9.

24K 2.1K 53
                                    

jangan lupa comment yang banyak^^



"Jeno"

"hm"

"emm.. anu" ucap Jaemin tergagap.

"kenapa Jaemin?" tanya Jeno.

"itu... aku boleh gak balik jualan kue lagi. maksudku, sekarangkan aku tinggal diapartemen Jeno jadi ya.. gitu." ucap Jaemin mengutarakan isi hatinya.

Jeno terdiam membuat Jaemin salah paham. "kalo gak boleh gapapa kok" 

padahal mah Jeno lagi mikir apa dapur apartnya layak untuk baking? kan biasanya ia cuma masak biasa kayak mie atau hal hal simpel. Jeno takutnya dapurnya gak lengkap dan gak layak untuk masak masak dalam jumlah besar seperti yang biasa Jaemin lakukan.

"sebentar" Jeno bangun dari duduknya dan menjauhi Jaemin. oya, mereka nih lagi istirahat kebetulan Jeno dan Jaemin dapat giliran disuruh teman temannya untuk membeli makanan dan minuman untuk dibawa dibasecamp mereka. 

Jaemin pikir, Jeno menolak makanya ia langsung pergi. kenyataanya....




"dad"

"kenapa son? tumben jam sekolah nelepon." ucap jaehyun diseberang sana.

"bisa tolong ubah dapur apart Jeno jadi lebih luas, sekalian belikan oven baru, kulkas yang lebih besar dan peralatan masak serta baking lainnya. yang lengkap." 

"tumben sekali? memangnya mau kau apakan?"

"tolong kerjakan saja dad"

"baiklah baiklah, kau butuh kapan?" tanya Jaehyun

"sore ini."

"yang benar saja Jeno, kenapa mendadak sekali?" tanya Jaehyun heran.

"dad bisa tolong jangan banyak tanya, anakmu ini butuh privasi." disebrang sana Jaehyun terbahak mendengar perkataan Jeno. karena sejujurnya ia memang tipikal orangtua yang kepoan apalagi menyangkut kedua putranya. 

Sebenarnya karena Jaehyun ingin jauh mengenal anaknya dan ia tak mau anaknya kesulitan karena memendam sesuatu.

"baiklah baiklah, dad akan minta paman Kim mengurusnya."

"bisa selesai hari ini?"

"yang benar saja kau wahai anak bungsuku"

"jadi, berapa lama?"

"12 jam, berikan daddy waktu 12 Jam. kau bisa menginap dimansion utama kalau kau tak ingin terganggu."

"baiklah, terimakasih banyak dad"

"sama sama son, belajarlah yang rajin supaya kau pintar Jeno."

"aku sudah pintar" 

setelahnya sambungan telepon anak dan ayah itu terputus, Jeno memasukkan handphonenya kedalam saku dan kembali menghampiri Jaemin yang kini sudah memiliki semua makanan yang dipesan temannya. dengan segala inisiatif Jeno, ia mengambil beberapa barang ditangan Jaemin dan membantunya agar sang omega tidak kerepotan.

Jeno kan gentle alpha.



















pulang sekolah Jeno langsung menghampiri kelas Jaemin, tentunya karena ia mengikuti Mark dan Lucas yang menjemput mate mereka yang mana adalah teman sekelas Jaemin untuk pulang bersama.

"nana, kita pulang kerumah barumu dulu boleh? echan dan injun ingin bertemu mama Na sekalian rumah baru kalian." ucap Haechan.

"iyaaa na injun juga mau liat rumah baru nana" Renjun menyetujui perkataan Haechan. Jaemin terdiam mengingat dirinya sudah tidak punya rumah dan kini tinggal dengan temannya yang lain yaitu Jeno.

"yang, kita kan udh punya schedule. nanti aja ya kerumah nana nya" bujuk Mark pada Haechan. Mark sendiri tentunya mengetahui bahwasannya teman mereka, Jaemin kini tinggal dengan adiknya.

"tunda dulu ya Melk, aku kangen banget main sama nana." rajuk Haechan.

