#10

305 47 30
                                    

Bass mendengus. Apa salahnya untuk jujur sih? Bass tidak akan marah. Mengomel mungkin iya, tapi itu tidak akan memakan waktu lama. Dan sekarang Bass butuh kejujuran.

"Tee..." katanya dengan nada serendah mungkin.

Tee menggeleng. "Tidak ada apa-apa, Bass."

"Tee, please..."

"Sungguh."

"Apa perlu kupanggil Copter untuk membaca aura kebohonganmu?" tanya Bass.

"Kamu mengancamku?" Tee balas bertanya.

Bass dan Tee bukan berteman hanya selama sebulan dua bulan. Bass sudah sangat memahami Tee. Tee yang tidak bisa berbohong kepada Copter.

"Tee... ayolah... jawab yang jujur," kata Bass.

Tee juga paham. Bass sebenarnya sudah tahu apa yang terjadi. Dia hanya butuh pengakuan.

"Direktur tidak melakukan apa-apa kepadaku," kata Tee. "Dia hanya menanyaiku."

"Apa yang dia tanyakan?" tanya Bass.

Tee menggeleng. "Bukan hal yang penting."

"Kalau kamu masih bersikeukeuh, aku benar-benar akan memanggil Copter."

Tee menggigit bibir bawahnya ragu.

"Baiklah, kamu yang memaksaku, Tee." Bass bersiap memanggil Copter.

Tee langsung menggenggam tangan Bass. "Dia menawarkan kepadaku untuk menjadi sekretarisnya!" kata Tee cepat.

"What?!" Bass mengedipkan matanya tidak percaya.

Tee menunduk.

"Tee, kenapa kamu tidak resign saja dari tempat itu?" tanya Bass. "Aku bisa memberikan surat rekomendasi agar kamu bisa bekerja di perusahaanku."

Tee menggeleng. "Aku tahu perusahaanmu sudah cukup orang, Bass. Kalau kamu memasukkanku ke dalam, pasti akan ada orang yang keluar. Aku tidak ingin merampas kehidupan orang lain Bass."

Bass menghela nafas. "Tapi akan lebih susah bila kamu bertahan disana."

Tee mengangkat bahunya.

Bass menggenggam tangan Tee. "Tee, bisa berjanji kepadaku?" tanya Bass. "Tolong jangan ambil tawaran itu."

Tee menggeleng. "Aku tidak tahu, Bass. Pekerjaanku ada di tangannya."

"Tee... kumohon..." Bass memeluk Tee. "Aku tahu ini egois, tapi kumohon..."

"Bass... Aku tidak mau dia hanya memanfaatkanku agar dia bisa menemuimu, Bass. Aku tahu kamu yang paling terluka bila bertemu dengannya."

Bass tersenyum. "Terima kasih Tee."

"Hei, ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan?" tanya Copter yang masuk membawa nampan berisi makanan untuk Tee.

"Kamu mau ikut Cop?" Tee membuka satu tangannya, mengajak Copter untuk ikut berpelukan.

Copter meletakkan nampannya di atas nakas. Lalu ikut berpelukan bersama.

Teletubbies~

.

.

Tiga hari setelahnya, Tee sudah sehat. Sebenarnya ia sudah sembuh sejak kemarin, tapi Copter memaksanya untuk beristirahat lebih lama. Tidak boleh bekerja dulu, katanya.

Tee tidak bisa menahan senyumnya kalau mengingat wajah Copter saat itu. Benar-benar istri-able.

Di tempat kerjanya, Tee sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Hanya duduk, mengetik, memeriksa lembaran dokumen dan mencoret-coret sedikit. Untuk urusan yang bergerak, seperti meng-fax, foto copy, atau sebagainya, Tee meminta bantuan temannya. Dan Fiat-lah yang menjadi sasarannya.

Nani? [2Moons crack pair]Where stories live. Discover now