27

17.4K 2.1K 138
                                    

 ini alur nya jadi agak cepet ya karena aku ngejar sampe mereka ada di bulan Mei dimana itu waktu gerhana bulan total yang terjadi 195 tahun sekali. 

Jangan lupa comment yang banyak ya^^

Libur akhir semester sebentar lagi dan ujian akhir sudah didepan mata. pekan ini Jaemin sudah berhenti mengsupply cake ke kantin karena ingin fokus untuk meningkatkan nilai akhir serta fokus untuk ujian masuk universitas nantinya. kini dirinya semakin dekat dengan Eren pasca kejadian menangis hari itu karena kadang Haechan dan Renjun juga punya waktu bersama pasangan masing masing dan Jaemin tidak ingin menjadi nyamuk walaupun sudah berkali kali di ajak ikut.

kabar Jeno bagaimana? sang alpha itu terlihat baik namun tidak baik. perlahan ia mulai menerima kenyataan tentang takdir nya yang menjadi mate Min Young. insting sebagai alpha dominan sekaligus mate yang membuat dirinya menjadi lebih dekat dengan Min Young serta menjaga omega tersebut disisinya.

Jeno sendiri semakin jauh dengan teman temannya serta keluarganya. ia kini pindah ke apartemen lamanya karena tuntutan sang kakek yang tadinya menyuruh Jeno untuk lebih baik tinggal bersama Min Young. Namun Jeno menolak mentah mentah, ia berkata lebih baik ia tinggal sendiri diapartemennya yang tak begitu jauh dari rumah Min Young.

Orang tua serta kakak Jeno sebenarnya khawatir dengan bungsu mereka. karena menjadi King ia harus di tuntut habis habisan menjadi pribadi yang sempurna serta pasangan yang sempurna untuk Min Young. Kakek Jung sendiri memang memiliki ambisi serta nilai perfeksionis yang tinggi sehingga sekeras apapun ia menentang pasti kakek Jung juga akan bertindak.

Hari ini Min Young ada acara keluarga sehingga ia tak perlu menemaninya. Jeno memutuskan untuk pergi sejenak ke subah cafe untuk menenangkan pikirannya. "Jeno?" yang dipanggil menoleh mendapat seseorang yang sangat ia rindukan.

"nana?" Alpha tersebut bangun dari duduknya lalu dengan cepat merengkuh tubuh yang lebih kecil.

"i miss you, na" lirihnya. Jaemin sendiri tak bergeming didalam pelukan Jeno. tak ada balasan peluk ataupun ucapan rindu.

"Jeno, i think we should make all clear. can i join on your table?" ucap Jaemin. ia melepaskan pelukan Jeno dan ikut bergabung di meja tempat Jeno duduk.

"ofc, why not" kini keduanya duduk saling berhadapan. Jeno bangun sebentar untuk memesankan dan membawakan Jaemin makanan dan minuman 

"dimakan na" ucapnya yang mendapatkan anggukan dari omega tersebut.

"Jeno, sebaiknya kita putus aja ya? Hubungan kita udah gak sehat. Kamu sudah harus fokus sama mate mu dan perasaan aku lama lama makin pudar. Mungkin memang sebelumnya perasaan kita cuma euforia sesaat. Kita pilih jalan masing masing aja ya? Kembali jadi dua sosok manusia yang hanya sebatas teman." Tutur Jaemin.

"Nggak. Aku nggak setuju. kita cuma sama sama lagi kehilangan arah na. Maaf kalau semisalnya kemarin marin aku lebih sering sama Min Young, tapi itu salah satu paksaan kakek juga. Setelah ini aku akan lebih banyak luangin waktu untuk kamu." Tolak Jeno. Sang alpha berusaha meraih tangan kekasihnya namun sayangnya Jaemin menghindar.

"Kita udah gak bisa jadi kita, Jeno. Bukan cuma kehadiran kamu tapi perasaan aku juga perlahan menghilang. Sekarang cuma ada aku dan kamu, bukan kita. Berhenti ya Jeno? Kita selesaikan semuanya?" Jeno menggeleng ribut menolak perkataan Jaemin.

"Aku. Tidak. Mau. Na. Jaemin. Tidak ada yang usai dari kita." Tegas Jeno yang dengan sengaja mengeluarkan feromonnya untuk menggertak Jaemin.

Beruntungnya cafe tersebut sedang sepi pengunjung. Jaemin dapat mencium sekilas namun tak terpancing. "Kendalikan feromonmu Jeno. Jika kau lupa aku masih seorang omega cacat, aku tidak dapat mencium feromon mu dengan jelas dan kau tak bisa mengendalikanku."

"Jika kau terus terusan menebar feromon mu, omega lain yang akan terpancing nantinya." Jelas Jaemin membuat Jeno perlahan mengendalikan feromonnya.

"Na..."

"Kita selesai ya Jeno. Tolong jaga diri baik baik." Jaemin beranjak dari duduknya dan mengusap pelan pundak Jeno lalu meninggalkan sang alpha sendirian disana.

Bagi omega dan alpha biasa, cinta pertama bukanlah sesuatu yang memiliki pengaruh dalam hidup mereka. Mereka dapat jatuh cinta dan hilang perasaan begitu saja ketika sudah menemui mate mereka.

Namun bagi seorang King dan Queen, cinta pertama adalah sebuah anugrah dan petaka. Sebuah anugrah bila cinta pertama mereka adalah mate masing masing, atau cinta pertamanya dapat menerima dirinya sebagai selir. Namun juga menjadi sebuah petaka apabila salah menempatkan hati, apabila bukan mate mereka dan yang lain enggan menjadi selir.

Hidup King dan Queen akan mendapati kegusaran bila mana cinta pertama mereka berakhir kandas meski cinta dari mate mereka terus mengalir, rasa gusar akan tetap ada hingga maut menjemput.

Dan kini, sang King kehilangan cinta pertamanya. Jeno dapat memperjuangkan Jaemin apabila sang omega juga mempunyai rasa yang sama. Namun kini rasa cinta Jaemin untuknya telah hilang.

Meninggalkan jejak gusar untuk sang King itu sendiri.
































Jeno berjalan tertatih memasuki kamar sulung Jung. Hari ini ia memilih untuk pulang ke mansion Jung. Kini ia benar benar berantakan, ia membutuhkan sang kakak untuk berbagi lukanya yang menyakitkan ini.

"Mark..." panggil Jeno lirih.

"Jen, kenapa?" Mark langsung menghampiri Jeno yang sedikit pucat dan lemas.

"Jaemin, Mark. Jaemin." Kacau Jeno.

"Jaemin kenapa jen?"

"Hilang. Perasaan nya hilang Mark. Jaemin sudah tidak merasakan perasaan cinta itu lagi." Jeno sedikit terisak didepan sang kakak.

Mark yang merasa adiknya sedang rapuh langsung membawa kedekapannya. Mark bingung harus bertindak seperti apa? Disatu sisi ia tak ingin adiknya berpisah namun disisi yang lain apabila mereka terus bersama itu hanya akan menyakiti satu sama lain.

"Aku cinta Jaemin, Mark." Isak Jeno. Jeno berada dititik terendah dimana ia kehilangan cinta pertamanya, separuh jiwanya. Tubuhnya pun ikut bereaksi ikut sakit karena hatinya sakit.

Dari balik pintu kamar Mark yang tidak tertutup rapat terdapat Taeyong yang kini ikut terisak meratapi nasib sang anak. "Kalau boleh memilih, lebih baik anakku tidak ada yang menjadi King. Sakit sekali rasanya melihat kebahagiaannya terenggut." Lirih Taeyong.


























Winwin terkejut mendapati Jaemin yang masuk rumah dalam keadaan tidak baik baik saja. Raut wajahnya terlihat sendu. "Nana kenapa sayang?" Tanya Winwin.

"Papii.." Lirih Jaemin.

"Iya sayang ini papi.. nana kenapa?" Tanya Winwin lagi, ia mengelus permukaan wajah Jaemin dengan pelan.

"Usai papi, semua nya usai. Nana memutuskan untuk mengusaikan perasaan nana untuk Jeno. Hiks." Isaknya pelan. Winwin yang tau kemana arah pembicaraan mereka langsung membawa sang anak kedalam dekapannya.

"Hiks.. Sakit papii, Jeno bukan milik nana lagi." Isak Jaemin.

"Sayang sayangnya papii hebat, kuat ya sayang." Ucap Winwin.

Nyatanya yang namanya perpisahan terpaksa tidak ada yang menyenangkan. Dua diantara mereka sama sama merasa sakit, merasa pilu atas hubungannya yang kandas.

Cintanya memang kuat, tapi takdir tak kalah kuat.

T B C.


Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang