Pagi ini Jackson sedang melaksanakan meeting besar dalam rangka perencanaan pembuka bisnis di lahan baru. Semua orang duduk di ruang meeting, ekspresi wajah mereka sangat tegang dan serius. Sementara pemimpin kegiatan itu sangatlah tenang.
Samar samar lelaki itu tertawa kecil serta sudut bibirnya terangkat. Karena dalam diam Jackson tengah memikirkan kejadian kemarin, saat Jennie tanpa sengaja menciumnya. Ciuman yang berkelanjutan terasa sangat nyata dalam diri Jackson.
Setelah bertemu Jennie muncul rasa ingin tahu dan daya tarik baginya yang terus menghantuinya.
Belum lagi kejadian di kantor kemarin, keberanian, lantang dan ketegasan Jennie yang berani menantangnya bahkan mengkritiknya sangatlah menarik perhatian Jackson dan membuatnya cukup takjub.
Juga, kejadian di lift, takkan pernah Jackson. Hal itu bahkan membuat para pegawai yang melihatnya pun bertanya.
Tawa kecil Jackson terdengar sampai ketelinga orang orang disana yang berwajah serius. Mereka menatap Jackson aneh karena tidak biasanya Jackson bersikap seperti ini, apalagi meeting yang teramat penting kali ini.
" Sir." Panggil erza, sekretaris Jackson.
Jackson tak menggubrisnya, ia masih tersenyum di kerumunan orang orang yang serius dan tegang." Sir." Panggil erza lagi dan berhasil menyadarkan Jackson dari lamunannya . Lelaki itu refleks.
" What's happen?" Tanya Jackson yang membuat semua orang di ruangan itu bertanya tanya dan menatapnya bingung.HENING!
" EHEM!" Jackson berdehem, ia mulai fokus.
" Bisa di ulangi?" Ucap Jackson. " Pak, direktur keuangan?" Lanjutnya menatap pak direktur.
" Baik." Jawab pak direktur itu.
Mereka semua pun fokus membahas tentang lahan baru untuk bisnisnya.🥀
Jackson berjalan dengan gagah setelah keluar dari ruang meeting diikuti oleh sekretarisnya.
" Sekretaris erza?"
" Yes, sir?"
" Batalkan pencabutan beasiswa atas nama Jennie Moore Alexa dari Universitas Washington." Ucap Jackson dengan gaya kerennya.
" Yes, sir." Erza sedikit tak percaya karena beberapa hari lalu Jackson sendiri yang bersikeras untuk mencabutnya.
" Hubungi segera pihak yang bersangkutan agar dia kembali ke universitas." Lanjut Jackson.
" Boleh saya tau apa yang membuat bapak berubah fikiran?"
" Rasa kasihan." Jawab Jackson singkat.
" Eh?" Erza sedikit terkejut dengan jawaban Jackson, karena Jackson sendiri yang mengatakan rasa kasihan dapat membuat seseorang tidak profesional.
" Saya tarik kembali ucapan saya kala itu, rasa kasihan bukan membuat seseorang tidak profesional tapi rasa kasihan itu bentuk dari simpati." Jelas Jackson mengubah fikirannya.
Di kantor hanya erzalah yang sangat percaya, karena sudah empat tahun erza bekerja untuknya, erza sangat setia kepada Jackson. Kadang kala Jackson menjadikannya teman untuk bercerita. Jadi, tidak aneh lagi bila erza mengetahui sikap Jackson yang sering berubah. Bahkan keduanya sering memakai bahasa informal layaknya seorang teman, bukan sebagai atasan dan bawahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie
Romansa" kau bilang, kau membenci pemaksaan, lalu yang kau lakukan sekarang ini apa??!" - Jennie Moore Alexa. " aku memang membenci pemaksaan tapi, aku tidak menerima penolakan apapun!" - Jackson William Rodriguez. Dua insan ini, dipertemukan dengan ketida...