11.

24K 2.4K 44
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya malu malu, burung burung mulai berkicau di subuh hari. dikamar bernuansa gelap, sepasang Alpha dan Omega yang bergelung nyaman didalam selimut yang sama dengan tangan kekar sang alpha yang melingkar dipinggang omega tersebut.

"Jeno.. boleh bangun dlu sebentar? Aku mau ke kamar mandi." Ucap sang Omega.

"Hm" dengan terpaksa, Jeno melonggarkan pelukannya, membiarkan si manis bebas.
Jaemin perlahan turun dan memasuki kamar mandi yang terdapat didalam kamar Jeno. setelah selesai dengan urusannya, Jaemin memilih duduk dipinggir kasur sambil menatap sang Alpha yang masih terlelap.

kalau di ingat ingat, terakhir Jaemin sadar adalah di mobil. namun bangun bangun dirinya sudah ada didalam kamar yang asing baginya. bukan rumahnya, rumah pertama kali ia dan Jeno bertemu ataupun apartemen Jeno. dimana dia? apa, Jeno yang membawanya kesini? apa Jeno menggendongnya? wajah Jaemin memerah membayangkan hal tersebut.

"aku haus.." gumamnya. dengan pelan ia berjalan menuju pintu untuk keluar mencari minum karena dirinya tidak menemukan segelas air dikamar ini.

Jaemin menutup pintu tersebut perlahan dan berjalan pelan menyusuri rumah besar tersebut. Jaemin menurunkan kaki nya di setiap anak tangga hingga ia berada di lantai dasar rumah itu. Jaemin berjalan ke arah ruang tamu dan menemukan sebuah figura foto besar di dinding ruangan tersebut berisi 3 orang pria berwajah sangar dan dingin serta satu pria yang terlihat cantik. salah satu orang tersebut adalah Jeno, jadi bisa ia simpulkan bahwa dirinya ada dirumah besar keluarga Jung. aura rumahnya memang terlihat elegan dengan nuansa gelap, apalagi dikelilingi 3 alpha dengan seorang king didalamnya.

kembali ketujuan awal, Jaemin berjalan pelan menapaki setiap lantai untuk mencari dapur. hingga tiba didapur, Jaemin dengan pelan juga mengambil gelas dan memasukkan air putih yang ada diteko atas  meja makan. 

"hey" Jaemin terpenjat kaget ketika sebuah tangan mendarat dibahunya. gelas yang ia pegang tak sengaja terjatuh dan menumpahkan air didalamnya. beruntung ia menggunakan gelas plastik.

"ah, maaf maaf" ucap orang tersebut. ia ikut panik juga ketika Jaemin menumpahkan air tersebut dan mengenai sedikit pakaian Jaemin.

"ah tidak apa ahjussi." ucap Jaemin.

"kau pacarnya Jeno bukan?" tanya lelaki tersebut.

"ah, bukan bukan. saya hanya teman dekat Jeno saja. kami tidak memiliki hubungan spesial kok ahjussi." Jaemin sedikit menggeleng ribut membuat rambutnya ikut bergerak gerak, sangat lucu.

"haha lucu sekali, benarpun tidak apa apa. ngomong ngomong siapa namamu? mengapa keluar kamar tengah malam begini?" tanya ahjussi tersebut.

"namaku Na Jaemin, kebetulan aku merasa haus tapi dikamar Jeno tidak ada air. makanya aku turun mencari air disini. maaf ya ahjussi kalau lancang." Jaemin membungkukan badannya tanda menyesal.

"eh, tidak apa apa. jangan merasa sungkan."

"kalau ahjussi sendiri namanya siapa?" tanya Jaemin.

"aku Nakamoto Winwin, kakak iparnya Taeyong." Jaemin mengangguk paham, berarti didepannya ini adalah pamannya Jeno.

Jaemin kembali membungkuk dihadapan Winwin, bungkuk tanda hormat. "salam kenal ahjussi"

"ah, panggil papi saja ya? biasanya Jeno sama Mark juga manggilnya muma." ucap Winwin.

"baik papi, kalau begitu aku izin naik ke kamar Jeno lagi ya papi."

"iya Jaemin silahkan, eh kalau perlu bawa minum ke kamar ya. biar nanti tidak bulak balik lagi." Winwin menuangkan air tersebut kedalam gelas dan memberikan penutupnya pada Jaemin.

"terimakasih papi, kalau begitu nana naik ya." tanpa sadar, Jaemin menyebut panggilannya didepan Winwin. ia berlalu meninggalkan Winwin yang masih menatapnya dari belakang sambil tersenyum.

"nana? imut nya." gumam Winwin.
















pagi yang cerah dikediaman Jung, seperti biasa sarapan pagi bersama selalu menjadi rutinitas keluarga mereka yang pada pagi hari ini kedatangan tiga tamu untuk ikut sarapan bersama. terlebih ini weekend.

Jeno berjalan ke arah meja makan diikuti Jaemin dibelakangnya. awalnya Jaemin menolak ajakan Jeno untuk ikut makan bersama, ia merasa sungkan pada keluarga Jung terlebih mengingat alasan mengapa ia bisa terjebak dalam keluarga ini. Jaemin juga sebenarnya malu karena yang berkumpul dibawah kan keluarga Jeno, belum lagi ada pamannya. pokoknya Jaemin enggan ikut makan bersama!

sementara si kulkas 7 pintu ini kokoh pada pendiriannya bahwa Jaemin harus ikut turun makan bersama. ia dengan entengnya meengangkat Jaemin layaknya karung beras untuk keluar kamar dan menuruni anak tangga. Jaemin yang digendong? tentu saja histeris kaget. para keluarga yang lain dari bawah menonton adegan itu sambil tertawa gemas hingga akhirnya Jeno menurunkan Jaemin setelah anak tangga terakhir dan si manis hanya bisa mengekorinya dari belakang dengan wajah memerah. selama makan berlangsung mereka juga berbincang bincang, Jaemin juga berkenalan dengan Yuta kakak dari Taeyong.

"kau sudah memberitahu Haechan dan Renjun kalau kau tinggal dengan Jeno?" tanya Mark disela percakapan mereka.

"ah itu... aku belum sempat. aku juga agak ragu dan takut untuk membicarakan ini dengan mereka." ujar silelaki Na.

"kau harus memberitahu mereka, cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya nana." Jaemin mengangguk setuju.

"aku takut dengan reaksi mereka kalau mereka tau aku tinggal bersama Jeno, Jeno kan seorang alpha. kak Mark tau kan bagaimana posesifnya mereka kalau ada alpha didekat nana." ujar simanis.

"tapi inikan Jeno. tidak apa apa, nanti aku yang akan menjelaskan secara rinci. kau tinggal jujur saja, oke?" Jaemin mengangguk lagi setuju dengan perkataan Mark.

Winwin yang daritadi menyimak mulai bersuara. "emmm, begini. apa nana mau tinggal dengan papi saja? muma akan tinggal dirumah baru hanya berdua dengan papa Yuta." tawar Winwin.

"ah tidak perlu muma. nana tidak mau merepotkan lagi." Jaemin menggeleng ribut sembari menolak dengan halus.

"tidak merepotkan kok, papi malah senang kalau nanti ada teman dirumah karena papa Yuta akan bekerja dan meninggalkan papi sendiri dirumah. lagipula benar kata teman nana, Jeno itukan seorang alpha." bujuk Winwin lagi.

"tidak. Jaemin tetap denganku, bagaimanapun daddy memberikannya padaku." sanggah Jeno sebagai penolakan.

"Jeno.." sahut Taeyong menenangkan anaknya.

"dia punyaku. hak milikku." ucap Jeno mempatenkan Jaemin sebagai miliknya. dibawah meja makan, Jeno mengenggam pergelangan tangan Jaemin dengan kencang, Jaemin agak meringis sakit karena Jeno mengenggamnya dengan sangat erat. 

aura kelam Jeno menguar diseluruh ruang makan membuat yang lain merasakan ketegangan. "iya punya Jeno, punya Jeno." ucap Taeyong menenangkan si bungsu.

yang lain hanya tersenyum canggung melihat Jeno. Jaemin sendiri membawa tangannya yang satu lagi ke atas tangan Jeno yang mencengkram tangannya. ia mengelus pelan guna menenangkan sang alpha. 

Jeno sendiri yang merasakan elusan dipermukaan tangannya menunduk melihat sumber nya. kini ia tersadar bahwa cengkramannya terlalu kuat, ia melonggarkan genggamannya dan mendapati pergelangan Jaemin sedikit memerah. Jeno kini bergantian mengelus bekas merah di tangan Jaemin yang siapa tau bisa mengurangai rasa sakit.

"maaf" gumam Jeno pelan namun masih bisa didengar oleh Jaemin.

"tidak apa apa" Jaemin tersenyum manis pada Jeno.

sarapanpun dilanjutkan seperti biasa, setelahnya para orangtua berkumpul untuk mengobrol bersama. Mark pergi karena ada kencan dengan Haechan sedangkan Jeno dan Jaemin memutuskan kembali ke apartemen untuk istirahat dan menata barang belanjaan mereka semalam yang sangat banyak.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang