA kota hari ini sangat kelam. Bukan karena matahari masih belum timbul, melainkan keadaan langit yang anggak gelap dan tertutup awan. Sadara berjalan kaki mengarah ke kelas dengan perasaan senang, lorong kelas gelap gulita serupa film horor, lalu tinggal memilih hantu yang sesuai untuk bagian jumpcscene.

Langkah kaki mendadak terhenti ketika mengetahui Wiola dan ibunya yang merupakan guru Biologi tengah duduk di depan bank sekolah. Rupa-rupanya sedang membicarakan suatu hal penting, Sadara tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri mereka berdua.

"Selamat pagi, Bu. Pagi, Wiola," sapa Sadara dengan senyum simpul yang menghiasi wajah kecilnya.

Ibu dan anak itu memalingkan muka ke kiri dan ikut memberikan senyum, membalas teguran Sadara barusan sebelum gadis manis itu pergi ke arah kelas yang ada di ujung lorong. Setelah Sadara pergi, Bu Wida menggenggam kedua tangan halus itu, dan Wiola langsung menoleh ke arah sang Mama.


"Hari Kamis sudah mulai tes seleksi, kamu harus ikut," perintah Bu Wida dengan tatapan penuh kesungguhan.

"Tapi, Ma ... ya udah, aku bakal ikut," lirih Wiola lalu menghela napas kasar.

Lepas dari pikiran akan satu hal jika dirinya adalah anak dari seorang guru, akan sangat memalukan jika tidak mengikuti tes seleksi.

『✎﹏ 』

"Jadi, rumus gaya gravitasi seperti ini. Sekarang tulis soalnya-"

Segenap perhatian murid-murid beralih haluan ke suara ketukan pintu disela-sela jam Fisika yang membuat kepala ingin meletus. Rupanya yang baru saja mengetuk pintu adalah Guru Geografi kesayangan murid-murid SMA Angkasa, beliau adalah Pak Taufik.

"Maaf mengganggu waktunya, Bu," ucap Pak Taufik lalu beralih muka memandangi murid-murid kelas 10 IPS 1 yang sebagian bersibuk menulis materi yang ada di papan tulis.

"Untuk anak-anak yang memiliki keinginan masuk akselerasi, tes seleksi diadakan hari Kamis besok. Bagi yang berminat, silahkan belajar mulai pulang sekolah nanti. Mapel yang diujikan yaitu Geografi, Ekonomi, Sejarah Peminatan, dan Sosiologi. Ada yang kurang jelas?" tanya Guru itu, namun seperti biasa kelas sunyi senyap laksana hati tak berpenghuni.

"Tidak ada? Sudah paham semua berarti ya, kalau nggak paham saya sentil telinganya satu-satu."

"Iya, Pak, iyaaa ... Paham banget kok ...."

"Nah gitu dong, dari tadi ditanyain diem plonga-plongo kayak anak hilang. Oh iya, yang waktu itu peringkat satu sampai sepuluh wajib ikut tes. Itu saja, Bu. Maaf mengganggu waktunya."

Wiola memandang baik-baik pak Taufik keluar dari dalam kelasnya, ia menyangga dagu sambil memikirkan perintah bu Wida yang meminta untuk mengikuti tes yang disebutkan Pak Taufik barusan. Menghindar juga tiada guna. Dan lagi saat pembagian rapor kemarin lusa, Wiola ada di peringkat tiga. Sebanding dengan kata pak Taufik, peringkat satu sampai sepuluh wajib hukumnya mengikuti tes seleksi tersebut.

"Lo jadi ikut tes seleksi aksel?" tanya Sadara ke Wiola, teman sebangkunya yang kembali menyalin materi gaya gravitasi yang ada di papan tulis.

Wiola hanya mengulas senyum kecut dan menggerakkan kepala ke bawah sebagai jawaban. "Ya gitu deh, lo gimana?"

"Sama," balas Sadara ikut tersenyum kecut.

✔️ Pelosopi '04 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang