Chapter 29

45 3 0
                                    

Setelah menghabiskan banyak waktu bersama princess dan kedua adiknya. Jennie dan jackson kembali ke washington karena mereka harus bekerja besok. Memang jadwal yang padat, namun jennie berusaha mengatur waktu.

Jackson tak rela meninggalkan jennie sendirian di apartement, tapi apalah daya jennie yang tak mau tinggal bersamanya.

" Ayo masuk." Titah jackson pada jennie dengan tangan yang masih ia genggam.

" Bagaimana aku bisa masuk, kamu masih menggenggam tanganku." Kata jennie membuat jackson tertawa kecil.

Jackson melepasnya lalu beralih memeluk jenniedengan mesra, masih tak rela bila harus berpisah.

" Aku akan merindukanmu, nanti."ucap jackson.

Jennie membalas pelukan hangat jackson lalu tertawa kecil.

" Mengapa kamu suka sekali membuatku merindukanmu, hm? Tidak bisakah kamu tinggal bersamaku saja? Aku ingin bersamamu, melihatmu sebelum tidur dan melihatmu lagi saat aku bangun di pagi hari." Ujar jackson penuh harap.

Seketika jennie melepas pelukannya.

" Belum waktunya." Ujarnya setelah mendongak melihat jackson.

" Lalu kapan waktunya? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?"

Jennie tertawa sekilas.

" Aku mencintaimu, sangat..." Ucap jennie, namun jackson meragukan memgingat jennie yang tak mau tinggal bersamanya.

Apakah cinta jennie padanya sudah memudar?

Jackson berfikir terlalu jauh sekarang.

Jennie menyadari itu, mengerutkan dahinya.

" Ohoo! Apa kamu tidak percaya padaku?"

" Tidak." Balas jackson spontan.

Jennie melepaskan pelukannya.

" Baiklah." Katanya lalu melepaskan cincin perak yang ia kenakan lalu memasangkannya pada jari kelingking jackson yang pas.

" Apa ini? Cincin yang kamu dapat dari kompetisi olahraga tahun lalu?" Tanya jackson tak percaya.

" Bukan. Ini cincin yang ku beli dari gaji pertamaku. Kamu memberiku banyak uang bonus kerja. Jadi, aku membelinya, memang tidak mahal tapi ini adalah tanda bahwa aku mencintaimu." Jelas jennie yang membuat jackson tersenyum merekah.

" Dan, apa tanda cintamu untukku?" Tanya jennie.

Jackson kebingungan, ia tak mempersiapkan apapun untuk jennie. Bodohnya ia karena tak pernah memikirkan hal itu.

Jackson mengutuk dirinya karena sangat bodoh.

" Oh.. itu... Eumm... Aku akan memberimu tanda di lehermu. Ayo ke kamar sekarang."

Takk!

" Aa!"

Jennie menyentil dahi jackson.

" Berhenti berfikir mesum!" Jennie menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan keadaan otak jackson sekarang.

" Sudahlah. Kamu pulang saja kerumahmu." Usir jennie.

" Kamu juga, pulanglah ke rumahku." Kata jackson.

" Kamu pulang ke rumahmu, aku pulang kerumahku." Ucap jennie.

" Aku pulang ke rumahku, kamu pulang ke rumahku." Sahut jackson.

Jennie mulai geregetan pada lelaki yang dicintainya itu.

" Aku pulang ke rumahku, kamu pulang ke rumahmu!" Balas jennie no debat.

Jackson pasrah, lalu jennie mendorong tubuh lelaki itu agar pergi.

JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang