Eps 06 : Jagoan Bapak

299 44 3
                                    

Dipublikasikan pada 26 Juli 2022
Direvisi pada 18 Oktober 2022

"Pak, sehat-sehat dulu ya. Waktu akrab kita terlalu sedikit untuk sebuah cerita. Tuhan, jaga dia baik-baik. Aku ingin sedikit lebih lama bersamanya, sampai aku punya pengganti yang sepertinya"
-Ujung Titik Tiga, Aci Resti

『✎﹏ 』


TIGA belas menit yang lalu bel tanda masuk sudah berbunyi, akan tetapi tak tampak batang hidung Jian sedikit pun. Sudah berulang kali Jayendra dan Harsha menelpon dan mengirimkan pesan Ke Wakil Ketua itu, namun tak ada jawaban sama sekali. Tiba-tiba ingat hari di mana Jayendra dan teman-temannya, termasuk Jian pergi ke wisata hutan pinus waktu itu.

Segudang pertanyaan bermunculan dalam pikiran mengenai laki-laki itu. Terlebih-lebih pula setelah pulang dari rumah Yola, ponsel Jian tak aktif hingga sekarang. Apakah Jian pulang dengan selamat semalam?

"Jian nggak bilang apa-apa gitu ke kalian berdua?" tanya Mila kepada Harsha dan Jayendra, namun yang ia dapati hanyalah gelengan kepala dari dua pemuda itu.

Jihan yang sedang mengerjakan tugas, mengindahkan teman-temannya yang cemas terhadap Jian yang tidak ada kabar.

Baru pertama kalinya Jian tak masuk tanpa izin, lantaran menurut Yakshara yang dulu satu kelas dengan Jian saat berada di kelas reguler, laki-laki itu selalu mengirimkan surat izin jika tidak masuk. Kalau tak bisa datang ke sekolah, biasanya kang Asep yang biasanya jualan es cincau di depan sekolah yang akan mengantarkan suratnya ke sekolah.

Jihan terdiam, perasaannya menjadi tidak nyaman. Bukan karena tanda-tanda panggilan alam akan segera datang, melainkan keadaan batin sewaktu menghadapi sesuatu, membuat pikirannya ditujukan kepada Jian.

Wakil ketua itu pernah bercerita padanya saat tak sengaja bertemu di salah satu toko kelontong, Jian yang ketahuan bekerja paruh waktu dan memintanya untuk tidak memberitahu Waka dan anak-anak yang lain. Karena jika anak akselerasi ketahuan bekerja paruh waktu, maka akan terancam dikeluarkan dari kelas akselerasi.

Jian menghabiskan waktu liburnya untuk mendapatkan tambahan uang, mengantisipasi bilamana saja bapak kembali jatuh sakit dan butuh uang untuk berobat. Demikianlah hal yang menjadi pendorong mengapa Jian sering terlambat membayar kas kelas, alasan mengapa Yakshara sering kali mengeluh karena selain Jayendra dan Hira, wakil ketuanya juga masuk dalam daftar top orang yang sulit sekali ditagih uang kas.

Jihan pasti mengerti apa yang tengah berlaku dengan Jian di rumah, tentang kehidupannya yang sulit, serta membagi waktu untuk sekolah dan bekerja.

"Jangan-jangan," Jihan memalingkan muka ke belakang. "Heh Jayendra, lo tau di mana rumah Jian nggak?!"

Jayendra terkejut lalu beberapa saat kemudian mengangguk. "Tau, kenapa?"

Jihan berdiri dari tempat duduknya membuat perhatian beralih padanya. "Wahai manusia-manusia pendosa, gimana kalo pulang sekolah nanti, kita ke rumah Jian? Gue khawatir ada apa-apa sama dia. Bulu hidung gue sampai berdiri."

Jessica mengangguk setuju dengan usul si Sekretaris. "Oke, Ji. Gue ikut."

"Gue juga," imbuh Lakshmi.

"Deal ya, abis pulang sekolah langsung ke rumah Jian. Entar berangkatnya bareng-bareng, Jayendra tau tempatnya," usul Bimala yang langsung diangguki oleh yang lain.

『✎﹏ 』

Rencananya saat jam istirahat nanti Jihan ingin berjumpa dengan Kang Asep, untung saja pria itu berjualan hari ini. Cepat-cepat menghampiri Kang Asep untuk meminta keterangan tentang sesuatu, siapa tahu Kang Asep tahu keadaan Jian. Dia adalah pelanggan setia Kang Asep, apalagi rumahnya satu gang pasti tahu.

✔️ Pelosopi '04 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang