36

23.5K 2.1K 97
                                    

"beberapa hari lagi saat itu akan terjadi, kita akan menguasai dunia. menjadikan siapapun tunduk dibawah perintah kita." tutur seseorang dengan nada yang sangat arogan. dia adalah pemimpin bangsa serigala yang diliputi kejahatan serta kekuatan ilmu hitam.

tak semua orang tau bahwa bangsa ini masih ada. Black demon wolf merupakan salah sayu bangsa werewolf yang sempat memberontak dan memerangi werewolf lainnya. tak hanya itu, bangsa tersebut juga memerangi para beta serta bersekutu dengan ilmu hitam. masa itu merupakan salah satu masa kelam karena pembantaian besar besaran.

"tuan, apa kau yakin semuanya akan berhasil?" ucap seorang asistendari laki laki tersebut.

"tutup mulutmu Na, kau bahkan tak berhasil menjaga anak tersebut hingga hilang begitu saja." marah sang ketua.

"maafkan saya atas kelancangan dan kelalaian saya tuan" laki laki yang disebut Na itu membungkukkan tubuhnya tanda hormat dan maaf.

"sudahlah, ingat kali ini tidak ada yang bisa menggagalkan bangkitnya black demon. saat upacara dilangsungkan, pastikan tempat itu sudah terkepung oleh pasukan kita." perintahnya yang dituruti oleh para bawahannya.



















"Selene, sudah seminggu ternyata aku menetap dan berlatih disini. apa aku tidak perlu kembali? takutnya papa dan papi khawatir." ucap Jaemin pada Selene.

"tidak perlu, Jaemin. orang tuamu sudah kuberitahu dan sudah diberi izin juga. Winwin tak akan khawatir bila kau bersamaku." jawab Selene.

"Selene ih, papi panggilnya jangan Winwin Winwin. kita harus hormat sama yang lebih tua" rajuk Jaemin.

"memangnya umurku dibawah papimu?" Jaemin melotot kaget. jangan jangan selama ini Selene lebih tua darinya.

"kamu lebih tua dari papi? Selene yang bener aja ah." Jaemin benar benar merajuk seperti anak kecil yang membuat selene terkekeh gemas.

"Sudah sudah, dihabiskan makannya setelah ini kita akan berlatih kembali. Kau siapkan?" Jaemin mengangguk dengan semangat. Ia harus terus mengasah kekuatannya dan fisiknya agar nanti siap menjalankan misi yang sudah diberitahu oleh Selene.

Dengan cepat si kecil Nakamoto itu melahap habis makanannya dan buru buru menghampiri Selene yang sudah pergi terlebih dahulu ke pinggir air terjun. "fokuskan dirimu dan kendalikan pikiranmu, Jaemin. anggap aku adalah musuhmu dengan jumlah yang banyak dengan kekuatan yang lebih besar."

Jaemin pun memejamkan matanya membayangkan apa seperti apa yang Selene katakan. Cahaya putih mulai bermunculan, semakin besar dan semakin terang. Semilir angin seakan mengikuti apa yang Jaemin lakukan, bertiup kencang mengguncangkan pepohonan. Cukup lama Jaemin dalam posisi mengendalikan kekuatannya.

"Cukup Jaemin, kekuatanmu sudah berkembang sangat pesat. Kau sangat cepat belajar." Perlahan Jaemin kembali mengontrol dirinya. Nafasnya sedikit memburu karena energi yang ia keluarkan ketika mengeluarkan kekuatan tadi banyak terkuras, untungnya ia sudah banyak belajar mengendalikan tenaganya sehingga tidak tumbang ketika mengeluarkan kekuatannya.

"Apakah kita akan latihan lagi?" Tanya Jaemin.

"Jika kau tak kelelahan, mari berlatih berlari dan melompat dalam bentuk serigalamu." Mata Jaemin berbinar senang.

Latihan ini salah satu yang menjadi latihan favorite nya. Ia senang bisa berlari sangat kencang, matanya juga sangat jernih dan jeli. Jaemin bisa bermain main dihutan dengan Selene yang juga berbentuk serigala, dapat berbicara dengan beberapa hewan yang ia temui.

Jaemin ini, terlihat cacat namun nyatanya sangat gawat. Benar benar bagai pinang dibelah dua.

Keduanya berlari hingga tak sadar bertemu dengan seorang serigala putih bersih mirip seperti Selene, namun ukurannya lebih kecil dan tidak bersinar seperti Selene.

"Selene?" Ucap serigala putih tersebut.

"Ji Won" serigala Ji Won nampak terkejut dan buru buru merubah kembali dirinya menjadi seorang manusia.

Ji Won bersimpuh memberikan salamnya pada serigala Selene. Hal tersebut membuat Jaemin tercengang, bagaimana bisa seorang wanita yang terlihat jauh lebih tua bersimpuh didepan Selene yang sepantaran dengannya. Ya, untuk sekarang Jaemin masih menganggap Selene sepantaran dengan dirinya.

Jaemin kini merubah dirinya menjadi seorang manusia seperti perempuan yang bernama Ji Won tersebut. "Ahjumma, bangunlah. Selene jangan bercanda seperti itu ihh, ini ahjumma sampai bersimpuh. Kau ini sebenarnya siapa sih?!" Omel Jaemin pada Selene sambil membantu membangunkan perempuan bernama Ji Won tersebut.

Selen tersenyum kecil dan merubah kembali dirinya menjadi sesosok manusia.

"Siapa dia, Selene?" Tanya Ji Won.

"Nakamoto Jaemin. Anak Nakamoto Winwin, atau lebih tepatnya cucumu." Jawabnya. Ji Won menatap Jaemin tak percaya.

"Tunggu? Aku cucu ahjumma ini? Maaf ya ahjumma, Selene ini memang suka sekali melantur." Ucap Jaemin pada Ji Won.

"Kau anak Nakamoto Winwin?" Jaemin mengangguk.

"Iya aku anak nya papi Winwin, ahjumma kenal kah dengan papi aku?" Tanya Jaemin bingung.

"Ya, tentu saja.. bagaimana bisa aku tak mengenal anakku sendiri." Ji Won tersenyum menatap Jaemin.

"Woah, jadi ahjum- ah tidak halmoni ini halmoni ku? Tunggu, SELENE KITA BERTEMU DENGAN RATU KE SEPULUH. BERSIMPUHLAH SELENE, CEPAT." Jaemin langsung mengambil ancang ancang untuk jongkok dan bersimpuh didepan Ji Won namun tubuhnya ditahan oleh Ji Won sendiri.

Ji Won terkekeh melihat tingkah lucu Jaemin. "Pantas Winwin menolak datang dan memilih untuk menjaga anak nya dirumah. Sekarang aku tau alasan mengapa Winwin sangat menyayangimu, terlebih kau bisa dekat dengan Selene." Tutur Ji Won.

"Kemarilah, sayang. Kau tak ingin memeluk halmoni mu?" Ji Won merentangkan tangannya membuka ancang ancang untuk memeluk.

"Eh boleh kah?" Ucap si omega paling kecil itu yang tampak kebingungan.

"Tentu saja, kau cucu ku." Jaemin pun masuk kedalam pelukan hangat Ji Won,  keduanya merasa seperti ada ikatan yang tak kasat mata.

"Kalau kau sudah membawa seseorang, artinya dia bukan orang sembarangan. Ya kan, Selene" Selene hanya diam dan tersenyum kecil.

"Ada hal yang luar biasa dalam tubuh anak ini." Ji Won menatap Jaemin yang ikut menatap dirinya dengan perasaan kagum.

"Hahaha memang mirip sekali dengan Winwin, kalian berdua ikutlah ketempatku." Selene pun mengangguk. Mereka bertiga berubah menjadi serigala dan langsung berlari ditengah hutan tersebut menuju tempat tujuan mereka.






























H-2 Upacara sumpah mati.

"Kenapa nana belum pulang juga ya? Sudah dua minggu lebih ini.. apa yang dilakukan oleh dia pada nana." Ucap Winwin pada Yuta. Ia sangat khawatir dengan kondisi sang anak.

"Tenanglah sayang, kau sendiri yang mengizinkan dia untuk membawa nana. Aku yakin juga dia tidak akan macam macam." Sahut Yuta menenangkan pasangannya.

"Win, apa kau akan datang di upacara sumpah mati lusa nanti?" Tanya Yuta.

Winwin diam membisu, ia bingung sekali. Rasa ingin menolak sangat besar namun kewajiban serta permintaan Jeno yang sedikit memberatinya. "Apa nana tidak apa apa jika aku kesana dan membantu prosesinya?" Tanya Winwin takut takut.

"Anak kita itu adalah Anak yang pikirannya paling dewasa dari yang aku kenal. Kalaupun nanti nana sakit, kita akan membawanya pergi dari sini dan hidup bahagia bersama dinegara lain." Tutur Yuta.

"Kau tau win, dia tidak akan mendatangi sembarang. Anak kita ini dari pertama kali aku bertemu langsung merasakan ada yang spesial." Lanjut Yuta.

"Benar, anak kita memang sedikit lain dari yang lain. Itu lah yang membuatku ingin terus menjaganya." Malam itu, sebelum gerhana bulan total terjadi, sebelum sumpah mati dilakukan.. beberapa orang sibuk dengan pikirannya masing masing, tidak ada yang tau apa yang akan terjadi lusa nanti...

T B C.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang