“Apa maksudmu Bass?”
“Kamu… tidak mencintaiku lagi…”
.
Kata-kata itu terngiang di telinga Godt. Ia resah. Dadanya bergemuruh tak tentu.
“Kita pulang besok.”
Bass mengangguk. Ia sudah memprediksinya. “Aku mau tidur.”
Godt menatap gemintang di langit. Tidak ada bulan, mengingat hari ini adalah jadwal bulan mati. Tapi rasi-rasi bintang sudah muncul menunjukkan pesona dan kemisteriusannya.
“Kamu… tidak mencintaiku lagi…”
Lalu kepada siapakah dadanya berdebar kemarin? Pegawai barunya? Atau pemuda berambut karamel itu?
Deg…
“Sial…” keluh Godt. Ia memilih keluar rumah. Menuju padang lavendel yang mulai mengeluarkan aroma menyengat khasnya.
Padang itu gelap. Satu-satunya sumber cahaya adalah langit bersama bintangnya. Kaki Godt menapak tanpa khawatir menginjak bunga yang sedang mekar itu.
“Hahh…” Godt membaringkan tubuhnya di tanah lapang. Suara hewan malam mulai terdengar, namun tidak ada satupun yang menciutkan nyalinya.
“Ini aneh.” keluhnya. “Aku tidak ingin melepaskannya…”
.
.
Bass mengerutkan kening ketika ia mendapati pintu rumah terbuka saat ia bangun malam-malam. Bass memang punya kebiasaan bangun malam untuk mengerjakan tugas-proyeknya sejak dari dia sekolah. Dan sepertinya alam bawah sadarnya menyimpan memori itu, bahkan ketika ia liburan ia tidak bisa menghilangkan kebiasaannya.
“Godt?” panggil Bass.
Tidak ada jawaban. Bass bukan orang yang seberani itu untuk keluar malam hari tanpa ditemani. Bass mengambil senter di laci.
“Godt…!” panggil Bass lagi. Kali ini lebih nyaring.
Masih tidak ada jawaban.
“Kamu disana?” tanya Bass. Oh kumohon. Ini bukan cerita horor. “Tolong jawab, kalau kamu disana.”
Bass berjalan mendekat perlahan. Mulutnya masih memanggil Godt.
Bass sampai diambang pintu. Pikirannya mulai was-was. Pegangan tangannya mengerat.
“Godt?” Bass memanggil untuk yang kesekian kalinya.
Teras sepi. Tidak ada orang. Lentera oranye yang dipasang Godt bergoyang ditiup angin, menimbulkan suara gemerincing pelan dari sisi-sisinya yang terbuat dari kuningan.
Bass mengerutkan kening. “Godt?”
Suara gesekan ilalang membuat bulu kuduk Bass berdiri.
“Ish… siapa sih yang membuka pintu. Merepotkan,” gerutu Bass tanpa berpikir kalau hanya ada ia dan Godt yang berada di rumah itu.
Bass menutup pintu dan menguncinya. “Godt, kamu di kamar kan?” tanyanya.
Tanpa menunggu jawaban, Bass memilih menuju kamarnya untuk terlelap lagi.
.
Godt membuka matanya. Sinar matahari menyengat menyapa matanya. Godt mengedipkan mata berkali-kali. Suara siulan burung membuatnya tersadar, dimana tidur semalam.
“Ah…”
Godt bangun. Menepuk celananya, membuat rumput kecil yang menempel di pakaianannya terlepas. Menguap sebentar, sebelum berjalan menuju rumah.

YOU ARE READING
Nani? [2Moons crack pair]
Ngẫu nhiên[HIATUS] Bagaimana jika tuan muda Itthipat tiba-tiba diputuskan oleh tunangan manisnya? Bass itu sudah memiliki separuh jiwa Godt. Tapi, dengan mudahnya Bass memutuskan hubungannya dengan Godt. Godt yang awalnya lembut berubah menjadi kaku. Bagaika...