17.

21.8K 2.2K 58
                                    

haii haii hehe..

Jangan lupa comment yaaaww

Jaemin sekarang sudah mulai pulih, perutnya juga tidak sesakit sebelumnya. namun sayangnya rasa sakit yang kemarin ia rasakan hanya sebuah pemicu heatnya tapi tidak membuat dirinya lekas heat. rangsangan rangsangan dari feromon Jeno yang menggoda jiwa omeganya pun tetap tak berpengaruh pada omega dalam dirinya.

Jaemin sendiri kini tengah merenung diteras milik keluarga Jung, ia diam memikirkan segala macam hal hal menyebalkan didalam kepalanya. sebenarnya ia mulainya nyaman tinggal bersama keluarga Jung, belum lagi keluarganya juga sangat baik pada dirinya. Taeyong pun tidak pernah pilih kasih dan membedakan antara dirinya juga Mark dan Jeno. seperti contoh saat sarapan, Taeyong yang dulu menyediakan susu untuk 2 anaknya an secangkir kopi untuk suaminya kini menambah satu gelas susu lagi untuk Jaemin.

Jaemin juga mulai nyaman dengan Jeno dan segala perlakuan sang alpha, ia takut terperangkap dalam perasaan jatuh cinta karena bagaimana pun mereka berdua adalah satu kesatuan yang tidak mungkin bersama. tidak hanya dari kasta tapi ikatan takdir pun tidak berpihak.

Jaemin menundukkan kepalanya dalam dalam hingga sesuatu dingin menyapa kulit lehernya membuat dirinya terjengkit kaget. "astaga!" serunya. 

itu Jeno, dengan dua buah minuman kaleng ditangannya.

"apa yang kau lakukan disini" tanya Jeno.

"emmm hanya berdiam mungkin." Jeno menaikkan satu alisnya bingung.

"ngapain diam saja?" Jaemin mengangkat kedua bahunya tanda ia juga tidak tahu mengapa ia berdiam diri disana.

"entah."

Jeno menyodorkan salah satu minuman kaleng yang ia bawa kepada Jaemin. "minumlah" Jaemin mengangguk, ia mengambil minuman kaleng tersebut dan berterimakasih pada Jeno. mereka berdua terdiam menikmati kesunyian malam sambil menatap sebuah bintang kecil yang dengan menampakkan diri dan bersanding dengan bulan. 

"emmm Jeno, boleh kah aku bertanya sesuatu?" 

"hm, silahkan." balas Jeno memperbolehkan.

"mengapa keluargamu sangat baik padaku? ah, aku bukannya tidak bersyukur. tapi bagaimanapun juga aku ini budakmu bukan? aku merasa tak pantas. harusnya malah aku tidak hidup enak seperti sekarang, seharusnya keluarga kalian memberiku pekerjaan untukku lakukan sebagai bayaran. aku bisa apapun kok, pekerjaan rumah, masak, jadi supir, tukang kebun." tutur Jaemin.

"aku hanya merasa tak pantas saja diperlakukan dengan baik oleh kalian, terlebih kalian adalah keluarga bangsawan sedangkan aku hanya anak yatim piatu biasa." Jaemin menundukkan kepalanya sambil memainkan kuku kukunya canggung.

"pekerjaan seperti apa? kau mau melayani birahi ku setiap hari? mau ku buat mendesah sepanjang malam?" Jeno menatap Jaemin dengan tajam, suara bicaranya amatlah datar.

"kalau kau mau diberi pekerjaan, layani aku. puaskan aku dan desahkan namaku. kalau mau, ayo kita mulai dari malam ini kita kembali ke apartemen agar tidak ada yang menganggu 'pekerjaanmu' itu" Jeno merapatkan tubuhnya dengan Jaemin lalu merengkuh pinggang ramping itu dengan posesif. Jaemin seketika menegang merasakan selangkangan Jeno bersentuhan dengan pahanya yang terbalut piyama tipis.

"J-jeno.." cicit Jaemin takut.

"apa?" suara Jeno semakin rendah membuat Jaemin semakin panik.

"kau yang meminta diberi pekerjaan kan? akan ku kabulkan. satu satunya pekerjaan yang bisa kau lakukan hanyalah melayaniku. semua pekerjaan rumah sudah dikerjakan dengan sangat baik oleh para maid dan bawahan bubu dan daddy.

tugasmu hanya satu, melayani bungsu Jung" bisik Jeno diakhir kalimatnya.

"kau harus tau Jaemin, sebaik apapun aku tetaplah seorang laki laki dan alpha dominan yang memiliki nafsu. aku memang tak menyentuhmu diluar jadwal rut ku, tapi kalau kau dengan suka rela menghidangkan diri untukku. aku tidak akan menyia nyiakan itu. paham?" Jaemin mengangguk kaku karena dirinya sudah kepalang tegang dan tak mampu menjawab semua pertanyaan dan pernyataan Jeno. dirinya pun dibuat pusing dengan jari jari Jeno yang sembarangan masuk bersentuhan dengan kulitnya serta dengan nakal bermain main diarea pinggang sang omega.

"akh!" Jaemin tak sengaja bersuara ketika Jeno menggigit daun telingannya.

"masih mau mendapatkan 'pekerjaanmu'?" Jaemin memejamkan mata merasakan sensasi geli dari permainan tangan Jeno dipinggangnya.

"jawab, Na Jaemin. aku tidak suka diabaikan." Jeno mengeluarkan alpha tone nya.

"t-tidak Jeno."

"maka kunci mulutmu jika ingin membahas itu lagi, atau aku yang akan menguncinya" Jaemin mengangguk kaku.

"j-jeno bisakah k-kau lepaskan aku? aku ingin ke kamar" ucap Jaemin takut takut.

bukannya memenuhi permintaan sang omega, Jeno malah mengangkat Jaemin ala bridal style yang membuat Jaemin reflek memeluk leher Jeno. 

"mau ke kamar kan? aku juga." ucap Jeno

"tapi aku bisa jalan sendiri kok" sahut jaemin.

"nanti kakimu lelah, biar aku saja. sepasang kaki untuk dua orang tidak buruk bukan? tenang saja aku akan mengantarmu sampai kasur dengan selamat." tak memedulikan Jaemin yang hendak protes, Jeno dengan entengnya berjalan membawa Jaemin kembali kekamarnya dengan santai, ia dan Jaemin tak menyadari bahwa ada dua orang yang tengah memperhatikan mereka berdua sejak tadi.

"anakmu tuh bu" celetuk Jaehyun.

"anakmu juga, persis seperti kamu." jawab Taeyong.

"apanya yang mirip aku?" tanya Jaehyun bingung.

"hormonnya, bucinnya. heran banget kenapa bapak sama anak hormonnya susah dikontrol." sarkas Taeyong membuat sang suami terkekeh geli. ia memeluk Taeyong dengan erat.

"apanih nempel nempel" 

"bikin adek yuk buat Jeno." ajak Jaehyun dengan mesumnya.

"Jeno gak mau punya adek, udah ah lepas." 

"yaudah main kuda kuda an aja, gak boleh nolak ajakan suami." Jaehyun menggendong Taeyong yang kini meronta ronta ingin diturunkan kedalam kamar mereka.

T B C.

sedikit dlu ya sebagai pemanis hehe

sebenernya aku tuh lama up karena agak ngestuck sama cerita ini. kurang prepare buat nulis cerita ini cuma udh gemes pengen publish idenya eh tengah jalan ngestuck. tapi ku usahain lanjut terus sampe end, dan ku usahain juga up nya gak lama kok. udah agak mencair otaknya hehee

miannn yeorobunn t_____t

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang