#9

290 51 14
                                    

Tee keluar dari ruangan Godt dengan wajah pias. Otaknya tidak bisa memproses apa yang telah terjadi. Semua sekejadian semalam itu salahnya? Kenapa harus ia yang disalahkan?

Panggilan Singto yang mempertanyakan keadaannya tidak dihiraukan. Tee berjalan dengan tatapan mata kosong.

"Tee, kamu baik-baik saja?" tanya Krist.

Tee diam. Menahan diri untuk menggeleng. Ia sama sekali tidak baik-baik saja. Hanya senyum hambar yang terulas di bibirnya.

"Kamu bisa pulang cepat. Aku memberimu izin," kata Krist perhatian.

Teman-temannya yang lain tidak berani berbicara, takut salah ucap dan memperburuk keadaan.

Tee menelungkup di mejanya. Kenapa tidak memecatnya saja? Tee lebih rela Godt melakukan hal itu dari pada... argh! Godt malah menyiksanya sekarang.

Kepala Tee terasa pening. Tenggorokannya sakit. Bisakah dia pulang dalam kondisi seperti ini?

Tangan Tee meraba sakunya, mengeluarkan handphone. Jarinya bergerak membuka password dan membuka aplikasi telepon. Cukup menekan angka satu lama, sebuah sambungan antar dua handphone terjadi.

"Tee? Ada apa? Aku masih bekerja."

.

"Silahkan, ini bibit gardenia-mu gadis kecil." Copter mengulurkan kantung kecil berpita warna putih, berisi bibit bunga gardenia atau khas disebut bunga kaca piring.

"Terima kasih, P'!" Gadis kecil itu menerimanya berseri. Tangan kecilnya mengambil kantung dari tangan Copter dan menukarnya dengan koin baht-nya.

"Jangan lupa tanam di pot dan siram setiap hari, oke?" Copter mengelus rambut gadis kecil itu.

Gadis kecil itu mengangguk. "Nanti kalau bunganya sudah mekar, aku akan menunjukkannya pada P'!"

Copter tersenyum, menunjukkan dua lesung pipinya yang indah. "Senangnya, aku tunggu ya!"

Gadis kecil itu bersorak senang dan melambai sebelum pergi untuk pulang ke rumahnya.

"Uangnya kurang," kata pemuda ketus di belakang Copter.

Copter menghela nafas. "Ayolah, dia hanya anak kecil. Aku yakin P' Tae tidak akan keberatan."

"Mau anak kecil, mau orang dewasa. Ini toko. Jika uang yang diberikan kurang, maka akan membuat nilai keuntungan menurun," kata pemuda itu.

"Aku akan menggantinya, masalah selesai kan?" tanya Copter. "Memangnya berapa kurangnya?"

"Dua baht."

Copter membelalak. Hanya dua baht? Kenapa pemuda ini begitu mempermasalahkannya? Copter mengeluarkan uang di sakunya.

"Sekarang aku tahu kenapa P' Tae menempatkanmu di kasir, Kim," dengus Copter.

Drrrt... drrt... handphone Copter bergetar. Nama Tee tertera disana.

"Tee? Ada apa? Aku masih bekerja," kata Copter mengangkat panggilannya.

Tidak ada jawaban dari seberang.

"Tee?" Copter melihat layar handphone-nya. Panggilannya masih berjalan. "Kamu baik-baik saja kan?"

"Copp..." Terdengar suara pelan dari seberan diikuti suara desahan nafas.

"Tee? Kenapa?" tanya Copter.

"Bisa kamu kesini? Kepalaku pusing," kata Tee serak.

"Kamu sakit? Oke oke. Aku akan kesana, kamu bekerja di bagian apa?"

Nani? [2Moons crack pair]Where stories live. Discover now