"jadi, boleh gak na?"

"gak bisa, kini Jaemin tinggal bersamaku  dan aku tak suka ada keributan ditempatku." belum Jaemin menjawab, Jeno malah mewakilkan.

Jaemin melotot kaget mendengar ucapan jujur dari mulut Jeno, otaknya tengah bekerja supaya bisa memberikan alasan pada kedua sahabatnya. namun apalah daya, mulut Jeno tak bisa diajak kompromi.

"t-tunggu?! kau? tinggal dengan nana?" tanya Haechan heran.

Jeno mendengus sebal, malas mengulangi perkataannya tadi. 

"Na Jaemin, cepatlah. kita harus pergi sekarang." ucap Jeno yang tak sengaja mengeluarkan alpha tone nya karena kesal. Mark dan Lucas agak sedikit tersentak namun Haechan dan Renjun melemas karena alpha tone yang dikeluarkan Jeno. Jaemin sendiri tetap berdiri kokoh ditempanya tanpa terganggu alpha tone milik Jeno sama sekali.

Jeno yang gemas melihat Jaemin hanya diam ditempat langsung menarik pergelangan tangannya menuju mobil miliknya. ia membuka kursi penumpang dan menyuruh Jaemin masuk, setelah mereka siap Jeno langsung menancapkan gasnya meninggalkan perkarangan sekolah.



















sekitar 45 menit kemudian, Jeno memberhentikan mobilnya di salah satu basement parkir Mall. Yap, Jeno kini berniat mengajak Jaemin untuk belanja bulanan sekaligus menunda kepulangan mereka keapartement karena apartemennya sedang dalam masa pembangunan.

"kenapa kita kesini Jeno?" tanya Jaemin yang belum tau maksud Jeno.

"belanja bulanan." Jeno menghadap kebelakang jok pengemudi dan mengambil sebuah paper bag yang berisikan dua hoodie miliknya, Jeno sendiri biasa meninggalkan jaket atau hoodie dimobil untuk berjaga jaga.

"pakailah." Jeno memberikan hoodie berwarna hijau mint kepada Jaemin.

"untuk apa?" tanya Jaemin bingung.

"kau ingin mengelilingi mall dengan seragam?" Ah, Jaemin baru paham. ia mengangguk dan menggunakan hoodie tersebut. Jeno juga ikut mengenakan hoodie hitam miliknya. setelah siap, mereka langsung keluar mobil dan pergi menelusuri mall.























"Taeyong!" seru seseorang yang kini Taeyong Jempu dibandara.

"Winwin" keduanya langsung berpelukan satu sama lain melepas rindu.

"akhirnya kau pulang juga winnie, aku rindu sekali." Taeyong mengeratkan pelukannya pada sang sahabat.

"aku juga rindu, tapi apa boleh buat aku harus menemani Yuta mengurus perusahaan disana." Taeyong mengangguk paham. Yuta, sang kakak tiri nya memang sibuk di negeri matahari terbit itu. Yuta dan Taeyong merupakan saudara tiri karena ayah dari Yuta menikah dengan mama kandung Taeyong karena pasangan mereka masing masing sudah tidak ada. Ibu Yuta meninggal sementara ayah Taeyong sering melakukan physical abuse kepada dirinya dan  mamanya sehingga memutuskan bercerai dan menikah lagi dengan ayah Yuta. 

"oya, rumah kalian sepertinya masih dibereskan oleh bibi Nam. malam ini menginap saja di mansion kami ya?" ajak Taeyong.

"tidak apa apa kah?" 

"tentu, aku yang mengajak jadi tentu saja tidak apa apa. ayo kita segera pulang, langit sudah mulai mendung." Jaehyun dan Yuta yang berada dibelakang mereka mengangguk dan mengikuti  kedua omega tersebut.

T B C.

sejujurnya aku merasa part ini agak freak dan membosankan, tapi ideku stuck T___T

miann T__T

tapi semoga suka, aku hari ini double up^^





Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang