0.3 Ku Kira Hilang Bayangmu

35 8 0
                                    

Sentuhan terakhir penutup make up ku adalah lip tint warna peach yang aku ombre dengan warna cherry. Yes! Akhirnya beberapa menit lagi aku akan bertemu dengan penyanyi kesayanganku dari SMP. Aku melirik jam yang menggantung di dinding. Kurang lima menit lagi harusnya Kafi akan datang, akupun langsung turun ke bawah.

Mataku membulat terkejut, rupanya cowok itu sudah datang lebih awal akupun mempercepat langkahku. Menghampiri Bibu yang tengah asyik mengobrol dengannya, kemudian langsung duduk di sebelah wanita itu mencomot cup cake di piring depan Kafi, memakannya.

Bibu melirikku. "Bia gak sopan ah, itu kan buat Kafi. Kamu ini kebiasaan."

Aku tak menjawab ucapan Bibu, sibuk menikmati cup cake yang memenuhi mulut.

"Jadi bisa besok tante?" tanya Kafi.

Aku melirik cowok itu. Menaikan alisku.

"Bisa dong." tukas Bibu.

Aku yang bingung, menatap keduanya bergantian. "Besok? bisa apanya si? Maksudnya?"

"Gue mau bawa orang tua gue buat lamar lo besok, gimana? Tante aja setuju."

"Dih! Emang iya Bibu?"

Bibu mengulum tersenyum.

"Kan Bia, besok siap-siap yah dandan yang cantik?"

"HAH?!"

Bibu terkekeh, mencubit pipiku. "Biasa aja dong mukanya Bia, gak usah kaget gitu santai."

"Hah serius?"

Kafi tertawa. "Ya gak lah! Gila kali gue ngelamar orang yang belum move on dari mantannya. Yang ada jawabannya udah pasti ditolak."

Aku berdecak, melotot ke arah cowok itu. "Mood gue udah rusak, sana berangkat sendiri ke konser."

"Ck gitu deh ambekan. Yuk berangkat udah jam 7 nih."

Aku masih diam di tempatku.

"Yaudah, yakin nih ga jadi ikut? Nanti gue pamer ah foto bareng Tulus, terus spam di story ah."

Aku langsung bangkit dari dudukku. "Lo maksa! Ayo berangkat!" kataku melangkah keluar setelah salim pada Bibu.

"Titip Bia ya Kaf, jagain."

"Pasti tante."

Bibu tersenyum menepuk bahu Kafi. "Gak nyangka kamu udah segede ini Kaf, dulu SMP kamu sama Bia tinggi Bia. Kok kamu bisa tinggi gini si kaya tiang? Awalnya tadi tante pangling loh. Kamu si udah lama gak main."

Aku melongokan kepala di pintu. Rupanya Bibu masih mengobrol dengan Kafi. "Temu kangennya dilanjut nanti dong Bibu, teman hidup Bia udah nunggu di sana nih. Ayo Kaf! Atau lo ga jadi pergi mau ngobrol sama Bibu aja?"

Bibu cuma geleng-geleng melihat kelakuanku. "Gih berangkat, Bia emang gak sabaran. jangan ngebut ya Kaf?"

Kafi mengangguk. Kemudian melangkah keluar.

"Bia jaketnya nih, kamu itu kebiasaan deh. Dingin loh naik motor malam-malam." Bibu menyusul ke teras rumah sambil mengibaskan jaket milikku.

Aku menunjukkan jajaran gigiku, meraih jaket berbahan wol dari tangan Bibu. "Makasih Bibu, Bia berangkat dulu yah?" kataku mencium pipi Bibu.

"Iya, jangan bikin repot Kafi."

"Kafi yang kayanya bakal bikin repot Bia tante." tukasnya sambil memakai helm.

Bibu tersenyum. Kemudian melambaikan tangannya kepadaku dan Kafi yang siap meluncur menuju Konser Tulus, bertemu dengan Teman Hidup, Nala, dan Gajah—tiga dari puluhan judul lagu tulus yang sepertinya akan dinyanyikannya dalam konser nanti.

Done For Me [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang