● Marvin

1.8K 255 54
                                    

Masih pada inget ga sama cerita ini?

ᴛʰᵉ ᴀᶜʰⁱˡˡᵉˢ

Manusia tidak akan pernah bisa menebak kapan musibah akan menimpa. Mereka yang awalnya bahagia, bisa saja satu menit kemudian tertimpa musibah yang tidak terduga.

Seperti yang dirasakan Ayah Basta dan anak-anaknya. Mereka tidak mengira perjalanan mendakinya membuat Samudra dan Marvin sampai masuk rumah sakit karena hipotermia berat. Suhu tubuh keduanya kurang dari 28°C. Bahkan dokter hampir tidak bisa menemukan nadi dan laju pernapasan mereka. Saking paniknya juga, Sagara bahkan melupakan profesinya yang seorang dokter.

Keduanya dinyatakan kritis akibat hipotermia berat yang mereka berdua alami dan berada di rumah sakit milik keluarga Achilles. Mereka ditempatkan di ruang yang sama agar memudahkan Ayah Basta menjenguk.

Sudah terhitung 24 jam Samudra dan Marvin belum siuman, Sebasta semakin pusing memikirkan kondisi kedua bungsunya. Ia bekerja seperti biasa di kantor, namun pikirannya ke mana-mana.

Tok tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Basta, di tatapnya pintu itu sejenak kemudian berujar, "Masuk!"

Pintu kayu berwarna cokelat itu terbuka menampakkan seorang wanita dengan rok pendek dan high heels masuk dengan langkah yang anggun.

Sesuai namanya, sih.

"Selamat siang, Pak Basta. Saya ingin mengantarkan berkas yang harus bapak tandatangani. Silakan, Pak."

Tanpa berbicara seperti biasa, Basta langsung mengambil pena dan menandatangani berkas penting tersebut satu-satu.

Sementara perempuan itu menampilkan senyum begitu melihat wajah Basta yang tampak masam.

"Pak, boleh saya tanya sesuatu?" tanya perempuan tersebut hati-hati.

Basta berdeham tanpa menoleh sedikitpun. "Gimana kabar anak kembar, Bapak? Mereka sudah siuman?"

Sebasta menghela napas jengah. Ia membereskan semua dokumen yang di bawa oleh sekretarisnya itu kemudian meletakkannya di pinggir meja. "Sudah selesai."

"Baik, Pak. Terima kasih."

Jika suasana hatinya sedang buruk begini Sebasta berubah menjadi orang yang cuek seperti sekarang. Tidak ada yang bisa membuat suasana hatinya membaik lagi kecuali anak-anaknya. Oh, jangan lupakan Jono sang asisten pribadi.

"Pak Basta."

Sekretaris wanita itu hendak mengucapkan sesuatu sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan itu.

"Saya tau berat bagi Bapak untuk mengurus semuanya sendiri, terlebih di saat kondisi anak Bapak sakit seperti sekarang. Bapak bisa panggil saya kalau Bapak ingin cerita. Hitung-hitung itu bisa buat beban Pak Basta berkurang." Wanita itu tersenyum manis di bibirnya yang berwarna.

The Achilles •Local VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang