OZORA GUE!

4.9K 627 43
                                    

"Hai, Nggi."

Anggi yang baru bangun dari tidurnya kaget bukan kepalang melihat sosom itu sudah berdiri di samping tempat tidurnya, entah sejak kapan. Mengamatinya tidur, menunggunya sampai benar-benar bangun.

Latief? Ngapain dia disini?

"B-Bang Latief?"

"Gimana kepala kamu?"

Bukannya menjawab, Anggi malah sibuk merapikan rambut merahnya yang kusut. Menarik-narik selimutnya sampai menutupi perutnya. Ketika ia berusaha duduk di atas ranjangnya, Latief refleks membantunya. Buru-buru mendekat dan membenahi letak bantal di punggung Anggi.

Tidak ada yang bicara setelah itu. Ekspresi Anggi tak karuan. Antara senang karena dijenguk idolanya, bingung, kaget, dan mungkin sedikit panik. Latief bisa melihatnya tapi hanya tersenyum bodoh seperti biasa. Menarik kursi dan duduk di sisi ranjang Anggi. Kerang dekat, ia menyeratnya lagi.

"Bang Latief mau ngapain kesini?" bukan nada yang ramah atau lumrah untuk menyambut tamu yang datang berkunjung. Kepanikan instingtifnya mengatakan kalau Latief menjenguknya bukan untuk benar-benar menjenguknya. Sadar diri dia, sudah mengacaukan banyak hal.

"Pasti mau bujuk gue buat ngelepasin temen lo itu kan, Bang?!"

Yah, sebut saja kecurigaan.

Latief tak segera menjawab. Senyum bodohnya masih menempel kaku di wajahnya. Hanya saja alis tebalnya menanjak sekilas mendengar kalimat itu. Pelan, Latief tertawa.

Terdengar gurih dan menyenangkan, kalau saja maknanya tidak ambigu.

"Bukan..."

"Terus?"

"Aku kemari mau tanya sama kamu..."

Anggi menelan ludahnya panik. Kepalanya menduga-duga tanpa bisa ditahan lagi.

Latief pasti akan bertanya apa saja yang dia lakukan pada Habibie? Kenapa melakukan itu semua? Dan mungkin akan marah padanya karena perbuatan yang dia lakukan pada Habibie. Dalam hati ia sadar mungkin sudah keterlaluan, tapi di sisi lain ia juga tak bisa menutupi kebenciannya pada Habibie. Rasa cemburu yang berawal dari iri atas kedekatan mereka. Berujung pada insiden pernyataan cinta Habibie yang membuatnya kalap.

Wanita ketika cemburu, adalah makhluk buas yang berbahaya. Lebih berbahaya daripada Godzilla, Ultron, Mothra, kecoa terbang, atau kripik belut yang nyangkut di tenggorokan.

Atau mungkin Latief akan bertanya apa yang terjadi sebenarnya kemarin, yang membuat ia terluka seperti ini dan kemudian menjebloskan Eka ke penjara. Anggi sudah menyiapkan kemarahan untuk rasa sakt di kepalanya. Untuk geram yang ia tahan sekian lama atas gangguan yang Eka dkk berikan terhadapnya dan kawan-kawan. Anggi sudah menyiapkan pembelaan diri yang tak bisa dirobohkan, bahwa Eka juga sudah mengakui pada pihak kepolisian kalau memang dirinya yang melakukan kekerasan terhadap Anggi dan teman-temannya.

Anggi sudah menyiapkan semuanya, atas semua kecurigaan dan kemarahannya. Semuanya sudah terkumpul diubun-ubun, siap dimuntahkan begitu Latief buka mulut untuk melanjutkan kalimatnya.

Grep..

Tapi Latief malah menggenggam tangannya lembut. Membuat semua plot yang dikarangnya rontok oleh tatapan lurus serius tapa haha-hehe yang langka sekali ditunjukkan oleh Latief, laki-laki yang disukainya sejak kelas satu SMK.

"Kamu mau jadi pacarku?"

...

"Hah?"

"Anggi, kamu mau kan jadi pacarku?" ulang Latief tanpa mengendurkan wajah seriusnya.

FANBOY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang