Death Game- Author pov

3.3K 160 26
                                    

Warning for typo
°^°^°^°^°
Nia dan Angel terus berlari membelah hutan lebat dan tak tau arah jalan kembali ke kelompok mereka..
Berharap dengan terus berlari mereka terhindar dari kejaran pria buruk rupa suruhan Vampire gila yang membawa Eliz.

"Hosh..host... Nia, Angel capek"

"Kita gak ada waktu buat istirahat Ngel! Tuh om om jelek bakal nemuin kita"

"Angel gak peduli yang penting Angel cape" rajuk Angel seperti biasa.

"Oke istirahat 10 menit kita cari tempat dulu" ujar Nia dan merekapun memilih memanjat pohon tertinggi dan bersantai disana menikmati angin sepoi sepoi dan udara yang sedikit panas.

"Gue masih gak nyangka gue ngikutin game ginian" ujar Nia tiba tiba saat keheningan berangsur lama.

"Angel juga"

Hening kembali menyelimuti suasana kedua perempuan itu. Sibuk dengan pikiran dan flasback dimasa sebelum mereka mengikuti Game ini.

"Gue sadar dulu gue kayak cabe... Dan gue nyesel udah buat mereka benci ama gue. Buat mama gue nangis, bahkan gue ngabisin duit papa gue buat make up and shopping... Gue parah banget ya? Apa lagi gue ngikut game ini cuman gara gara gengsi gue yang gede banget", ujar Nia lagi dengan wajah yang sedih.

" Nia aslinya baik kok Angel tau itu. Toh Nia masih punya temen kan dulu? Dibanding Angel? Angel aja gak tau kenapa tiba tiba Angel disini, tapi Angel gak nyesel. Disini Angel dapet temen berharga.. Temen yang mau nerima Angel walau kadang Angel diejek ama kalian tapi Angel tau kalian sayang ama Angel" ujar Angel sambil menatap langit.

"Lu gak takut kalau lku gak selamet disini?"

"Hidup dan mati kan ditangan tuhan kalau udah waktunya Angel mati Angel gak masalah toh Angel seneng walaupun harus mati sekarang karena, Angel udah ngerasain gimana punya temen sejati." jawab Angel sambil tersenyum pada Nia.

Nia menatap Angel tak percaya sebegitukah ia bersyukur memiliki teman? Bukannya teman itu merepotkan? Mereka hanya mampu bergosip dan mencela orang dibawah mereka?
Tapi karena Angellah Nia sadar tak semua orang seperti itu. Mungkin ia harus memulai dan menata kembali pertemanannya dengan yang lain?

"Kemana mereka?!" tiba tiba suara bas nan menggelegar memasuki panca indra Nia dan Angel.

"Ngel, jangan mikir macem macem" bisik Nia

Angelpun mengerti tapi siapa tau ternyata yang ia pikirkan itu keluarga dango? Dango itu film lama dijepang, Angel yang bisa dikatakan otaku (gila Anime) menyukai lagu itu.

"Nyanyian jepang?" ujar Bora pria berwajah seram dengan sayatan diwajahnya tak lupa brewok yang ia punya dan otot otot yang tercetak jelas dikaousnya menambah kesangaran pria itu.

"Nyanyian jepang?" lirih Nia sambil menoleh kearah Angel yang memejamkan mata.

Tapi sayangnya suara Nia mampu didengar oleh Bora walaupun suara itu terdengar sebagai suara yang dapat didengar sendiri.

"Diatas sana" tunjuk Bora pada anak buahnya

"Angel kabur!" triak Nia tiba tiba mengagetkan Angel dari dunianya.

"Tapi Nia gimana?"

"Gue bakal tahan mereka semampu gue cepet kearah anak anak jangan noleh kebelakang apapun yang terjadi", ujar Nia tanpa menoleh kearah Angel.

" tapi..."

"Pergi!" bentak Nia pada Angel. Akhirnyapun Angel pergi meninggalkan Nia seorang diri.

Sekarang gue tau gimana rasanya berkorban demi teman sendiri...
Begitu damai dan ada sensasi tersendiri... Gue harap lu selamat Ngel batin Nia

Dan Niapun meloncat kearah Bora dan ke 2 anak buahnya.
Anak buah Bora menyerang bersama samaan menimbulkan goresan disekujur tubuh Nia. Walaupun Nia sempat menghindar beberapa kali tapi gerakan musuhnya jauh lebih cepat dibandingkan dengannya.
Tebasan demi tebasan, tangkisan demi tangkisan...
Sampai akhirnya Nia kehabisan tenaga Bora pun tersenyum senang dan memegangi dagu Nia.

"Bergaya menjadi pahlawan huh?"

Niapun memberontak dan berusaha menebas tangan Bora tapi apa daya karena tenaganya yang sudah terkuras habis dengan mudah Bora memegangi tangannya dan mencengkram tanganya sampai sampai ia merasa tulangnya akan patah saat itu juga.
Pedangnyapun jatuh dan tubuh Niapun terduduk dengan tangan yang masih saja dicengkram oleh Bora.

"Kamu cantik.. Mungkin aku bisa meminta my lord untuk membiarkanmu bebas dan menjadi istriku"

"Cuih sapa yang sudi sama lu?!"

Plak
Tamparan yang cukup keras mengenai pipi Nia dan menyebabkan bibienya robek dan berdarah dan kesadaran Niapun menghilang.

"Cih gak tau diuntung! Bawa dia ke istana"

°^°^°^°
Sedangkan ditempat lain Angel terus berlari tanpa arah dan air matanya pun jatuh setiap ia melangkah...
Jauh didalam hatinya Angel berat untuk meninggalkan Nia menghadapi mereka sendirian.

Bagaimana jika Nia gak selamat?
Gimana kalau Nia kenapa napa?
Pertanyaan yang sama berulang ulang dibenak Angel.
Ia merasa selalu merepotkan orang lain....
Selalu membuat orang lain berkorban deminya...
Sampai pada akhirnya ia menemukan tempat Zero dan kawan kawan ia berlari mengharapkan bantuan.

Tapi apa daya tempat itu telah hancur. Banyak darah dimana mana... Bahkan peserta lain tampak tergeletak mengenaskan..

"Bunny??? Olla??" ujar Angel dengan suara yang bergetar...

Kresek kresek
Suara rerumputan yang dipijak mengalihkan perhatian Angel, sambil air mata yang terus mengalir Angel menunggu siapa atau apa yang akan datang kearahnya.

°^°^°^°^°^°^°
Udah dulu ya readers :v otakku ngestuck banget nih :v update cepet kan? Cepet dong wkwkwk gimana? Makin bagus atau makin gak jelas? Kira kira apa tuh yang nyamperin Angel ya?
Aku juga gak tau :s liat part selanjutnya aja deh :v

Vote dan coment jangan lupa ya!
Yang UN hari senin ayo semangat habis UN libur :v #plak blm apa apa mikirin libur :v semoga kls 9 disemua tempat, daerah, kota lulus semua! Amin :v
Ya udh sekian deh :v

Death Game [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang