Copter menatap Kimmon yang baru mematikan panggilan teleponnya.
"P' Tae?" tanyanya tidak sabar.
Kimmon hanya mengangguk.
"Apa katanya?" Copter tidak puas dengan hanya anggukan Kimmon.
"Tidak pulang sekarang," jawab Kimmon singkat.
"Lalu?" tanya Copter lagi. "P' Tae tidak menanyakanku?"
"Tadi tanya. Tapi aku bilang kamu sibuk."
Mata Copter melebar. "Haahh? Kamu kan bisa panggil akuuu!" protesnya kesal.
"Well, technically kamu lagi mengurus pot-pot di luar yang kehujanan, kalau kamu mengobrol dengan Darvid maka pot-pot itu akan kebanjiran dan rusak," kata Kimmon. "Selain ituu, Darvid bilang untuk tidak perlu memanggilmu. Case closed."
Copter ingin membantah. Tapi ia bingung harus berkata apa. Jadi Copter hanya merengut dengan wajah menggemaskannya dan melempar kain lap ke arah Kimmon.
Sementara Kimmon malah tersenyum meledek.
"Hei, Cop."
Copter pura-pura tidak mendengar panggilan Kimmon. Ia masih marah.
"I was wondering, jangan-jangan sekarang kamu suka ke Darvid?"
Tiba-tiba suasana menjadi hening. Hanya terdengar suara samar hujan dan desingan pelan air conditioner. Tidak ada jawaban dari Copter. Lebih tepatnya, Copter tidak berani untuk menjawab sepatah kata pun. Terlalu beresiko. Ia tidak bisa berbohong. Meski faktanya Copter sendiri masih tidak tahu apakah ia suka ke Tae atau tidak.
Kimmon menangkap gemingan Copter sebagai jawaban. Ia mendengus. "Sainganku bertambah," keluhnya.
.
Di tempat lainnya, Tee mengusak rambutnya kasar. Direkturnya tiba-tiba menghilang. Semua kecurigaan tertuju kepadanya. Tee yakin ia tidak menjalin hubungan apa-apa dengan Godt. Ralat. Godt adalah mantan tunangan sahabatnya. Selain itu, tidak ada yang spesial.
Permasalahan lainnya adalah rahasia Copter dan Bass. Dua-duanya menyimpan masalah kompleks dan tidak memberitahukan apa-apa kepada Tee. Seakan Tee adalah orang luar bagi mereka. Apa ini karma karena Tee tidak pernah membagi masalahnya? Sedikit banyak hal itu menjadi beban pikirannya.
Geraman kesal keluar dari mulut Tee. Ia sudah pernah sakit karena memikirkan masalah ini, dan mungkin Tee akan sakit untuk yang kedua kalinya. Kepalanya benar-benar pening.
"Ini semua karena direktur itu, sialan," gerutunya pelan.
Pekerjaan yang ada di depan mata hanya kurang diperbaiki sedikit. Namun Tee benar-benar tidak kuat untuk mengerjakannya. Apakah ia harus mengambil lembur malam ini?
Tee sendiri merasa ia tidak bisa melihat Copter untuk sementara waktu.
"Tee?" suara Krist membuat Tee mendongak. "Kamu sakit lagi?"
Tee menggeleng. Memaksakan diri untuk tersenyum. "Hanya sedikit lelah."
"Benar kah? Kalau tidak enak badan kamu bisa ke pulang cepat lagi."
"Tidak apa-apa Krist," jawab Tee. "Kenapa menemuiku?"
Krist menatap Tee lama, memastikan rekan kerjanya benar-benar baik-baik saja. "Ehm. Sebenarnya aku mau minta revisi proposal ini. Ada beberapa bagian yang ditandai masih belum valid."
Tee melihat ke arah map yang diberikan Krist. "Aku bisa memperbaikinya. Deadlinenya?"
"Dua hari lagi, jadi kamu tidak perlu buru-buru."
"Oke, akan segera aku kerjakan segera. Hari ini aku ambil lembur."
Lagi-lagi Krist menatap Tee. "Jangan memaksakan dirimu, hei. Aku bisa dibenci oleh Cop kalau kamu sakit lagi karena kantor."
Tee terdiam.
"Dia belum bilang apa-apa tentang hubungan kami, huh?"
Ada senyum getir di bibir Tee.
"Jangan dipaksakan Tee. Beri dia waktu." Krist menepuk pundak Tee. "Kalau kamu mau lembur, jangan lupa isi log book lembur oke."
Tidak ada kalimat yang keluar dari bibir Tee, kembali hanya anggukan.
.
.
.
.tbc
Uhm. Hey again?
Ada saran series yang light dan bisa ditonton sebagai comfort space? Aku mencari yang tidak ada adegan R18 atau hard content. Tolong rekomendasinyaaw~
Juga doakan boxset postcard Copter ku sampai dengan selamat yaa>< Meski baru dikirim tanggal 29 siih www
Terima kasih banyak untuk yang masih setia bacaaa^^
YOU ARE READING
Nani? [2Moons crack pair]
De Todo[HIATUS] Bagaimana jika tuan muda Itthipat tiba-tiba diputuskan oleh tunangan manisnya? Bass itu sudah memiliki separuh jiwa Godt. Tapi, dengan mudahnya Bass memutuskan hubungannya dengan Godt. Godt yang awalnya lembut berubah menjadi kaku. Bagaika...