Eps 03 : I Love My Self, But ...

280 25 0
                                    

Special chapter.
Ditulis pada 08 Agustus 2022
Dipublikasikan pada 28 Mei 2023

Direvisi pada 25 Juli 2023

"So make the friendship bracelets, take the moment and taste it"
-You're On Your Own Kid, Taylor Swift

『✎﹏ 』

MURID perempuan dengan tas kuning dan banyaknya gantungan kunci itu merampas perhatian murid-murid yang ada di lorong kelas 10 IPS di lantai satu. Berjalan riang sembari menegur orang-orang yang lewat. Siswi itu masuk ke dalam daftar murid yang disukai dan dikagumi orang banyak, karena itu banyak orang yang kenal akan dirinya.

Gadis itu belok ke lorong sepi yang ada di depan Lab komputer. Ada dua tempat di sana yaitu, ruang OSIS dan Lab Fisika. Jihan masuk ke dalam kelas sambil melompat-lompat karena kegirangan, entah mengapa suasana hati tiba-tiba terasa lebih baik. Barangkali sebelum berangkat sekolah tadi, ia tak sengaja mendengar namanya menjadi objek adu banding dengan anak tetangga lantaran dirinya sekarang adalah anak akselerasi.

“Selamat pagi semua, kunantikan dirimu di depan kelasku, tapi nggak ada yang datang.” Sang Sekertaris masih bernyanyi riang, mengitari Lab fisika yang berpindah fungsi sebagai ruang kelas sementara.

“Selamat pagi semesta yang brutal!! Semoga hari ini genre-nya komedi-romantis!” ucap Jihan mengangkat kedua tangan, kemudian saling berjabat tangan dengan penduduk kelas.

“Peduli apa gue,” cibir Jian seraya bermain permainan online di ponselnya.

“Izrail suka, nih, tipe kayak gini. Bentar, nelpon Izrail dulu buat jemput lo,” sindir Jihan karena laki-laki menyebalkan itu sudah merusak suasana hatinya.

Jihan mengerutkan alis melihat Wiola, Lakshmi, Hira, dan Mila tengah berhias diri. Banyak alat kosmetik wanita bermerek ada di atas meja. Ia mengambil salah satu perona mata atau eyeshadow dan ikut duduk di sebelah Lakshmi.

Banyak pertanyaan yang timbul melihat semua kosmetik wanita tersebut. Mereka ini tidak takut kena razia? Kenapa mereka membawa barang-barang haram ini ke sekolah tanpa pikir panjang? Apa mereka tidak ingat jika kini sudah jadi panutan satu sekolah?

“Wahai manusia beriman, kalian berempat nggak takut bawa beginian ke sekolah?” tanya Jihan sedikit cemas, dan takut jika ada pemeriksaan serentak yang diselenggarakan oleh OSIS.

“Kenapa?” tanya Lakshmi seraya memolesi lipstik warna merah muda ke bibirnya supaya terlihat tidak pucat, “Entar ada razia lagi, Ji?”

Jihan menggeleng. “Aman. OSIS lagi mager, jadi razianya libur dulu.”

“Takutnya nanti aja, kalo guru udah datang,” imbuh Mila teramat sangat santai sambil meronai kelopak matanya dengan perona mata.

“Lagian ini semua punyanya Wiola,” celetuk Hira sambil menunjuk seluruh alat kosmetik yang ada di atas meja.

Sekertaris itu membulatkan mata tak percaya. “How many cosmetics you have?! What if the teacher finds out?

Tiba-tiba Harsha menceletuk. “You not cocok banget ngomong with English. This is Indonesia, no English-English.”

Semua orang tertawa mendengar kemampuan Bahasa Inggris pemuda asal Sunda itu. Jihan refleks menoleh ke Harsha yang kembali mengamati teman-temannya sambil menahan kantuk di pagi hari. Ia menatap sinis dan kembali menghadap ke depan.

“Gila, lo kenapa bisa mirip Mahalini?!”

Sadara, Wiola, dan Lakshmi yang awalnya asyik berbincang-bincang beralih haluan ke Hira yang baru saja menaikkan suara. Sedangkan Mila yang dipuji seperti artis tanah air itu hanya bisa tersipu. Mila terus memegang kedua pipinya, tak percaya akan pengakuan Hira yang mengatakan jika dirinya serupa Mahalini. Dua gadis itu menoleh ke arah Lakshmi yang baru saja selesai bersolek.

✔️ Pelosopi '04 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang