18.

20K 2K 31
                                    

Haiii👋 long time no see!!

Jangan lupa comment^^





Pagi yang cerah disambut oleh sinar matahari dan bunyi kicauan burung membangunkan Jaemin yang tengah tertidur dengan lelap. Matanya mengerjap pelan membangunkan seluruh kesadarannya, disebelahnya terdapat lelaki berhidung mancung yang masih dengan nyaman terlelap sambil melingkarkan tangannya dipinggang ramping Jaemin.

Jaemin menatap alpha tersebut dengan lamat, jari jari indahnya menyusuri setiap inci pahatan sempurna milik Jeno. Jaemin mengusap rahang tegas tersebut dengan pelan dan hati hati karena tak ingin membangunkan si empunya. Meskipun hari hari mereka sudah biasa seperti ini, Jaemin masih tetap merasakan detk jantungnya selalu berpacu dengan cepat.

"Jeno, aku takut jatuh cinta sama kamu." Ucapnya pelan, sangat pelan hingga hanya dirinya dan Tuhan saja yang tau. Dalam hati Jaemin meminta pada Tuhan untuk membiarkan dirinya egois sejenak saja agar dirinya bisa Bersama Jeno hingga Jeno menemui matenya.

"Jeno, bangun." Bisik Jaemin ditelinga Jeno. Sang alpha merasa sedikit terusik karena geli menerpa telinganya.

"eugh, morning." Sapa Jeno dengan suara seraknya. Jaemin lagi lagi tertegun. Ah, sepertinya ia memang sudah jatuh hati dengan King Alpha dihadapannya. Jantungnya benar benar berpacu dengan kencang, pipinya memanas.

"wake up jen, aku mau mandi." Jaemin menyingkirkan tangan Jeno dan membebaskan dirinya dari kurung peluk sang alpha.

"ikut" Jeno menyibak selimutnya ikut turun dari ranjang.

"ikut apa?" tanya Jaemin bingung.

"mandi" seketika wajah Jaemin memerah, ia melempar handuk yang sudah ia ambil ke wajah Jeno.

"mesum!" Jaemin langsung terburu buru masuk kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandinya.





















Jeno kini tengah setia menatap omega manis yang tengah melahap habis sebox ice cream dengan semangat. hari ini Jeno menjanjikan sang omega untuk mentraktir dan membawanya bermain sepuasnya karena kelakuannya semalam membaut ia dan Jaemin menjadi sedikit canggung, lebih tepatnya Jaemin yang canggung dan menghindar takut takut di terkam Jeno.

"makasih banyak Jeno, ice cream nya enak hehe" ucap Jaemin tersenyum senang.

setelah selesai dengan urusan ice cream nya, Jeno dan Jaemin berjalan beriringan menuju timezone seperti janji Jeno. Jaemin dengan antusias menarik tangan Jeno kesana kemari mencoba beberapa permainan.

"Jeno ayo coba, jangan liatin nana aja" ajak Jaemin. akhirnya Jeno ikut main bersama dengan sang omega, mulai dari basket, motor motoran, capit boneka dan lain lain. tak terasa mereka berdua bermain disana selama 3 Jam yang mana matahari sudah menghilang dan digantikan sang rembulan.

Jaemin berjalan dengan riang sambil memeluk 3 boneka yang berhasil Jeno dapatkan dari mesin capit yang ia mainkan. sebelum pulang, Jeno mengajak Jaemin untuk mampir terlebih dahulu ke salah satu fashion store untuk membeli jaket dan beberapa baju yang terlihat sepasang. kedua kini memasuki mobil dan bersiap untuk kembali ke mansion utama Jung.

Ditengah perjalanan dan heningnya malam, Jaemin dengan riang bersenandung hingga tak sengaja perutnya berbunyi minta diisi. Jeno yang juga mendengar gemuruh suara perut Jaemin pun menoleh ke asal suara dan mendapati Jaemin yang memegangi perutnya sambil terkekeh kearahnya.

"kenapa gak bilang tadi kalo lapar, hm?" tanya Jeno.

"hehe tadi kan selama jalan jalan Jeno yang traktir main dan belanja, jadi nana gak enak bilangnya soalnya nana lupa bawa dompet." kekeh Jaemin.

"ck santai sih, mau makan apa?" Jaemin tampak berpikir hingga ia melihat sebuah lapak yang tampak ramai dan berkilap kilap.

"kita ke pasar malam aja mau gak Jeno? murah murah tau, nana mau sekalian beli ice cream." ajak Jaemin.

"kamu mau minta beliin mall yang tadi juga aku jabanin" celetuk Jeno.

"ish Jeno, aku yang nggak ada uang klo beli makan di mall yang tadi" Jaemin merengut kesal.

setelah perdebatan kecil tadi dan Jeno yang agak kesulitan mencari parkiran untuk mobil, akhirnya keduanya turun menjelajahi dunia malam di pasar malam. Jaemin membeli cumi bakar, tteokboki, corndog, sosis bakar, dan banyak jajanan lainnya.

Jeno selalu Jaemin tawarkan ingin beli apa tapi sang alpha selalu menolak dan menyerahkan tugas memilih makanan tersebut pada sang omega. keduanya kini duduk disalah satu kursi kosong di pinggir pasar malam tersebut yang mana agak jauh dari keramaian. Jaemin denan senang melahap makanan makanan tersebut hingga belepotan ke sudut sudut bibit hingga pipi sang omega.

Jeno yang gemas dengan cara makan Jaemin langsung berdecak kesal melihat saus dari makanan tersebut mengotori sudut bibir dan pipi Jaemin, persis seperti anak bayi yang sedang belajar makan sendiri. dengan telaten Jeno mengusap noda noda yang menempel di wajah Jaemin guna membersihkannya.

"Jwenow mwau gwak?" tanya Jaemin dengan mulut penuh dan menyodorkan sebuah sosis bakar yang masih utuh.

"makan aja" tolak Jeno secara halus. Jaemin pun kembali melahap sosis tersebut dengan nikmat, membuat Jeno yang tadinya tidak berminat itu menjadi tergoda.

setelah sosis tersebut dilahap habis oleh Jaemin, sang omega kini berganti melahap sebuah corndog mozarella yang tadi ia pesan. Jaemin bermain main dengan keju yang meleleh tersebut, ia tarik tarik hingga memanjang. setelah mozarella tersebut putus, Jaemin kembali menggigit bagian lain dan menariknya. Jeno yang geram pun ikut menggigit corndog yang ada di tangan Jaemin dan ikut menariknya. menjadikan keju yang meleleh tersebut terbagi menjadi dua, kemulut Jaemin dan kemulut Jeno.

Jaemin pun yang mendapati perlakuan mendadak dari sang alpha terkejut hingga berhenti lalu menatap Jeno yang juga menatapnya. keduanya menggigit hingga kembali kebagian besar corndog tersebut yang membuat kedua hidung mancung mereka bertemu satu sama lain. 

dari jarak yang sangat dekat, Jeno dapat melihat wajah Jaemin yang sangat cantik dan lucu berkali kali lipat. bibir semerah cerry tersebut sangat menggoda dan ingin sekali ia lahap. tak memedulikan sisa keju yang ada di mulut mereka, Jeno langsung menyambar bibir Jaemin dan menjauhkan corndog ditangan Jaemin agar keduanya fokus dalam panggutan hangat. 

Jeno meraih tengkuk Jaemin agar dapat memperdalam ciuman mereka. Jeno tak segan untuk menggigit ranum merah milik sang omega agar sang omega membuka mulutnya untuk ia jelajahi. Jeno mengabsen setiap deret gigi gigi putih milik Jaemin hingga rongga rongganya. 

keduanya larut dalam keheningan malam serta panggutan hangat satu sama lain. hingga Jaemin yang lebih dulu kehabisan nafas dan memukul pelan bahu Jeno pertanda ingin berhenti. Jeno melepaskan tautan bibir mereka dan menatap sang omega yang tengah mengambil oksigen banyak banyak, ranum merah kesukaannya terlihat lebih besar karena bengkak setelah ciuman tadi.

"ayo pacaran, Jaemin."

T B C.





Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang