Copter menatap kaca jendela yang berembun. Sore ini, tidak seperti biasa hujan turun. Tidak deras, tapi cukup membuat orang memilih menepi dan berteduh daripada melanjutkan rutinitas di luar ruangan.
"Apa kami membayarmu hanya untuk melamun?" tanya Kimmon pedas seperti biasanya.
Copter mencoba tidak menghiraukan. Berfokus pada satu titik di kaca jendela, mungkin mengamati lajur air yang mengalir.
"Yah, terus saja mengabaikanku." Kimmon memilih mengurus kardus berisi pupuk.
"P' Kim..."
"Ada apa ini? Bersikap sopan kepadaku?" tanya Kimmon. Bukan menyindir, melainkan heran.
Copter menatap Kimmon lesu.
"Hidupmu tidak pernah tenang ya?" tanya Kimmon. "Tunggu disini. Aku ingat punya manisan ara dari tetangga kemarin."
Copter mengangguk mengiyakan.
Kimmon masuk ke dalam. Dan Copter melanjutkan kegiatan melamunnya. Hingga ponselnya berdering memekakkan telinga.
"Hallo?"
"Astaga Copter~!!"
"Bass?"
"Bisa bantu aku?" rengek Bass.
"Bantu apa?"
"Aku terjebak disini."
"Terjebak?"
"Jadi be... ni... ku... gi... man... bzzzz...."
"Hallo? Bass? Kamu disana?"
"Bzz... Cop...?"
"Ya Bass? Sinyalnya terhambat..."
"Sial... bzzztt... piiiippp..."
Sambungan telpon terputus.
"Bass? Bass?" panggil Copter.
"Ada apa?" tanya Kimmon yang muncul dengan dua cangkir yang mengeluarkan uap dan sepiring kecil manisan ara.
Copter menggeleng. "Aku... tidak tahu..."
"Heh, minum ini dulu. Kamu suka pakai gula atau tidak?" Kimmon meletakkan bongkahan gula berbentuk balok ke cangkir tehnya.
"Krisan?" Copter menatap bunga bermahkota kuning-putih yang mengambang di tehnya.
"Ya, krisan yang kemarin sudah layu. Jadi aku oven sebentar dan..." Kimmon tidak berhenti memasukkan balok gulanya.
"Itu sudah yang ketiga lho," kata Copter mengingatkan.
"Ini gula jagung. Tidak membuat diabetes."
"Maksudku, apa tidak terlalu manis?" tanya Copter.
"Aku suka manis," jawab Kimmon memasukkan balok gula kelimanya, lalu baru mengaduknya.
"Uh... okay..." Copter hanya memasukkan sebongkah balok gula. Lalu mengaduknya. Dia tidak berminat mengkonsumsi minuman manis sekarang.
"Manisannya sedikit asam," komentar Kimmon. "Mungkin cocok ditabur gula..."
"Tidak perlu," jawab Copter cepat.
"Kalau sedang stress, bagusnya mengkonsumsi makanan yang manis-manis Cop," kata Kimmon.
"Eugh~"
"Baiklah." Kimmon mengalah. "Jadi ada masalah apa?"
"Hmmm..."
"Oh, teruslah berbicara dengan batinmu. Memangnya aku cenayang?" tanya Kimmon.
"Aku bingung, mau bercerita darimana."
"Heh, sepertinya aku membuat keputusan salah untuk berdamai dengan orang labil sepertimu," kata Kimmon sarkas.
Copter cemberut lalu meletakkan cangkirnya.
"Coba ceritakan mulai dari telepon tadi," kata Kimmon menghirup aroma tehnya.
"Yah, tadi sahabatku menelpon, meminta bantuan karena dia terjebak, saat aku tanya detailnya, sambungannya tersendat lalu terputus. Selesai."
"Kamu mengkhawatirkan sahabatmu?"
Copter mengangguk pelan.
"Ada masalah lain yang lebih kamu khawatirkan?"
Copter memegang tengkuknya canggung. "Yah, semacam itu lah... mungkin."
"Oh, aku tidak menyangka kamu seegois itu."
"Ngomong-ngomong aku tidak melihat P' Tae dua-tiga hari ini." Copter berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Katanya dia mau mengambil stock bibit atau apalah, biasanya cuma sehari."
"Hemm..."
"Kamu sengaja mengalihkan pembicaraan kan?" Selidik Kimmon.
Copter berusaha mengelak, tapi percuma. Iya. Kimmon bisa membaca kebohongannya. Jadi percuma. "Aku ada masalah dengan Tee." Katanya singkat.
"Masalah?"
"Aku tidak ingin membahasnya."
"Yah, terserahlah. Aku tidak memaksa. Tapi jangan memendam perasaan. Kepalamu bisa sakit." Kimmon memasukkan manisan ara ke mulutnya. "Ah sudah habis."
"...a-ah, aku punya cookies." Copter mengambil tasnya, dan mengeluarkan seplastik cookies berwarna krem kecoklatan.
"Wah, berapa lama ini tersimpan di tasmu? Sampai remuk begini," komentar Kimmon.
"Masih layak dimakan kok, kalau tidak mau ya sudah," gerutu Copter.
"Akan aku makan," jawab Kimmon cepat. Dia membuka pita plastik, lalu mencoba potongan cookies. "Waaah~ kayu manis dan jahenya terasa sekali~ ini homemade?"
"Ya. Tee yang membuatnya," jawab Copter ikut mencoba cookiesnya.
"Tee itu orang yang berharga buatmu ya? Kamu sering menyebutkan namanya."
Copter menatap Kimmon dengan tatapan yang tidak bisa didefinisikan. "...seharusnya..." jawabnya ragu.
Kimmon balik menatap Copter. "Kamu tahu artinya bunga snowdrop?"
"Bunga yang putih itu?"
Anggukan dibarengi senyuman sendu dilemparkan Kimmon. "Bunga yang cantik bukan? Ia punya arti 'harapan'."
Copter terdiam.
"Cocok untuk kondisimu saat ini. Kamu bukan bunga asphodel, ini bukan penyesalan. Tapi harapan. Kamu berharap semua ini akan selesai kan?" Kimmon mengakhirinya dengan senyuman tipis.
"Aku sedikit tidak mengerti maksud perkataanmu. Tapi, terimakasih."
Kimmon mendecak. "Aku harap setelah ini, kamu masih tidak menganggapku teman." Kimmon menjeda ucapannya. "Kita bukan teman."
"Maksudnya?" Copter bisa merasakan aura Kimmon berubah. Seakan mengusirnya menjauh.
"Karena aku tidak ingin sakit untuk yang kedua kalinya," gumam Kimmon.
.
.
.
.
Sorry for interrupting your day, dear~❤
Dan maaf karena ceritanya kurang jelas. Pemanasan dulu soalnya lama nggak nulis ff 2moons :)
![](https://img.wattpad.com/cover/142434812-288-k32327.jpg)
YOU ARE READING
Nani? [2Moons crack pair]
Acak[HIATUS] Bagaimana jika tuan muda Itthipat tiba-tiba diputuskan oleh tunangan manisnya? Bass itu sudah memiliki separuh jiwa Godt. Tapi, dengan mudahnya Bass memutuskan hubungannya dengan Godt. Godt yang awalnya lembut berubah menjadi kaku. Bagaika...